KABARBURSA.COM - PT Bumi Serpong Damai Tbk atau BSDE menegaskan keyakinannya dalam mencapai target prapenjualan sebesar Rp10 triliun pada tahun 2025. Optimisme ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk dukungan pemerintah terhadap sektor perumahan dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang positif.
Direktur BSDE Hermawan Wijaya menjelaskan, perhatian besar pemerintah terhadap sektor perumahan menjadi katalis utama bagi pertumbuhan industri properti nasional. Menurutnya, sektor ini masih memiliki prospek cerah, mengingat kebutuhan akan hunian yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi.
Tren positif pada kinerja perusahaan di tahun sebelumnya juga menjadi dasar keyakinan bahwa industri properti akan terus mengalami pertumbuhan yang stabil di tahun-tahun mendatang.
Induk perusahaan BSDE, Sinar Mas Land, juga memiliki keyakinan serupa, terutama setelah Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen pada tahun 2025.
Faktor-faktor seperti reformasi kebijakan, digitalisasi, dan investasi di sektor strategis diperkirakan akan menjadi motor utama perekonomian, yang secara tidak langsung juga memberikan dampak positif bagi sektor properti.
Sepanjang tahun 2024, BSDE telah membukukan prapenjualan senilai Rp9,72 triliun, atau meningkat sekitar 2 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp9,5 triliun. Dari angka tersebut, segmen residensial berkontribusi paling besar dengan nilai Rp5,40 triliun. Hal ini mencerminkan besarnya permintaan terhadap hunian, khususnya di kawasan yang sedang berkembang.
Untuk mencapai target ambisius di tahun 2025, BSDE dan Sinar Mas Land telah menyiapkan berbagai strategi, termasuk melanjutkan ekspansi proyek di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Surabaya, Semarang, dan Balikpapan.
Ekspansi ini bertujuan untuk menangkap peluang pasar di berbagai daerah yang memiliki potensi tinggi, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin merata di luar Jakarta.
Deputy Group CEO Strategic Development & Assets Sinar Mas Land Herry Hendarta menjelaskan, ekspansi bisnis menjadi strategi utama perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar properti. Selain mengembangkan proyek-proyek baru, perusahaan juga akan mengedepankan inovasi dalam desain dan konsep properti untuk menarik lebih banyak konsumen.
Diversifikasi portofolio juga menjadi bagian dari strategi ini, di mana BSDE berencana untuk memperluas land bank melalui akuisisi serta kolaborasi dengan berbagai pihak strategis.
Sinar Mas Land melihat peluang besar dalam pengembangan properti residensial di luar BSD City. Salah satu segmen yang akan mendapat perhatian khusus adalah proyek hunian dengan harga sekitar Rp1 miliar di kawasan Bogor dan sekitarnya. Langkah ini diambil untuk menjangkau lebih banyak masyarakat kelas menengah yang mencari hunian berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain fokus pada ekspansi dan inovasi, perusahaan juga berkomitmen untuk menghadirkan hunian serta kawasan komersial yang lebih ramah lingkungan. Konsep properti berkelanjutan kini menjadi semakin penting dalam strategi bisnis BSDE, tidak hanya diterapkan di BSD City tetapi juga di seluruh township yang sedang dikembangkan. Hal ini sejalan dengan tren global di mana konsumen semakin mempertimbangkan aspek lingkungan dalam memilih tempat tinggal maupun ruang usaha.
Dengan berbagai strategi ini, BSDE optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan dan terus berkontribusi pada pertumbuhan industri properti nasional. Perusahaan tidak hanya berfokus pada angka penjualan, tetapi juga pada upaya menciptakan lingkungan hunian dan komersial yang berkualitas, inovatif, dan berkelanjutan.
Optimisme ini semakin diperkuat dengan dukungan pemerintah terhadap sektor perumahan serta pertumbuhan ekonomi yang stabil, yang diyakini akan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi industri properti di Indonesia.
Kinerja Keuangan Solid
Kinerja keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) cukup solid meskipun menghadapi tantangan dalam pertumbuhan laba bersih. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp18,2 triliun dan enterprise value mencapai Rp26,4 triliun, BSDE tetap menjadi salah satu pemain utama di sektor properti Indonesia.
Dari sisi valuasi, BSDE memiliki Price to Earnings (PE) Ratio tahunan sebesar 5,05, sementara PE Ratio berbasis trailing twelve months (TTM) berada di angka 6,33. Angka ini lebih rendah dibandingkan median PE Ratio IHSG yang berada di 7,54, menunjukkan bahwa saham BSDE tergolong murah secara valuasi.
Earnings Yield BSDE yang mencapai 15,81 persen juga mencerminkan tingkat pengembalian yang menarik bagi investor. Selain itu, Price to Book Value hanya 0,46, mengindikasikan bahwa harga saham saat ini masih berada di bawah nilai bukunya.
