Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

SIDO Bakal Jaga Dividend Payout Ratio di Atas 90 Persen

Pengembalian keuntungan kepada pemegang saham, di tengah upayanya mempertahankan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 11 March 2025 | Penulis: Deden Muhammad Rojani | Editor: Pramirvan Datu
SIDO Bakal Jaga Dividend Payout Ratio di Atas 90 Persen Hall Bursa Efek Indonesia di Bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Foto: KabarBursa/Abbas

KABARBURSA.COM - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menegaskan komitmennya untuk mempertahankan dividend payout ratio di atas 90 persen pada tahun 2025. 

Investment Analyst Lead Stockbit, Edi Chandren, menjelaskan bahwa emiten jamu dan farmasi tersebut tetap mengutamakan pengembalian keuntungan kepada pemegang saham, di tengah upayanya mempertahankan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Menurut Edi, manajemen SIDO optimistis dapat mencapai target pertumbuhan laba bersih sebesar +10 persen YoY pada tahun ini. Pencapaian ini akan didorong oleh peningkatan volume penjualan, serta stabilitas margin laba kotor yang relatif baik.

“SIDO melihat bahwa pertumbuhan pendapatan akan lebih didorong oleh volume penjualan dibandingkan kenaikan harga. Harga produk Tolak Angin telah dinaikkan mengikuti inflasi pada awal 2025, sedangkan harga jual produk kopi dan susu juga telah disesuaikan pada akhir kuartal IV 2024,”ungkap Edi dalam keterangan resminya, Selasa 11 Maret 2025.

Ekspektasi Pertumbuhan Penjualan 

Manajemen SIDO menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar +10 persen YoY pada tahun 2025. Segmen Food & Beverage (F&B) diharapkan melanjutkan tren pertumbuhan yang kuat, terutama berkat peningkatan aktivitas konstruksi di dalam negeri dan Malaysia sebagai pasar ekspor utama.

Pada segmen Herbal, produk Esemag yang diformulasikan untuk maag dan GERD berbasis herbal mengalami lonjakan permintaan yang signifikan. Volume penjualan Esemag meningkat 2 kali lipatdalam dua bulan pertama tahun ini, meskipun kontribusinya terhadap total penjualan segmen herbal masih berada pada kisaran mid-high single digit.

Secara geografis, kontribusi pasar ekspor SIDO ditargetkan naik ke kisaran 9–10 persen pada tahun 2025, dari 7 persen pada tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor ini didukung oleh pertumbuhan penjualan ekspor yang kuat pada tahun 2024 sebesar +36 persen YoY.

Stabilitas Margin Laba Kotor

Setelah mencatat kenaikan margin laba kotor sebesar +210 basis poin pada tahun 2024, manajemen SIDO melihat bahwa margin laba kotor pada segmen Herbal cenderung stabil, mengingat harga bahan baku yang tidak mengalami fluktuasi signifikanPada segmen F&B, ada potensi peningkatan margin laba kotor dibandingkan FY24: 39,8 persen, didorong oleh tren penurunan harga bahan baku utama dan skala ekonomi yang lebih besar akibat pertumbuhan volume yang solid.

Dari sisi belanja operasional, alokasi untuk iklan dan promosi (A&P) akan tetap dijaga di kisaran 10–12 persen dari total pendapatan, tidak jauh berbeda dari FY24: 11,7 persen.

Capex dan Prospek Dividen

SIDO mengalokasikan belanja modal (capex) pada tahun ini dalam kisaran Rp150–175 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan alokasi tahun sebelumnya sebesar Rp150–200 miliar. Namun, realisasi capex pada 2024 relatif rendah di angka Rp46 miliar.

Sementara itu, untuk dividen, manajemen SIDO berkomitmen menjaga dividend payout ratio di atas 90 persen, yang mengindikasikan potensi dividen per saham sebesar Rp35/lembar. 

“Jika dikurangi dividen interim sebesar Rp18/saham yang telah dibayarkan pada November 2024, dividen final SIDO berpotensi mencapai Rp17/saham, dengan indikasi dividend yield minimal 3 persenper 10 Maret 2025,” tutup Edi.

Bos Sido Borong Saham

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menginformasikan bahwa Direktur Utama David Hidayat melakukan transaksi pembelian saham SIDO.

Merujuk keterbukaan informasi, David Hidayat memegang 5.595.700 saham atau sebesar 0,019 persen dari total saham perusahaan.

Sekretaris Perusahaan Sido Muncul Tiur Simamora mengatakan, David Hidayat membeli sebanyak 1.150.000 saham dengan harga transaksi sebesar 555 per saham pada 7 Februari 2025.

Dan pada 10 Februari 2025, ujar Tiur, ia kembali membeli 2.500.000 saham dengan harga transaksi 565 per saham.

“Total saham yang ditransaksikan dalam dua kesempatan tersebut adalah 3.650.000 lembar saham,” jelasnya melalui keterangan di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.

Adapun total uang yang dikeluarkan oleh David Hidayat untuk membeli saham Sido Muncul adalah Rp2.050.750.000.

Setelah transaksi tersebut, tambah Tiur, jumlah saham yang dimiliki David Hidayat menjadi 9.245.700 saham, atau sekitar 0,031 persen dari total saham yang beredar.

Lebih lanjut, transaksi ini bertujuan untuk investasi, dan saham yang dimiliki David Hidayat tetap tercatat sebagai saham langsung dalam kepemilikan.

Capex SIDO Tahun 2025
SIDO merencanakan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp150 hingga Rp175 miliar pada tahun 2025.

Mayoritas dana capex ini akan dialokasikan untuk pemeliharaan fasilitas produksi serta pengembangan teknologi dan digitalisasi guna mendukung kelancaran operasional dan pemasaran, ungkap Direktur Utama Sido Muncul.

ada tahun yang akan datang, SIDO menargetkan pertumbuhan kinerja dalam kisaran low double digit. David optimistis pencapaian ini dapat tercapai melalui ekspansi pasar domestik maupun internasional. “Kami menargetkan pertumbuhan dua digit secara konservatif, minimal 10 persen,” tuturnya.

Untuk mendukung pencapaian tersebut, perusahaan akan memperluas distribusi sekaligus memperkenalkan produk minuman dan suplemen berbasis herbal yang ditujukan untuk generasi Z dan milenial. “Generasi tersebut masih menyimpan potensi besar untuk produk kami, dan kami akan menjangkau mereka lewat penetrasi pasar digital,” tambahnya.

Selain itu, ekspansi pasar internasional akan terus digencarkan. Saat ini, SIDO telah memasarkan produk-produknya di kawasan Semenanjung Arab, negara-negara yang tergabung dalam Economic Community of West African States (ECOWAS), serta Indochina. Ke depannya, Vietnam dan Thailand menjadi dua negara yang menjadi fokus ekspansi SIDO berikutnya.