Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Merah Lagi, Level 6.507: MINE Masuk Top Gainers

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah lagi ke level 6.507. Pembukaan perdagangan hari ini semua sektor mengalami penurunan malah pendatang baru MINE masuk top gainers dan KAQI sahamnya langsung terkoreksi.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 11 March 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Pramirvan Datu
IHSG Merah Lagi, Level 6.507: MINE Masuk Top Gainers Hall Bursa Efek Indonesia di Bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Foto: KabarBursa/Abbas

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa, 11 Maret 2025, turun 91,15 poin atau 1,38 persen ke level 6.507,06. Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.598,51 sebelum terkoreksi hingga level terendah 6.502,48. 

Total volume transaksi mencapai 8,87 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp430,30 miliar dari 30.220 transaksi. 

Pada perdagangan hari ini, saham Reliance Sekuritas Indonesia Tbk atau dalam kode saham RELI memimpin daftar top gainers setelah melonjak 24,86 persen ke level Rp442 per saham. 

Di posisi kedua, saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk atau dalam kode saham MINE yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 24,44 persen ke level Rp336 per saham. Sebagai informasi, saham MINE menetapkan harga IPO di Rp216 per saham, sehingga secara kumulatif telah mengalami kenaikan sebesar 55,56 persen sejak pencatatan perdananya. 

Sementara itu, saham Aesler Grup Internasional Tbk atau dalam kode saham RONY yang bergerak di sektor arsitektur juga mencatatkan penguatan signifikan, naik 20,00 persen ke level Rp1.980 per saham. 

Saham Jakarta Setiabudi Internasional Tbk atau dalam kode saham JSPT yang beroperasi di sektor properti turut mengalami kenaikan kuat, menguat 12,30 persen ke level Rp17.800 per saham. 

Terakhir, saham Sanurhasta Mitra Tbk atau dalam kode saham MINA yang bergerak di sektor properti naik 11,11 persen ke level Rp210 per saham. 

Di sisi lain, sejumlah saham mengalami tekanan jual. Saham Green Power Group Tbk atau dalam kode saham LABA yang bergerak di sektor energi memimpin daftar top losers setelah merosot 10,47 persen ke level Rp154 per saham.  

Di posisi kedua, saham Indorama Synthetics Tbk atau dalam kode saham INDR yang beroperasi di sektor tekstil turun 10,43 persen ke level Rp2.060 per saham.  

Sementara itu, saham Trisula Textile Industries Tbk atau dalam kode saham BELL yang bergerak di sektor tekstil juga mencatatkan pelemahan cukup dalam, turun 8,20 persen ke level Rp56 per saham.  

Saham Data Sinergitama Jaya Tbk atau dalam kode saham ELIT yang beroperasi di sektor teknologi turut mengalami penurunan, turun 7,69 persen ke level Rp216 per saham.  

Terakhir, saham Jantra Grupo Indonesia Tbk atau dalam kode saham KAQI yang baru melantai di BEI kemarin langsung terkoreksi 7,55 persen ke level Rp98 per saham. Saham KAQI mencatatkan IPO dengan harga Rp118 per saham, namun mengalami tekanan jual sejak debutnya akibat sentimen negatif di sektor otomotif serta minimnya minat investor ritel.  

Pelemahan IHSG hari ini dipimpin oleh sektor bahan baku yang turun 2,56 persen, sektor energi yang melemah 1,60 persen, serta sektor teknologi yang mengalami penurunan sebesar 1,41 persen. Selain itu, sektor properti juga mengalami koreksi sebesar 1,21 persen. Di sisi lain, tidak ada sektor yang mencatatkan penguatan signifikan pada sesi perdagangan kali ini. PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) resmi mencatatkan saham perdananya atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Maret 2025.

Peluang Bisnis Tambang Nikel

Usai IPO, MINE akan fokus pada pengoptimalisasian peluang bisnis di sektor pertambangan nikel dengan memperbanyak alat berat yang dapat meningkatkan kegiatan operasional.

Direktur Utama MINE Ivo Wangarry menjelaskan, IPO ini merupakan momentum  bagi perusahaan untuk memperbesar bisnis dan meningkatkan kinerja finansial secara berkelanjutan. 

Menurutnya, peningkatkan modal melalui IPO bisa membuat perusahaan memiliki kemampuan lebih besar untuk mengoptimalkan peluang bisnis di sektor pertambangan dan mendukung program hilirasasi industri nikel yang kini menjadi salah satu fokus pemerintah.

"Komitmen kami adalah menjalankan rencana bisnis yang telah kami sampaikan dalam prospektus dan menggunakan mayoritas dana IPO ini untuk memperkuat fundamental Perseroan,” ujarnya dalam acara IPO di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 10 Maret 2025.

Ivo menyatakan, peningkatan jumlah alat berat berpotensi menaikkan kemampuan perusahaan dalam penambangan nikel, sehingga berdampak langsung kepada pendapatan Perseroan.

Program hilirisasi industri nikel di dalam negeri dan meningkatnya kebutuhan dunia terhadap nikel, kata dia, juga akan menjadi peluang bisnis yang baik bagi perusahaan.

"Berkembangnya ekosistem Electric Vehicle (EV/kendaraan listrik) dunia yang membutuhkan dukungan nikel memberi nilai tambah bagi Perseroan untuk meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang. Sebagai pelaku bisnis, kami berharap juga dapat mendukung Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia," pungkasnya. 

Dalam IPO ini, sebanyak 612.665.300 saham ditawarkan kepada para investor dengan 15 persen dari modal ditempatkan. Dengan harga perdana saham sebesar Rp216 per saham, Perseoran memperoleh pendanaan sebesar Rp132,3 miliar. 

Selama masa penawaran awal dan umum, IPO MINE mendapat permintaan besar pada pooling yang mengalami oversubscribe hingga 25x. Adapun, MINE menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai underwriter atau penjamin pelaksana emisi efek. (*)