Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Dibuka Menghijau, Peluang Menguat?

IHSG Menguat 0,40 Persen di Sesi I, Saham MINE Melonjak 25 Persen, JSPT Terjun 16,73 Persen

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 March 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Moh. Alpin Pulungan
IHSG Dibuka Menghijau, Peluang Menguat? Papan pemantauan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat sebesar 0,40 persen atau naik 26 poin ke level 6.571 pada sesi I perdagangan Rabu, 12 Maret 2025.

Berdasarkan data RTI Business, volume perdagangan pada pembukaan sesi I mencapai 264,259 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp159,011 miliar. Adapun sebanyak 169 saham tercatat mengalami kenaikan, 85 saham turun, dan 201 saham stagnan.

Sementara itu, mengutip data Stockbit, saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) berada di peringkat teratas alias top gainer dengan kenaikan sebesar 25,00 persen ke harga 420. 

Disusul oleh saham PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) yang naik 22,17 persen ke level 540. Selanjutnya, ada pula PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA dengan kenaikan 10 persen di harga 114.

Sementara sisi top losser, saham PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) terpantah mengalami koreksi terbesar, turun -16,73 persen ke level 10.575.

Saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) turut melemah -9,56 persen ke 1.325. Sedangkan PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) juga terkoreksi -8,29 persen ke 1.990

Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 6,499 dan resistance pada level 6,586 dengan kecenderungan menguat.

"Secara teknikal, candle IHSG berbentuk bearish belt hold, di bawah MA5 dan MA20 namun MACD golden cross. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar mengalami kenaikan," tulis Reliance dalam risetnya. 

Namun hal berbeda diungkapkan Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana. Dia mengatakan pergerakan IHSG saat ini masih berada dalam fase koreksi. 

"Posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave [y] dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji 6.686-6.762 sebagai area penguatan terdekatnya membentuk bagian dari wave B,” jelas Herditya dalam analisis hariannya yang diterima KabarBursa.com, Rabu, 12 Maret 2025.

Ia juga mengingatkan jika tekanan jual berlanjut, IHSG berpotensi turun lebih dalam hingga ke area 6.408-6.484.

Di tengah tekanan ini, sejumlah saham tetap menarik diperhatikan oleh investor. Saham ANTM menjadi salah satu yang mengalami penguatan 2,01 persen ke level Rp1.520, meskipun masih berpotensi mengalami koreksi jangka pendek sebelum melanjutkan penguatan. Saham BBCA, yang sempat terkoreksi ke Rp8.925, juga menarik untuk dicermati karena masih dalam bagian dari wave [ii] dan berpotensi kembali menguat jika tekanan jual mulai mereda.

“Kami perkirakan, posisi BBCA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 1 pada skenario hitam sehingga BBCA masih rawan berbalik terkoreksi,” jelas Herditya.

Sementara itu, saham MLPL yang sempat turun 3,36 persen ke Rp115 menunjukkan koreksi yang terbatas dengan peluang rebound dalam beberapa sesi mendatang. Saham ULTJ juga mengalami koreksi 4,70 persen ke Rp1.420, tetapi masih didominasi oleh volume pembelian yang kuat dan memberikan indikasi adanya peluang pemulihan.

“Kami perkirakan, posisi ULTJ saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave A pada skenario hitam, sehingga koreksi ULTJ akan relatif terbatas,” kata Herditya.

Dengan tekanan pasar yang masih cukup kuat, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil posisi, sambil memperhatikan potensi rebound di beberapa saham tertentu. Pasar saat ini masih menunggu sentimen lebih lanjut, baik dari faktor domestik maupun global.

Kapan IHSG Bullish

CEO Akela Trading System, Hary Suwanda, memberi gambaran beberapa kondisi jika ingin IHSG kembali bullish atau mengalami kenaikan. Menurut dia, tren penguatan IHSG bisa terjadi jika ada konsolidasi. Dan, pada penutupan perdagangan Senin, 10 Maret 2025, IHSG kembali mengalami penurunan sebesar 0,57 persen ke level 6.598.

Dalam hal ini, ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni perubahan fundamental dan data makro ekonomi yang negatif sudah priced in (ekspektasi pasar sudah tercermin). 

"Semua data ekonomi makro yang negatif ini sudah priced in dan tidak ada berita negatif susulan. Berarti pasar sudah sangat under-value,  sehingga mereka tinggal menunggu selanjutnya seperti apa," jelasnya dalam acara Bursa Pagi-pagi, Selasa, 11 Maret 2025.

Mengenai penundaan transaksi short selling oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu, yang bertujuan menjaga stabilitas pasar modal Indonesia di tengah IHSG yang menurun, Hary menganggapnya tidak serta merta bisa meredam penurunan IHSG dalam waktu dekat. Justru, salah satu pendorong yang bisa membuat IHSG bullish adalah perbaikan data ekonomi makro. 

"Kenapa? Karena penyebab utamanya belum kelar. Jadi, tidak ada perubahan fundamental yang signifikan," ujarnya. 

Analis yang juga profesional trader and investor US Stock Market & Derivatives Trainer ini memperkirakan IHSG akan terus mengalami penurunan hingga akhir kuartal I 2025 mendatang jika tidak ada perbaikan yang dimaksudnya.(*)