KABARBURSA.COM - PT Medela Potentia (MDLA), perusahaan induk yang bergerak di bidang distribusi dan pemasaran produk farmasi, bersiap untuk melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana saham (IPO).
Dalam aksi korporasi ini, MDLA akan melepas sebanyak-banyaknya 3,5 miliar lembar saham, yang setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Dengan harga nominal Rp20 per lembar, harga penawaran diperkirakan berada dalam kisaran Rp180 hingga Rp230 per lembar saham, yang berpotensi menghimpun dana hingga Rp805 miliar.
Untuk memastikan kelancaran proses IPO, MDLA telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Selain itu, perseroan juga meluncurkan dua program khusus yang berkaitan dengan kepemilikan saham.
Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 2.975.000 lembar saham biasa atau sekitar 0,085 persen dari total saham yang ditawarkan dalam IPO. Sementara itu, Program Management Incentive Plan (MIP) akan menerbitkan hingga 12.825.000 lembar saham baru yang akan didistribusikan paling lambat satu hari sebelum pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia.
MDLA telah menyusun rencana strategis untuk penggunaan dana hasil IPO. Sekitar 86,4 persen dari dana yang diperoleh akan dialokasikan ke PT Anugrah Argon Medica (AAM) dalam bentuk pinjaman dan setoran modal, yang menunjukkan fokus perusahaan dalam memperkuat jaringan distribusi farmasi.
Selain itu, 10 persen dari dana akan disalurkan ke PT Dexa Metric Medica (DMM) dalam bentuk setoran modal untuk mendukung ekspansi bisnisnya. Sisa dana akan diberikan kepada PT Karsa Inti Tuju Aksara (KITA) dalam bentuk setoran modal, yang mencerminkan strategi perusahaan dalam memperkuat fundamental bisnisnya.
Berdasarkan jadwal IPO yang telah dirilis, MDLA akan memasuki masa penawaran awal pada 11 hingga 17 Maret 2025. Proses ini akan memberikan gambaran mengenai minat investor terhadap saham MDLA dan menentukan harga final yang akan ditawarkan.
Setelah itu, masa penawaran umum akan berlangsung dari 27 Maret hingga 11 April 2025. Saham MDLA dijadwalkan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 15 April 2025, menandai langkah baru bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di sektor farmasi yang terus berkembang.
Janji Dividen 40 Persen
Calon emiten yang akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini telah menetapkan kebijakan dividen sebagai bagian dari strategi menarik minat investor dan menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Perusahaan yang bergerak di industri alat kesehatan ini berencana membagikan dividen tunai sebesar 40 persen dari laba bersih setelah pajak, dengan pembayaran pertama yang dijadwalkan untuk tahun buku 2025.
Dalam prospektus IPO yang dirilis, MDLA menyatakan bahwa kebijakan dividen ini dirancang untuk memberikan keuntungan langsung kepada pemegang saham, sekaligus mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Meskipun telah menetapkan porsi dividen yang cukup besar, perusahaan tetap memperhitungkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi keputusan akhir, termasuk kondisi keuangan, arus kas, kebutuhan ekspansi, serta perubahan regulasi dan dinamika industri kesehatan.
MDLA menegaskan bahwa prioritas utama perusahaan tetap pada ekspansi bisnis dan peningkatan kapasitas operasional. Oleh karena itu, meskipun komitmen dividen telah ditetapkan, perusahaan tetap fleksibel dalam menyesuaikan kebijakan ini sesuai dengan kebutuhan strategis.
Hal ini penting mengingat sektor alat kesehatan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, yang membutuhkan investasi berkelanjutan untuk memperluas jangkauan distribusi dan inovasi produk.
Sebagai induk usaha, Medela Potentia memiliki tiga entitas utama yang menopang aktivitas bisnisnya. PT Anugrah Argon Medica (AAM) dan Dynamic Argon Co. Ltd (DAC) berfokus pada distribusi alat kesehatan, sementara PT Djembatan Dua (DD) bertanggung jawab atas pemasaran produk.
Selain itu, sejak akhir 2023, MDLA juga mengoperasikan pabrik pembalut luka melalui PT Deca Metric Medica (DMM), yang menandai langkah strategis dalam memperkuat rantai pasok dan diversifikasi produk.
Kinerja Keuangan MDLA
PT Medela Potentia Tbk menunjukkan pertumbuhan kinerja keuangan yang solid hingga September 2024. Perusahaan mencatatkan peningkatan signifikan dalam penjualan bersih, laba bruto, laba usaha, hingga laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
MDLA membukukan penjualan bersih sebesar Rp10,79 triliun hingga kuartal ketiga 2024, meningkat 11,24 persen dari Rp9,70 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencerminkan ekspansi bisnis yang kuat serta peningkatan permintaan atas produk-produk yang ditawarkan perusahaan.
Kinerja yang positif ini juga tercermin dalam laba bruto yang naik 12,4 persen menjadi Rp1,015 triliun dari Rp903,47 miliar pada tahun sebelumnya, menunjukkan efisiensi operasional yang lebih baik.
Keberhasilan dalam mengelola biaya dan meningkatkan efisiensi operasional membawa dampak positif pada laba usaha perusahaan. Per September 2024, laba usaha MDLA tercatat sebesar Rp341,01 miliar, meningkat 15,89 persen dari Rp294,24 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan pertumbuhan laba usaha yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pendapatan, MDLA menunjukkan kemampuannya dalam menjaga margin keuntungan yang sehat di tengah tantangan industri.
Dari sisi laba bersih, MDLA berhasil mencatatkan pertumbuhan yang menjanjikan. Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp253,29 miliar atau Rp25,70 per saham.
Angka ini meningkat 15,26 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp219,75 miliar atau Rp24,42 per saham. Hal ini mencerminkan keberlanjutan profitabilitas perusahaan dan potensi bagi investor untuk memperoleh imbal hasil yang menarik di masa depan.
Di sisi neraca keuangan, MDLA juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Total ekuitas perusahaan naik 8,76 persen menjadi Rp2,11 triliun per 30 September 2024, dari Rp1,94 triliun pada akhir Desember 2023. Kenaikan ini menunjukkan akumulasi laba yang sehat serta strategi keuangan yang solid dalam menjaga struktur permodalan.
Sementara itu, total aset perusahaan meningkat 21,32 persen menjadi Rp5,69 triliun dari Rp4,69 triliun pada akhir tahun lalu, menandakan ekspansi bisnis yang terus berlangsung. Namun, total liabilitas juga mengalami kenaikan sebesar 29,82 persen, dari Rp2,75 triliun menjadi Rp3,57 triliun.
Peningkatan liabilitas ini bisa menjadi indikasi strategi pembiayaan yang digunakan MDLA untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan MDLA menunjukkan prospek yang cerah bagi calon investor. Pertumbuhan yang konsisten dalam pendapatan dan laba bersih mencerminkan fundamental bisnis yang kuat dan strategi operasional yang efektif.
Dengan ekspansi yang berkelanjutan serta komitmen dalam meningkatkan efisiensi operasional, MDLA berpotensi menjadi salah satu pemain utama di industri farmasi dan alat kesehatan di Indonesia.(*)