Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Menguat, Berpeluang Lanjutkan Tren atau Terkoreksi?

Ada empat saham yang menarik diperdagangkan pada hari ini, yaitu HRUM, AKRA, BBRI dan BMRI.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 13 March 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
IHSG Menguat, Berpeluang Lanjutkan Tren atau Terkoreksi? Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mencatatkan penguatan signifikan sebesar 1,82 persen ke level 6.665 pada penutupan perdagangan Rabu, 12 Maret 2025. Kenaikan ini disertai dengan meningkatnya volume pembelian, yang sekaligus mendorong IHSG menembus garis rata-rata pergerakan (Moving Average) 20 hari. 

Jika pada perdagangan Kamis, 13 Maret 2025 ini IHSG mampu menembus level 6.682, maka ada peluang indeks akan membentuk wave (c) dari wave [y]. Dengan demikian, IHSG masih berpotensi menguji area 6.686–6.762 sebagai target penguatan terdekatnya dalam membentuk bagian dari wave B. 

Namun, jika belum mampu menembus level tersebut, IHSG masih rawan mengalami koreksi ke rentang 6.408–6.484.

Adapun level support penting IHSG saat ini berada di 6.361 dan 6.246, sementara level resistance terdekatnya berada di 6.698 dan 6.818.

Dari pertimbangan ini, MNC Sekuritas melihat ada beberapa saham yang menarik untuk diperdagangkan pada hari ini.

AKRA: Peluang Penguatan di Awal Wave [iii] dari Wave C

Saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menguat sebesar 1,95 persen ke level 1.305 dengan dukungan volume pembelian yang masih kuat. Berdasarkan analisis teknikal, posisi AKRA saat ini berada di awal wave [iii] dari wave C, yang mengindikasikan potensi lanjutan penguatan harga saham.

Strategi yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan momentum buy on weakness di kisaran harga 1.250–1.300 dengan target harga di 1.350 dan 1.415. Namun, jika harga turun di bawah 1.230, disarankan untuk menerapkan stop loss guna menghindari potensi kerugian yang lebih dalam.

BBRI: Prospek Positif, Tetapi Masih Berpotensi Koreksi

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan penguatan sebesar 2,64 persen ke level 3.890, didorong oleh volume pembelian yang cukup besar. Meski demikian, dalam skenario hitam, BBRI masih berisiko mengalami koreksi untuk membentuk bagian dari wave [c] dari wave 2. Jika saham ini mampu menembus level 3.990, maka skenario merah akan berjalan, yang menandakan potensi penguatan lebih lanjut.

Peluang buy on weakness dapat dilakukan pada kisaran harga 3.490–3.750 dengan target harga di 4.050 dan 4.290. Namun, jika harga turun di bawah 3.360, disarankan untuk menerapkan stop loss.

BMRI: Penguatan Berlanjut, tetapi Berpotensi Koreksi

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat sebesar 2,95 persen ke level 4.880, dengan dukungan volume pembelian yang masih cukup tinggi. Berdasarkan analisis teknikal, posisi BMRI saat ini berada pada bagian dari wave [v] dari wave C, yang menandakan potensi saham ini untuk berbalik terkoreksi sebelum melanjutkan tren penguatannya.

Bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum ini, strategi buy on weakness dapat dilakukan pada kisaran harga 4.380–4.590 dengan target harga di 5.050 dan 5.550. Sementara itu, stop loss sebaiknya diterapkan jika harga turun di bawah 4.330.

HRUM: Tekanan Jual Meningkat, Potensi Koreksi Berlanjut

Berbeda dengan saham lainnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengalami koreksi sebesar 1,97 persen ke level 745 akibat tekanan jual yang mulai muncul. Berdasarkan pola pergerakan harga, posisi HRUM saat ini berada di awal wave (v) dari wave [c] dari wave Y, yang menandakan potensi koreksi lebih lanjut hingga ke rentang 600–660.

Dengan kondisi ini, strategi terbaik untuk saham HRUM adalah sell on strength, yaitu menjual di kisaran harga 755–775 guna menghindari potensi penurunan yang lebih dalam.

Secara keseluruhan, IHSG masih menunjukkan peluang penguatan lebih lanjut jika mampu menembus level 6.682. Namun, investor tetap perlu mewaspadai potensi koreksi jika level ini gagal dilewati. 

Sementara itu, saham-saham seperti AKRA, BBRI, dan BMRI masih memiliki prospek positif, meskipun ada kemungkinan mengalami koreksi jangka pendek. Sebaliknya, saham HRUM lebih berisiko mengalami tekanan jual yang lebih dalam. Oleh karena itu, strategi yang tepat dalam menghadapi dinamika pasar saat ini sangat diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko.

IHSG Ditutup Menguat

IHSG ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa, 12 Maret 2025, naik 119,19 poin atau 1,82 persen ke level 6.665,04. 

Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.660 dan level terendah di 6.540, sebelum akhirnya ditutup lebih tinggi.

Total volume transaksi mencapai 179,05 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp9,28 triliun dari 1,11 juta transaksi. Untuk transaksi reguler, tercatat volume 143,24 juta lot dengan nilai perdagangan Rp7,76 triliun.

Pada perdagangan hari ini, saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk atau dalam kode saham MINE memimpin daftar top gainers setelah melonjak 25,00 persen ke level Rp420 per saham.

Di posisi kedua, saham Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 24,43 persen ke level Rp550 per saham, sementara saham Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) turut menguat 24,37 persen ke level Rp740 per saham. 

Saham Aesler Grup Internasional Tbk atau dalam kode saham RONY yang bergerak di sektor arsitektur juga mencatatkan penguatan signifikan, naik 20,27 persen ke level Rp1.780 per saham. Sementara itu, saham Green Power Group Tbk (LABA) menguat 18,67 persen ke level Rp178 per saham.

Di sisi lain, sejumlah saham mengalami tekanan jual. Saham Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) memimpin daftar top losers setelah merosot 25,00 persen ke level Rp198 per saham. Saham Remala Abadi Tbk (DATA) juga mencatatkan penurunan sebesar 24,91 persen ke level Rp1.100 per saham, sementara saham Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) turun 24,86 persen ke level Rp665 per saham.

Saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) juga terkoreksi 24,80 persen ke level Rp191 per saham, sedangkan saham Sentul City Tbk (BKSL) turun 17,24 persen ke level Rp72 per saham.

Nilai IHSG hari ini dipengaruhi oleh sektor properti yang turun 0,78 persen, sementara sektor teknologi menjadi penggerak utama dengan kenaikan 5,51 persen. Sektor energi juga mencatatkan penguatan sebesar 0,81 persen, diikuti sektor keuangan yang naik 1,12 persen, dan sektor non-siklikal yang naik 1,30 persen.

Di sisi lain, sektor industri, transportasi, dan infrastruktur juga mencatatkan kenaikan, masing-masing 0,57 persen, 0,59 persen, dan 0,41 persen. Sebaliknya, sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang mengalami koreksi signifikan.

Dengan penguatan hari ini, IHSG berhasil mencatatkan kinerja positif meski beberapa saham mengalami penurunan tajam.(*)