Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BBCA Melejit ke 9.125 usai Tetapkan Besaran Dividen

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan hari ini, Rabu, 12 Maret 2025, dengan menguat sebesar 2,24 persen

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 March 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Syahrianto
BBCA Melejit ke 9.125 usai Tetapkan Besaran Dividen Menara BCA Jalan MH Thamrin No. 1, Jakarta Pusat (Foto: Dok. BCA)

KABARBURSA.COM - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan hari ini, Rabu, 12 Maret 2025, dengan menguat sebesar 2,24 persen atau naik 200 poin ke level Rp9.125 per lembar saham. Penguatan ini terjadi setelah perseroan mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp300 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Saham BBCA dibuka di harga Rp9.025, lebih tinggi dibandingkan harga penutupan sebelumnya di Rp8.925. Sepanjang sesi perdagangan, saham ini sempat menyentuh level tertinggi Rp9.125 dan terendah Rp8.975. Rata-rata harga perdagangan saham BBCA berada di Rp9.050 dengan total volume transaksi mencapai 46,27 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp418,8 miliar.

Pergerakan harga saham BBCA dalam satu minggu terakhir menunjukkan kenaikan sebesar 1,11 persen. Namun, dalam periode tiga bulan terakhir, saham ini mengalami koreksi sebesar 10,57 persen. Demikian pula, dalam satu bulan terakhir, saham BBCA sedikit melemah sebesar 0,55 persen. Bahkan, dalam enam bulan terakhir, saham ini mengalami penurunan lebih signifikan sebesar 13,13 persen, seiring dengan kondisi pasar yang lebih menantang dan adanya tekanan dari berbagai faktor makroekonomi.

Dari sisi volatilitas harga, saham BBCA berada dalam rentang 52 minggu antara Rp8.425 sebagai level terendah dan Rp10.950 sebagai level tertinggi. Dengan posisi harga saat ini yang lebih dekat ke level terendah dalam setahun terakhir, terdapat potensi bagi investor untuk mempertimbangkan akumulasi, terutama jika didukung oleh faktor fundamental dan makroekonomi yang lebih stabil ke depan.

Dividen Rp300 per Saham, Naik 11,1 Persen

Dalam RUPST yang digelar pada Rabu, 12 Maret 2025, BCA menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp300 per saham, meningkat 11,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Keputusan ini diambil sehubungan dengan perolehan laba bersih BCA pada tahun buku 2024 yang mencapai Rp54,8 triliun.

"RUPST menetapkan penggunaan laba bersih tersebut antara lain untuk dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp300 per saham, meningkat 11,1 persen dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2023," tulis manajemen dalam keterangannya.

Dividen tunai tersebut sudah mencakup dividen interim sebesar Rp50 per saham yang telah dibayarkan kepada pemegang saham pada 11 Desember 2024. Sisa dividen sebesar Rp250 per saham akan dibayarkan pada tanggal yang akan ditetapkan oleh Direksi Perseroan.

Besar atau Kecil?

Pembagian dividen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp300 per saham untuk tahun buku 2024 menuai beragam respons dari investor. Sebagian menilai angka ini terlalu kecil mengingat kinerja keuangan BCA yang terus mencatat pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, apakah nominal tersebut benar-benar tidak mencerminkan performa perusahaan?

Jika menilik kinerja keuangan BCA dalam satu dekade terakhir, laba bersih perusahaan terus mengalami pertumbuhan yang konsisten. Pada 2024, laba bersih tahunan mencapai Rp54,8 triliun, meningkat dari Rp48,6 triliun pada tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan tahun 2022 yang membukukan laba Rp40,7 triliun, pertumbuhan ini semakin menguatkan fundamental perusahaan. Bahkan, jika dibandingkan dengan 2015 yang hanya mencatat laba Rp18 triliun, pencapaian ini hampir tiga kali lipat lebih besar.

Pertumbuhan laba ini seharusnya menjadi indikator positif bagi investor, terutama dalam konteks dividen. Dengan payout ratio sebesar 67,4 persen dari laba bersih, kebijakan ini tergolong cukup besar, meskipun nominal Rp300 per saham masih dianggap kurang menarik oleh sebagian investor.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dividen per saham BCA mengalami kenaikan, dari Rp145 per saham pada 2021 menjadi Rp205 pada 2022, dan kembali meningkat menjadi Rp270 pada 2023. Tren ini menunjukkan upaya perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara memberikan keuntungan kepada pemegang saham dan mempertahankan likuiditas untuk ekspansi bisnis.

Di sisi lain, investor yang mengharapkan dividen lebih tinggi mungkin melihat rasio imbal hasil dividen (dividend yield) yang saat ini berada di kisaran 2,75 persen. Meski lebih rendah dibandingkan beberapa emiten lain dengan dividend yield lebih besar, posisi BCA sebagai bank swasta terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar yang besar memberikan keuntungan dari segi stabilitas dan prospek pertumbuhan jangka panjang.

Selain itu, BCA juga menjaga cadangan laba yang cukup besar untuk memastikan kesinambungan ekspansinya. Hingga akhir 2024, saldo laba ditahan perusahaan mencapai Rp243,6 triliun. Dengan jumlah tersebut, perusahaan memiliki fleksibilitas tinggi dalam berinvestasi, memperkuat modal, serta mengembangkan bisnis tanpa terlalu bergantung pada pendanaan eksternal.

Bagi investor, keputusan untuk bertahan dengan saham BCA atau mencari alternatif lain sangat bergantung pada strategi masing-masing. Bagi mereka yang mengincar dividen besar dalam jangka pendek, nominal Rp300 per saham mungkin terasa kurang memuaskan. Namun, bagi investor yang fokus pada pertumbuhan jangka panjang, kestabilan kinerja BCA serta strategi ekspansi yang solid menjadikannya pilihan investasi yang tetap menarik.

Broker-broker yang Borong BCA

Dalam perdagangan saham BBCA, Verdhana Sekuritas Indonesia (kode broker BB) mendominasi transaksi dengan total pembelian mencapai Rp310,1 miliar untuk 346,6 ribu lot saham. Rata-rata harga pembelian yang dilakukan oleh broker ini berada di angka Rp8.948 per saham, menjadikannya sebagai pemain terbesar dalam transaksi hari ini.

Selain Verdhana Sekuritas, beberapa broker lain juga mencatat transaksi signifikan. Broker ZP membukukan transaksi sebesar Rp118,3 miliar dengan jumlah 132,2 ribu lot saham, dengan rata-rata harga Rp8.943 per saham. Broker BK menyusul dengan pembelian senilai Rp48 miliar untuk 53,5 ribu lot saham di harga rata-rata Rp8.956.

Tidak hanya itu, broker KZ mencatatkan transaksi Rp62,2 miliar dengan volume 69,7 ribu lot saham, sementara broker CC membukukan transaksi sebesar Rp55,1 miliar dengan total 61,5 ribu lot saham, masing-masing dengan harga rata-rata Rp8.952 dan Rp8.957 per saham.

Di sisi lain, beberapa broker lain seperti RX, CD, dan HD turut berpartisipasi dalam transaksi BBCA, meskipun dengan volume yang lebih kecil. Broker RX tercatat melakukan transaksi senilai Rp19,3 miliar, sementara broker CD dan HD masing-masing membukukan transaksi sebesar Rp812,5 juta dan Rp796,8 juta. Meskipun nilai transaksi ini lebih kecil dibandingkan dengan broker utama, tetap menunjukkan tingginya minat pasar terhadap saham BBCA. (*)