Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Raup Rp3,8 Triliun, Saratoga (SRTG) Klaim Kinerja 2024 Solid

Ini karena portofolio perusahaan-perusahaan penyumbang utama memiliki catatan yang bagus

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 13 March 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Syahrianto
Raup Rp3,8 Triliun, Saratoga (SRTG) Klaim Kinerja 2024 Solid Ilustrasi Saratoga Investama Sedaya (Foto: Dok. Saratoga)

KABARBURSA.COM - Perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengklaim kinerja keuangannya solid selama 2024 karena portofolio perusahaan-perusahaan penyumbang utama memiliki catatan yang bagus.

Direktur Investasi SRTG, Devin Wirawan, membeberkan pencapaian itu didorong oleh  optimalisasi kinerja perusahaan-perusahaan portofolio utama seperti PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), yang sukses memperkuat fundamental bisnis di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.

“Kami fokus mengoptimalkan peluang di sektor-sektor strategis, yang tercermin dalam tiga pencapaian utama: penghasilan dividen yang signifikan, kenaikan valuasi perusahaan portofolio yang berdampak pada pertumbuhan NAV (net asset value), serta investasi pada portofolio perusahaan baru,” ujar Devin melalui keterangannya pada Kamis, 13 Maret 2025.

Devin menyebut, SRTG tercatat memperoleh penghasilan dividen sebesar Rp3,8 triliun pada 2024, meningkat 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh arus kas positif dari perusahaan portofolio seperti ADRO, TBIG, dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). 

Secara khusus untuk Adaro, menutup tahun 2024, pemegang saham ADRO telah menyetujui pembagian dividen interim sebesar USD200 juta, yang dibayarkan pada 15 Januari 2025. Selain itu, MSCI telah meningkatkan peringkat ESG ADRO dari BBB menjadi A, menjadikannya perusahaan pertama di sektor pertambangan batu bara Indonesia yang memperoleh peringkat A dari MSCI.

Selain itu, SRTG berhasil memonetisasi perusahaan portofolio dan menghasilkan arus kas sebesar Rp712 miliar, sehingga total arus kas yang berhasil diperoleh sepanjang tahun 2024 mencapai Rp4,5 triliun.

"Kami akan terus memperkuat nilai perusahaan portofolio kami melalui pendekatan investasi yang terukur dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang,” tambah Devin.

Ia membeberkan salah satu langkah strategis yang dilakukan perusahaannya selama 2024 terakhir adalah mengakuisisi mayoritas saham Brawijaya Healthcare (Brawijaya), sebuah jaringan rumah sakit terkemuka di Indonesia. Akuisisi ini didorong oleh fundamental bisnis Brawijaya yang solid serta potensi ekspansi yang besar dalam sektor layanan kesehatan. 

Sementara, Brawijaya telah mengoperasikan lima rumah sakit dan dua klinik yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Bandung, dan Tangerang.

Perusahaan yang didirikan sejak 1997 ini juga sempat bekerja sama dengan Bersama Digital Asia Infrastructure Pte Ltd (BDIA) meresmikan data center Tier IV di Jakarta Timur.

Anak perusahaan BDIA, Bersama Digital Data Centres (BDDC), yang merupakan penyedia data center dalam kota terdepan dengan sistem digital canggih dan interkonektivitas terintegrasi, menorehkan pencapaian penting pada tahun 2024 dengan meresmikan data center Tier IV di Jakarta Timur.

Fasilitas JST1 (Jakarta Selatan Timur), sebagai data center kedua BDDC, memperkuat komitmen perusahaan dalam menyediakan infrastruktur digital yang andal bagi pelaku industri lokal maupun global, serta berkontribusi pada pertumbuhan teknologi digital di Indonesia.

JST1 merupakan gedung delapan lantai yang mampu menampung hingga 1.008 rak. Ke depannya, BDDC berencana meningkatkan kapasitas JST1 dan JBT1 (Jakarta Barat Tangerang) hingga mencapai masing-masing 32MW dan 30MW, guna mendukung ekspansi di masa depan serta memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Sementara itu, Xurya Daya Indonesia (Xurya) menyelesaikan lebih dari 100 MWp kapasitas listrik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), mendukung Indonesia dalam transisi energi terbarukan.

Sebagai pionir dalam skema sewa PLTS tanpa biaya awal, Xurya telah membangun lebih dari 100 MWp kapasitas listrik melalui hampir 208 proyek PLTS atap yang tersebar di 13 provinsi pada tahun 2024. Skema ini memungkinkan lebih dari 100 perusahaan beralih ke energi surya, menjadi langkah signifikan dalam upaya pengurangan emisi karbon di Indonesia. Selain itu, Xurya juga memperluas proyeknya ke wilayah terpencil, termasuk Kepulauan Riau pada tahun 2024.

Dengan komitmen kuat terhadap keberlanjutan, Xurya memperoleh sertifikasi B Corp dan meraih penghargaan ESG Award 2024 dalam kategori Impact Entrepreneurship dari Yayasan Kehati. Sepanjang tahun 2024, Xurya berkontribusi dalam mengimbangi sekitar 85.000 ton emisi CO₂.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan SRTG, Lany D. Wong, mengatakan bahwa Loan-to-Value (LTV) perusahaan meningkat menjadi 3,1 persen pada tahun 2024, dari 0,5 persen pada tahun sebelumnya. 

Meskipun ada peningkatan, Lany memastikan bahwa struktur keuangan perusahaan tetap sehat dan memberikan fleksibilitas keuangan yang cukup untuk mengoptimalkan peluang investasi di pasar.

“Dengan struktur keuangan yang efisien, SRTG dapat mengoptimalkan peluang investasi yang ada dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Lany.

Sementara dari lantai bursa, klaim SRTG berbanding dengan harga sahamnya pada perdagangan hari ini Kamis, 13 Maret 2025. Perdagangan hari ini harga saham SRTG turun 3,26 persen atau anjlok 60 poin di level Rp 1.780 per lembarnya, Jika dibandingkan pada penutupan kemarin di harga Rp1.840 per lembar.(*)