Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham-saham yang Menarik untuk Investasi Jangka Pendek

PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) merekomendasikan INCO, ADMR, LSIP dan XIHD untuk investasi jangka pendek pekan ini.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 March 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Syahrianto
Saham-saham yang Menarik untuk Investasi Jangka Pendek Layar utama Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang menampilkan beberapa nama saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Kabarbursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan signifikan sebesar 5,83 persen sepanjang pekan perdagangan 3 hingga 7 Maret 2025 pekan kemarin.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, menyebut penguatan itu didorong oleh inflow moderat sebesar Rp144,1 miliar dan technical rebound yang bersifat sementara atau membentuk corrective movement dalam tren bearish

"Selain faktor teknikal, pasar juga masih dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan proteksionis Donald Trump, stimulus batu bara China, serta upgrade rekomendasi tiga bank besar dan GOTO oleh JP Morgan," ujar Imam melalui keterangan tertulis pada Senin, 10 Maret 2025.

Imam menjelaskan bahwa ketidakpastian terkait kebijakan proteksionis Donald Trump menjadi faktor utama yang membayangi pasar. Kebijakan yang maju-mundur tersebut meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas, yang naik hampir 2 persen dalam sepekan. Sementara itu, Gubernur The Fed, Christopher Waller, dan Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral AS belum melihat urgensi untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, yang semakin menambah volatilitas pasar. 

Selain itu, stimulus besar yang digelontorkan oleh pemerintah China menjadi katalis positif bagi sektor komoditas. China menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 5 persen pada 2025 dengan meningkatkan defisit anggaran menjadi 4 persen dari PDB. 

Pemerintah China juga mengalokasikan CNY500 miliar untuk rekapitalisasi bank-bank utama serta menerbitkan CNY1,3 triliun dalam obligasi jangka panjang. Dianggap memberikan sentimen positif bagi pasar komoditas, termasuk batu bara, yang naik 4,60 persen dalam sepekan terakhir.  

Stimulus besar yang digelontorkan oleh pemerintah China menjadi katalis positif bagi sektor komoditas. China menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 5 persen pada 2025 dengan meningkatkan defisit anggaran menjadi 4 persen dari PDB. 

Pemerintah China juga mengalokasikan CNY500 miliar untuk rekapitalisasi bank-bank utama serta menerbitkan CNY1,3 triliun dalam obligasi jangka panjang. Langkah ini memberikan sentimen positif bagi pasar komoditas, termasuk batu bara, yang naik 4,60 persen dalam sepekan terakhir.  

Berdasarkan analisis fundamental dan teknikal selama sepekan ini, IPOT merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi menguat dalam jangka pendek dan menengah. 

Pertama, PT Vale Indonesia Tbk atau dalam kode saham dengan rekomendasi buy on breakout di level entry Rp3.160, target Rp3.400, dan stop loss di bawah Rp3.040. Stimulus pemerintah China yang mendorong pertumbuhan industri manufaktur akan meningkatkan permintaan nikel, yang menjadi bahan baku utama sektor tersebut.  

Kedua, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk atau dalam kode saham ADMR dengan rekomendasi buy on pullback di level entry Rp860 sampai Rp885, target Rp950, dan stop loss di bawah Rp830. 

Seiring dengan stimulus China yang berdampak pada sektor batu bara, ADMR yang berfokus pada batu bara metalurgi diperkirakan mendapat manfaat dari kebijakan ini. Selain itu, keluarnya AS dari Just Energy Transition Partnership (JETP) diprediksi dapat memberikan dampak signifikan terhadap harga batu bara global.  

Ketiga, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk atau dalam kode saham LSIP dengan rekomendasi buy on pullback di level entry Rp1.080 hingga Rp1.100, target Rp1.160, dan stop loss di bawah Rp1.055. 

Harga crude palm oil  atau CPO diperkirakan akan terus menguat akibat gangguan produksi di Malaysia akibat serangan hama dan banjir. Selain itu, permintaan minyak sawit domestik juga diproyeksikan meningkat menjelang Ramadan, yang dapat memberikan sentimen positif bagi LSIP.  

Keempat, Premier ETF IDX High Dividend 20 atau dalam kode saham XIHD dengan rekomendasi buy on pullback di level entry Rp558 – Rp565, target Rp599, dan stop loss di bawah Rp546. Dengan musim dividen yang semakin dekat dan potensi pembentukan secondary movement, Reksa Dana Power Fund Series (PFS) XIHD menjadi pilihan menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum pasar.

Sentimen yang Berpotensi Pengaruhi IHSG

Analyst Stocknow.id, Abdul Haq Al Faruqy memandang terdapat beberapa sentimen yang akan mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini periode 10 - 14 Maret 2025.

Abdul mengatakan pada periode tersebut, IHSG akan bergerak menguat secara terbatas dengan menguji level resistance classic di level 6.798 dan support di 6.380. Dia melihat, penguatan Indeks dipengaruhi oleh kombinasi sentimen domestik dan global. 

"Dari sisi eksternal, pasar akan mencermati rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada 12 Maret 2025" ujar dia kepada KabarBursa.com di Jakarta, Senin, 10 Maret 2025.

Abdul menjelaskan, jika inflasi AS mengalami penurunan ke level 2,9 persen year-on-year sesuai ekspektasi, hal ini bisa memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve akan lebih dovish dalam kebijakan suku bunganya.

Dampaknya, lanjut dia, arus modal asing bisa kembali masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga memberikan dorongan positif bagi IHSG.

Sementara itu, dari dalam negeri, Abdul membeberkan stabilitas nilai tukar rupiah dan kebijakan Bank Indonesia dalam mempertahankan suku bunga akan menjadi faktor penentu. 

"Jika rupiah tetap stabil terhadap dolar AS, maka investor domestik dan asing akan lebih percaya diri dalam berinvestasi di pasar saham Indonesia," katanya. 

Selain itu, menurut dia, rilis data ekonomi seperti neraca perdagangan dan pertumbuhan kredit juga dapat memberikan gambaran lebih lanjut mengenai prospek ekonomi nasional. (*)