KABARBURSA.COM - Persaingan industri telekomunikasi di Indonesia semakin ketat. Hal ini berkaca dari sejumlah perusahaan yang memiliki aksi korporasi belakangan ini.
Salah satunya adalah PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge yang telah mengumumkan kerja sama oleh beberapa perusahaan. Beberapa waktu lalu, emiten berkode saham WIFI itu menggandeng PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) untuk mendukung proyek internet terjangkau bagi rakyat Indonesia dengan tujuan menjangkau 40 juta pelanggan.
Kerja sama ini menawarkan paket internet unlimited 100 Mbps seharga Rp100.000 per bulan, mereka menargetkan segmen masyarakat yang selama ini belum memiliki akses internet stabil dan terjangkau.
Tak hanya itu, Surge juga telah mengumumkan kolaborasinya dengan perusahaan teknologi asal Jepang, OREX SAI INC. Kerja sama ini bertujuan mempercepat penyebaran internet berkecepatan tinggi di wilayah-wilayah yang masih minim akses digital di Indonesia.
Di sisi lain, PT XL Axiata Tbk atau EXCL juga akan merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Pengumuman ini menunjukkan semakin ketatnya persaingan industri telekomunikasi.
Pengamat pasar modal, Wahyu Laksono mengatakan aksi korporasi Surge yang menggandeng dua perusahaan menunjukkan keseriusan perusahaan dalam memfasilitasi layanan internet di Indonesia.
"Menunjukkan upaya mereka untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan internet," ujarnya saat dihubungi Kabarbursa.com melalui aplikasi pesan singkat, dikutip, Sabtu, 8 Maret 2025.
Sementara itu Wahyu memandang peluang merger antara dua perusahaan ternama yakni XL Axiata dan Smartfren juga dapat menciptakan pemain yang lebih kuat di pasar.
Menurut dia, aksi dari beberapa perusahaan tersebut bisa mengancam pangsa pasar PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, terutama di segmen pelanggan yang sensitif terhadap harga dan kualitas layanan.
"Tentunya semua itu potensial memberikan tekanan kompetitif terhadap Telkom," katanya.
Namun begitu, Wahyu menegaskan keberadaan Telkom di Indonesia masih sangat kuat. Ia menyebut perusahaan dengan kode saham TLKM ini memiliki kans untuk memanfaatkan posisinya sebagai pemimpin pasar guna melakukan inovasi layanan baru.
Dengan kompetisi telekomunikasi yang semakin kuat, kata Wahyu, Telkom diharuskan terus beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pelanggan untuk mempertahankan dominasinya.
Dia membeberkan Telkom perlu fokus pada peningkatan kualitas layanan, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh infrastruktur yang memadai.
Dengan melakukan cara tersebut, Wahyu yakin jika Telkom masih memiliki posisi yang kuat di pasar telekomunikasi Indonesia.
"Dengan strategi yang tepat, Telkom dapat terus tumbuh dan berkembang di tengah dinamika industri yang berubah dengan cepat," pungkasnya.
Telkom Akui Persaingan Industri Telekomunikasi Ketat
Telkom sendiri telah membeberkan dua tantangan utama yang kemungkinan bakal dihadapi pada tahun 2025, salah satunya adalah terkait persaingan.
VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko, menyampaikan salah satu tantangan perusahaan pada tahun ini ialah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat.
"Persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin kompetitif, menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dalam menjalankan bisnis," ujar dia kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2025.
Tak hanya itu, Andri mengatakan tren industri telekomunikasi global yang tengah menghadapi berbagai dinamika juga bisa menjadi rintangan bagi Telkom di tahun ini.
Meski ada tantangan yang menghadang, Andri optimistis Telkom bisa melewati itu semua. Pasalnya, lanjut dia, Telkom bakal menerapkan sejumlah langkah guna bisa menghadapi rintangan tersebut.
Guna melewati tantangan itu, Telkom telah mencanangkan lima strategi khusus di tahun 2025 demi bisa memperkuat profitabilitas perusahaan di masa mendatang.
Andri mengatakan pihaknya mengakselerasi implementasi strategi utama lima Bold Moves sebagai langkah strategis perusahaan yang sampai saat ini terus memberikan hasil positif.
"Dan diharapkan menjadi potensi untuk keberlangsungan profitabilitas perusahaan ke depannya," ujar dia.
Adapun strategi bisnis tersebut di antaranya adalah inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo, Data Center Co, B2B Digital IT Service Co, dan DigiCo.
Menurut Andri, kelima strategi utama ini dicanangkan untuk memperkuat posisi Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia.
Di sisi lain, Andri menyampaikan Telkom juga akan semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri telekomunikasi digital melalui empat pilar bisnis baru perusahaan.
Empat bisnis baru tersebut adalah digital infrastructure untuk memaksimalkan pemanfaatan aset perusahaan, Integrated B2C Services untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat pangsa pasar di segmen B2C,
"Lalu B2B ICT Services untuk meningkatkan kapabilitas dan pengembangan solusi digital untuk segmen B2B, serta New Play guna optimalisasi portofolio bisnis perusahaan dan menjajaki peluang model bisnis baru," jelas dia.
Lebih jauh Andri menegaskan, Telkom akan terus membuka berbagai peluang kolaborasi strategis dengan berbagai pihak baik nasional maupun global yang berasal dari beragam sektor industri.
"Dengan fokus pada akselerasi implementasi strategi utama 5 Bold Moves dan 4 Pilar Bisnis Perusahaan menjadi upaya Telkom dalam menghadapi tantangan," ujar dia.
Selain itu, Andri menegaskan Telkom juga akan memperkuat market share, optimalisasi bisnis, serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.