Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham HEAL Terdongkrak FTSE Global, Harga Terkerek Segini

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 March 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Saham HEAL Terdongkrak FTSE Global, Harga Terkerek Segini Ilustrasi HEAL.

KABARBURSA.COM - PT Medikaloka Hermina Tbk atau HEAL tercatat dalam Indeks FTSE Global Equity Shariah Index Series. Masuknya HEAL ke dalam indeks tersebut mendongkrak performa sahamnya. Diketahui, saham HEAL naik 0,75 persen atau 10 poin pada penutupan perdagangan Senin, 10 Maret 2025.

Saham saat ini berada di level Rp1.335 per lembar setelah sebelumnya dibuka di harga Rp1.340 dan sempat mencapai level tertinggi harian di Rp1.395 sebelum akhirnya terkoreksi.

Jika melihat tren pergerakan dalam sepekan terakhir, saham HEAL diperdagangkan dengan volume mencapai 17,98 juta lembar, sementara rata-rata volume perdagangan bulanannya mencapai 27,92 juta lembar. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan likuiditas di saham emiten rumah sakit ini.

Transaksi investor asing juga memberikan sinyal menarik. HEAL mencatatkan nilai pembelian asing sebesar Rp21,7 miliar, lebih tinggi dibandingkan nilai penjualan asing yang hanya Rp14,5 miliar. Kondisi ini mengindikasikan adanya minat beli yang cukup kuat dari investor asing terhadap saham ini.

Dari sisi frekuensi transaksi, saham HEAL diperdagangkan sebanyak 3.861 kali dalam sehari, dengan total nilai transaksi mencapai Rp24,4 miliar. Hal ini mencerminkan antusiasme pasar terhadap saham sektor kesehatan yang masih menjadi perhatian di tengah meningkatnya kebutuhan layanan medis.

Dengan pergerakan harga yang stabil dan minat investor yang tetap terjaga, saham HEAL berpotensi untuk terus menarik perhatian pelaku pasar. Namun, investor tetap perlu mencermati sentimen industri kesehatan dan faktor makroekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja emiten ini ke depannya.

FTSE Global Equity Shariah Index Series sendiri telah mengumumkan hasil tinjauan kuartalan untuk Maret 2025, yang akan berlaku efektif mulai Senin, 24 Maret 2025. Dalam pembaruan ini, terdapat perubahan komposisi saham dari Indonesia, di mana saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) masuk ke dalam indeks, sementara PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dikeluarkan.

Masuknya CMRY dan HEAL ke dalam indeks ini mencerminkan pengakuan terhadap kepatuhan mereka terhadap prinsip-prinsip keuangan syariah serta performa yang solid di pasar. CMRY, sebagai perusahaan di sektor produk konsumen, telah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dalam industri makanan dan minuman, khususnya melalui produk susu yang semakin diminati oleh pasar domestik maupun ekspor. 

Sementara itu, HEAL yang bergerak di sektor layanan kesehatan terus memperluas jaringan rumah sakitnya, memperkuat posisinya sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan swasta terbesar di Indonesia.

Di sisi lain, dikeluarkannya SMRA dari indeks mengindikasikan bahwa emiten properti ini tidak lagi memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh FTSE Global Equity Shariah Index Series. 

Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan dalam struktur pendapatan, rasio keuangan, atau kebijakan bisnis yang tidak lagi sesuai dengan standar investasi syariah yang diterapkan dalam indeks tersebut.

Perubahan komposisi ini dapat berdampak pada pergerakan harga saham masing-masing emiten, terutama karena indeks ini digunakan sebagai acuan oleh investor yang berfokus pada investasi berbasis syariah. 

Saham yang masuk ke dalam indeks cenderung mengalami peningkatan permintaan dari investor institusional yang mengikuti indeks ini, sementara saham yang dikeluarkan berpotensi mengalami tekanan jual. 

Dengan demikian, para pelaku pasar akan mencermati bagaimana perubahan ini akan memengaruhi dinamika perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.

Saham Diburu Petinggi Perusahaan

Sebulan sebelumnya, saham HEAL diburu para petinggi perusahaan. Direktur Utama Hasmoro menjadi salah satu eksekutif yang menambah porsi kepemilikan sahamnya, mengikuti jejak beberapa rekan direksi lainnya yang telah lebih dahulu melakukan akumulasi.

Hasmoro tercatat membeli 900.000 lembar saham HEAL pada 20 dan 23 Januari 2025 dengan harga Rp1.500 per saham. Dengan transaksi ini, kepemilikan sahamnya meningkat menjadi 725,24 juta lembar atau setara dengan 4,7199 persen dari sebelumnya 724,34 juta lembar atau 4,714 persen. Tujuan dari aksi ini disebutkan sebagai investasi dengan kepemilikan saham langsung.

Tidak hanya Hasmoro, beberapa direktur lain juga telah menambah kepemilikan mereka dalam beberapa waktu terakhir. Susi Setyawati membeli 125.000 lembar saham pada 17 Januari 2025 di harga Rp1.565 per saham. Pada hari yang sama, Tan Suryanti Gunadi juga melakukan aksi serupa dengan membeli 124.000 lembar saham di harga Rp1.595 per saham.

Sementara itu, Yulisar Khiat, yang menjabat sebagai Wakil Direktur dan juga pemegang saham pengendali, telah melakukan pembelian saham dalam jumlah yang lebih besar. Pada 7 Januari 2025, ia membeli 1.900.100 lembar saham di harga Rp1.608 per saham. Sebelumnya, pada 2 Januari 2025, ia juga telah menambah kepemilikan dengan membeli 600.000 lembar saham di harga Rp1.580 per saham.

Rangkaian aksi akumulasi saham oleh para direksi ini dapat menjadi sinyal positif bagi investor, mengingat pembelian oleh orang dalam sering kali mencerminkan kepercayaan terhadap prospek perusahaan. 

Namun, tantangan tetap ada, mengingat pergerakan saham HEAL masih mengalami tekanan di pasar. Investor mungkin perlu mencermati lebih lanjut faktor-faktor eksternal dan kinerja fundamental perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.(*)