Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Perkuat Pertumbuhan Ekspor, SIDO Target Pendapatan 10 Persen

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 March 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Perkuat Pertumbuhan Ekspor, SIDO Target Pendapatan 10 Persen Ilustrasi SIDO.

KABARBURSA.COM - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk atau SIDO, pada Senin, 10 Maret 2025, mengadakan earnings call untuk membahas kinerja keuangan tahun 2024 dan proyeksi pertumbuhan pada tahun 2025. 

Manajemen optimistis terhadap target pertumbuhan pendapatan sebesar 10 persen secara tahunan (YoY) di FY25, dengan fokus utama pada peningkatan volume penjualan dibandingkan dengan kenaikan harga. 

Pada awal 2025, SIDO telah menaikkan harga jual produk Tolak Angin sebagai respons terhadap inflasi, sementara kenaikan harga produk di segmen kopi dan susu telah dilakukan pada akhir kuartal IV 2024 dengan kisaran mid–high single digit. 

Manajemen akan mempertimbangkan kenaikan harga selanjutnya dengan selektif, bergantung pada daya beli masyarakat dan harga bahan baku.

Secara segmental, segmen makanan dan minuman (F&B) diperkirakan akan tetap mencatat pertumbuhan solid setelah membukukan pertumbuhan 18 persen YoY pada FY24. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini adalah meningkatnya aktivitas konstruksi di dalam negeri dan di Malaysia sebagai pasar ekspor utama SIDO. 

Di segmen herbal, produk Esemag menunjukkan pertumbuhan pesat meskipun kontribusinya terhadap total penjualan masih terbatas di kisaran mid–high single digit. Permintaan terhadap produk herbal untuk maag dan GERD ini melonjak sekitar dua kali lipat dalam dua bulan pertama 2025, mencerminkan tren positif bagi SIDO.

Dari perspektif geografis, kontribusi ekspor diharapkan meningkat menjadi sekitar 9–10 persen pada FY25 dibandingkan dengan sekitar 7 persen di FY24. Dengan pertumbuhan ekspor sebesar 36 persen YoY di FY24, SIDO melihat potensi ekspansi lebih lanjut di pasar internasional.

Sementara itu, margin laba kotor SIDO tetap dalam kondisi yang relatif baik setelah mencatat kenaikan 210 basis poin (bps) pada FY24. Manajemen memperkirakan margin laba kotor segmen herbal akan stabil seiring dengan terkendalinya harga bahan baku, sementara segmen F&B memiliki peluang untuk meningkatkan margin laba kotor lebih lanjut dari level 39,8 persen pada FY24. Tren penurunan harga bahan baku utama dan peningkatan skala ekonomi diharapkan dapat mendukung margin yang lebih baik ke depan.

Dari sisi biaya operasional, belanja iklan dan promosi (A&P) akan tetap dijaga pada kisaran 10–12 persen dari total pendapatan, sedikit di bawah realisasi FY24 yang berada di angka 11,7 persen. 

Dengan proyeksi margin yang solid, pencapaian target pertumbuhan laba bersih sebesar 10 persen YoY akan sangat bergantung pada pertumbuhan pendapatan. Selain itu, proyeksi konsensus yang memperkirakan pertumbuhan laba bersih FY25 sebesar 4 persen YoY terlihat konservatif, memberikan peluang bagi revisi ekspektasi ke arah yang lebih tinggi.

Untuk belanja modal (capex), SIDO mengalokasikan anggaran yang sedikit lebih rendah pada FY25, yakni di kisaran Rp150–175 miliar, dibandingkan dengan alokasi FY24 yang sebesar Rp150–200 miliar. Realisasi capex tahun lalu terbilang rendah, hanya mencapai Rp46 miliar. 

SIDO juga tetap berkomitmen untuk mempertahankan dividend payout ratio di atas 90 persen, yang mengindikasikan dividen per saham minimum sekitar Rp35 per lembar. 

Dengan mempertimbangkan dividen interim sebesar Rp18 per saham yang telah dibayarkan pada November 2024, dividen final yang berpotensi dibagikan mencapai Rp17 per saham, memberikan imbal hasil dividen (dividend yield) minimum sekitar 3 persen berdasarkan harga saham pada Senin (10/3).

Secara keseluruhan, SIDO menunjukkan prospek pertumbuhan yang kuat di FY25, didukung oleh ekspansi pasar ekspor, pertumbuhan volume penjualan, serta strategi pengelolaan harga dan biaya yang selektif. 

Kinerja keuangan yang solid dan kebijakan dividen yang menarik menjadikan SIDO sebagai salah satu emiten yang patut diperhatikan di sektor farmasi dan jamu di Indonesia.

Saham Anjlok Signifikan, SIDO Masih Oke

Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) mengalami tekanan dalam perdagangan terbaru dengan harga yang turun sebesar 1,74 persen ke level Rp565 per saham. Dibuka di harga Rp580, saham SIDO sempat mencapai titik tertinggi di Rp585 sebelum akhirnya melemah ke level terendah hariannya di Rp560.

Meskipun mengalami koreksi, SIDO tetap memiliki fundamental yang menarik dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp16,95 triliun. Rasio harga terhadap laba (P/E Ratio) berada di angka 14,84, menunjukkan valuasi yang relatif wajar di sektor industri farmasi dan jamu. 

Selain itu, tingkat dividen yield yang cukup tinggi, yakni 6,37 persen, menjadikan saham ini menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari dividen.

Jika melihat rentang pergerakan harga dalam 52 minggu terakhir, SIDO pernah menyentuh level tertinggi di Rp780 dan level terendah di Rp535. Tren ini mencerminkan volatilitas dalam pergerakan sahamnya, meskipun dalam jangka panjang tetap menunjukkan stabilitas sebagai salah satu emiten consumer goods yang memiliki pangsa pasar kuat, terutama di segmen herbal dan minuman kesehatan.

Dengan latar belakang prospek pertumbuhan pendapatan sekitar 10 persen untuk tahun 2025, serta ekspansi ke pasar ekspor yang semakin meningkat, saham SIDO masih memiliki potensi pergerakan positif ke depan. 

Namun, investor tetap perlu mencermati faktor eksternal seperti harga bahan baku dan daya beli masyarakat yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan.(*)