Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Peringkat Pasar Saham RI Turun: Efek Investor Asing?

Dampak kepercayaan investor asing terhadap pasar di Indonesia bisa terjadi dalam jangka pendek maupun panjang.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 March 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Pramirvan Datu
Peringkat Pasar Saham RI Turun: Efek Investor Asing? Dampak kepercayaan investor asing terhadap pasar di Indonesia bisa terjadi dalam jangka pendek. Foto: Abbas/KabarBursa.com

KABARBURSA.COM - Kepercayaan investor asing berpotensi tergerus setelah Goldman Sachs menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight ke market weight. 

Pengamat Pasar Modal, Wahyu Tri Laksono mengatakan dampak kepercayaan investor asing terhadap pasar di Indonesia bisa terjadi dalam jangka pendek maupun panjang. 

"Jangka pendek, downgrade ini dapat memicu reaksi negatif dari investor asing karena Goldman Sachs adalah institusi keuangan global yang berpengaruh," ujarnya kepada KabarBursa.com melalui aplikasi pesan di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025.

Wahyu menyebut, investor cenderung memperhatikan rekomendasi dari bank investasi besar seperti Goldman Sachs sebagai sinyal pasar. 

Jika peringkat yang lebih rendah ini diartikan sebagai tanda menurunnya prospek pertumbuhan atau meningkatnya risiko, kata dia, kepercayaan investor asing bisa terguncang. 

"Yang berpotensi tercermin dalam penurunan aktivitas pembelian saham atau bahkan aksi jual. Apalagi dalam medium term ini terutama sejak akhir tahun IHSG nasibnya kurang baik," ungkapnya. 

Untuk jangka panjang, Wahyu menjelaskan investor asing akan melihat penurunan peringkat ini sebagai perubahan sementara atau indikasi masalah struktural yang lebih dalam di ekonomi Indonesia. 

Dia mengingatkan, jika faktor penurunan peringkat (misalnya risiko fiskal atau pelemahan rupiah) tidak segera membaik, kepercayaan investor asing bisa terus tergerus. 

"Terutama jika diikuti oleh penilaian serupa dari lembaga lain seperti Morgan Stanley atau Fitch," tuturnya. 

Namun, Wahyu berpandangan dampak jangka panjang itu bisa diredam jika pemerintah dan otoritas pasar modal merespons dengan langkah konkret untuk mengatasi kekhawatiran tersebut. 

"Bahkan bisa  membaik dan peringkat  dinaikkan kembali," ujar dia. 

Berpotensi Picu Capital Outflow

Di sisi lain, Wahyu membeberkan penurunan peringkat saham Indonesia juga bisa memicu arus keluar modal (capital outflow) terutama dalam jangka pendek. 

"Karena investor asing mungkin akan menyesuaikan portofolio mereka sesuai rekomendasi Goldman Sachs," katanya. 

Wahyu menjelaskan, sejak akhir tahun lalu langkah keluar kapital memang sudah membebani pasar Indonesia. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terdampak anjlok dari sekitar hampir 8000 ke 7000 akhir tahun. 

Ketika peringkat saham diturunkan dari overweight ke market weight, lanjut dia, investor institusional seperti dana lindung nilai, reksa dana, atau dana pensiun yang mengikuti panduan Goldman Sachs mungkin bakal mengurangi eksposur ke saham Indonesia.

"Hal ini bisa memicu penjualan saham, yang pada gilirannya meningkatkan arus keluar modal. Besarnya outflow akan tergantung pada seberapa banyak investor yang bertindak berdasarkan sinyal ini dan kondisi pasar global saat itu," jelas Wahyu. 

BI: Modal Asing Rp20,12 Triliun Masuk Pasar Saham Maret 2025

Bank Indonesia (BI) melaporkan, modal asing yang masuk ke pasar saham Indonesia mencapai Rp20,12 triliun, mencerminkan minat investor global terhadap pasar keuangan domestik di tengah dinamika ekonomi global.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa berdasarkan data setelmen hingga 6 Maret 2025, selain aliran masuk di pasar saham, investor nonresiden juga mencatatkan pembelian neto sebesar Rp19,01 triliun di Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp6,11 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia terus memantau perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah untuk memastikan ketahanan sektor keuangan nasional,” ujar Ramdan dalam keterangan persnya, Jumat 7 Maret 2025.

Melalui strategi bauran kebijakan, BI berkomitmen untuk memastikan bahwa aliran modal asing yang masuk dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian, sekaligus menjaga daya saing pasar keuangan Indonesia di tingkat global.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” pungkasnya. 

Sebelumnya diberitakan, Syafruddin Karimi, pengamat ekonomi dari Universitas Andalas mengatakan bahwa jika arus modal keluar ini terus berlanjut, Indonesia akan menghadapi tekanan besar, terutama dalam menjaga nilai tukar Rupiah dan stabilitas pasar keuangan.

“Investor tidak mencari kondisi ekonomi yang sempurna, tetapi mereka menginginkan kepastian bahwa pemerintah punya strategi jelas dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini,” katanya dalam keterangannya dikutip KabarBursa.com, Minggu 9 Maret 2025.

Investor global cenderung mengamankan aset mereka di negara yang lebih stabil ketika ada ketidakpastian. Morgan Stanley Capital International (MSCI) bahkan telah menempatkan aset Indonesia dalam kategori underweight, yang mendorong lebih banyak modal asing keluar dari pasar.(*)