KABARBURSA.COM - Bank Permata Tbk ("Permata Bank" atau "BNLI") berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,6 triliun pada tahun 2024. Total aset bank mengalami pertumbuhan sebesar 0,6 persen, mencapai angka Rp259 triliun, dengan simpanan nasabah tercatat sebesar Rp185 triliun dan rasio CASA yang solid di angka 55 persen.
Meliza M. Rusli, Direktur Utama Permata Bank, menyatakan bahwa penyaluran kredit bank tercatat tumbuh 9 persen YoY, mencapai Rp155 triliun. Segmen korporasi menunjukkan kinerja yang sangat baik, dengan pertumbuhan 12 persen YoY, menjadi Rp89 triliun, sementara segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh sebesar 6 persen dan 4 persen YoY.
Kualitas aset juga memperlihatkan perkembangan positif, terlihat dari penurunan rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR) yang masing-masing tercatat pada 2,1 persen dan 7,9 persen, lebih baik dibandingkan dengan 2,9 persen dan 8,7 persen pada periode sebelumnya.
Permata Bank juga menjaga konservatisme dalam pencadangan untuk menghadapi potensi risiko kredit, terlihat dari rasio NPL coverage yang mencapai 375 persen dan LAR coverage sebesar 97 persen.
Peningkatan efisiensi dan optimalisasi neraca tercermin dari kenaikan Rasio Loan to Deposit (LDR) yang kini berada di angka 83 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 75 persen pada tahun 2023. Rasio Cost to Income (CIR) juga mengalami penurunan menjadi 50 persen dari sebelumnya 52 persen, yang didorong oleh pengelolaan biaya yang ketat serta pemanfaatan digitalisasi yang lebih responsif.
"Keberhasilan ini merupakan hasil dari strategi kami dalam memperkuat dasar bisnis, mendorong inovasi digital, dan meningkatkan efisiensi operasional. Sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global, kami berkomitmen untuk terus memperkokoh peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan nilai tambah bagi nasabah serta pemangku kepentingan," ujar Meliza M. Rusli.
Bank Permata terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit, yang tercermin dari peningkatan kualitas kredit yang semakin baik. Selain itu, strategi bisnis yang berkelanjutan serta penerapan digitalisasi di berbagai lini operasional turut menopang pertumbuhan bank.
Sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat sinergi dengan Bangkok Bank selaku pemegang saham pengendali, Bank Permata terus mengintegrasikan jaringan luas dengan layanan konsultasi bisnis dan finansial bertaraf internasional. Kolaborasi ini bertujuan untuk memfasilitasi transaksi lintas negara, investasi, serta kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara ASEAN.
Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli, menyatakan bahwa tahun 2024 menjadi momen penting bagi bank, seiring dengan perubahan logo yang mencerminkan aspirasi “Growing Together” bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Tahun 2024 adalah momen penting bagi Bank Permata, dengan perubahan logo yang mencerminkan aspirasi kami untuk ‘Growing Together’ dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memposisikan Bank Permata sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global. Momen ini semakin diperkuat dengan kinerja yang positif dan pertumbuhan bank secara prudent sepanjang 2024,” ujar Meliza dalam keterangan resmi, Sabtu 15 Februari 2025.
Pertumbuhan bisnis Bank Permata tercermin dalam rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang meningkat ke level 83 persen dibandingkan 75 persen pada tahun 2023. Total aset bank tumbuh sebesar 0,6 persen menjadi Rp259 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp185 triliun di tahun 2024, dengan rasio Current Account and Saving Account (CASA) mencapai 55 persen.
Efisiensi operasional juga ditingkatkan, terlihat dari rasio Cost-to-Income (CIR) yang membaik menjadi 50 persen di 2024 dibandingkan 52 persen pada 2023. Peningkatan ini didukung oleh disiplin dalam manajemen biaya serta adaptasi cara kerja digital yang lebih fleksibel.
Penyaluran kredit Bank Permata tumbuh 9 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp155 triliun, didorong oleh segmen korporasi yang meningkat 12 persen yoy menjadi Rp89 triliun. Segmen komersial dan konsumer juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6 persen dan 4 persen yoy.
Kualitas aset terus membaik, tercermin dari rasio Gross Non-Performing Loan (NPL) dan Loan at Risk (LAR) yang masing-masing berada di level 2,1 persen dan 7,9 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,9 persen dan 8,7 persen. Bank Permata juga menjaga kebutuhan cadangan risiko kredit dengan rasio NPL coverage sebesar 375 persen dan LAR coverage sebesar 97 persen. Bank terus melakukan restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset dalam penyelesaian kredit bermasalah.
Bank Permata tetap memiliki struktur permodalan yang kuat, dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Common Equity Tier 1 (CET-1) masing-masing sebesar 35 persen dan 26 persen pada akhir 2024. Struktur modal yang kokoh ini menjadi landasan bagi strategi pertumbuhan dan ekspansi bisnis di masa mendatang
Saham BNLI mencatatkan lonjakan signifikan dalam perdagangan Jumat, 14 Februari 2025. Harga saham BNLI ditutup di level 1.630, naik 240 poin atau 17,27 persen dari harga sebelumnya di 1.390.
Sepanjang sesi perdagangan, saham Bank Permata bergerak dalam rentang 1.385 hingga 1.675. Volume perdagangan mencapai 5,47 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp8,5 miliar. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 2.576 kali.
Dengan kenaikan hari ini, saham BNLI mencatatkan apresiasi sebesar 72,49 persen sejak awal tahun. Rata-rata harga saham selama perdagangan hari ini berada di level 1.555, dengan batas auto reject atas (ARA) di 1.735 dan auto reject bawah (ARB) di 1.045.
Para investor dan pelaku pasar mencermati pergerakan positif ini sebagai indikasi optimisme terhadap prospek kinerja Bank Permata. Namun, volatilitas yang cukup tinggi tetap menjadi perhatian dalam perdagangan selanjutnya. Dengan lonjakan harga saham ini, Bank Permata semakin menjadi sorotan di pasar modal, terutama bagi investor yang mencari peluang di sektor perbankan. (*)