Dari perspektif profitabilitas, BSDE mencatat laba bersih dalam 12 bulan terakhir sebesar Rp2,87 triliun, dengan marjin laba bersih mencapai 13,56 persen. Gross Profit Margin perusahaan tetap tinggi di 63,49 persen, menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan biaya produksi dan operasional.
Meskipun demikian, laba bersih kuartal ketiga 2024 turun 35,08 persen secara tahunan (YoY), yang mengindikasikan adanya tekanan dalam pertumbuhan profitabilitas.
Dari sisi solvabilitas, perusahaan memiliki struktur keuangan yang relatif sehat. Debt to Equity Ratio berada di level 0,30, dengan total utang jangka panjang sebesar Rp8,36 triliun dan utang jangka pendek Rp3,26 triliun.
Dengan total kas mencapai Rp8,07 triliun, BSDE memiliki posisi likuiditas yang kuat untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current Ratio sebesar 2,06 juga menunjukkan bahwa aset lancar perusahaan mampu menutupi kewajiban jangka pendek dengan baik.
Pertumbuhan pendapatan BSDE juga cukup positif, dengan pertumbuhan pendapatan tahunan (YoY) sebesar 17,75 persen pada kuartal terakhir. Namun, penurunan laba bersih secara tahunan mengindikasikan adanya tekanan dari sisi biaya operasional atau beban keuangan yang meningkat.
Return on Equity (ROE) tercatat sebesar 7,34 persen, sementara Return on Assets (ROA) sebesar 4,20 persen, yang menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu mengoptimalkan asetnya untuk menghasilkan keuntungan.
Dari sisi arus kas, perusahaan mencatat arus kas dari operasi sebesar Rp1,6 triliun dalam 12 bulan terakhir. Namun, arus kas dari investasi mengalami defisit sebesar Rp2,37 triliun, yang menunjukkan adanya ekspansi bisnis atau belanja modal yang signifikan.
Arus kas dari aktivitas pendanaan juga negatif Rp4,74 triliun, yang bisa jadi mencerminkan pembayaran utang atau pengurangan pinjaman. Free Cash Flow perusahaan tercatat sebesar Rp792 miliar, yang masih menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas bebas setelah pengeluaran modal.
Dari segi peringkat pasar, BSDE memiliki Piotroski F-Score sebesar 5, yang menandakan posisi keuangan yang moderat dalam hal profitabilitas, likuiditas, dan efisiensi operasional. Dengan Relative Strength Rating sebesar 22 persen, saham BSDE masih memiliki potensi untuk mengalami kenaikan jika didukung oleh sentimen positif di industri properti.
Meskipun BSDE belum kembali aktif membagikan dividen setelah terakhir kali melakukannya pada tahun 2017, prospek perusahaan ke depan masih cukup menarik. Dengan fokus pada ekspansi proyek di berbagai kota besar serta strategi diversifikasi portofolio properti, perusahaan memiliki potensi untuk memperbaiki kinerja keuangan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
Selain itu, dukungan pemerintah terhadap sektor perumahan dan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan tetap stabil dapat menjadi katalis positif bagi BSDE dalam mencapai target penjualan dan profitabilitas di tahun-tahun mendatang.
Peluang Besar BSDE
Jika melihat dari kinerja keuangan Perusahaan, PT Bumi Serpong Damai Tbk memiliki peluang besar untuk mencapai target prapenjualan sebesar Rp10 triliun pada tahun 2025, mengingat kinerja keuangan yang solid dan strategi bisnis yang terus berkembang.
Pada tahun 2024, BSDE telah mencatatkan prapenjualan sebesar Rp9,72 triliun, meningkat 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pencapaian ini, tambahan sekitar Rp280 miliar untuk mencapai target bukanlah sesuatu yang sulit, terutama jika perusahaan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan dan strategi pemasaran yang efektif.
Dari sisi profitabilitas, BSDE menunjukkan kinerja yang kuat dengan laba bersih sebesar Rp2,88 triliun dalam 12 bulan terakhir, serta margin laba bersih mencapai 13,56 persen. EBITDA yang tercatat sebesar Rp4,85 triliun dan arus kas operasional sebesar Rp1,6 triliun menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kekuatan finansial yang cukup untuk mendukung ekspansi dan mendorong penjualan lebih lanjut.
Selain itu, valuasi saham yang relatif murah dibandingkan dengan rata-rata pasar, tercermin dari rasio harga terhadap laba (PER) sebesar 6,33 yang lebih rendah dari median IHSG 7,54, menunjukkan bahwa saham BSDE masih menarik bagi investor.
Struktur permodalan BSDE juga dalam kondisi yang sehat, dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) hanya sebesar 0,30, memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi tanpa tekanan likuiditas yang besar.
Namun, meskipun fundamental perusahaan kuat, beberapa tantangan tetap perlu diperhatikan, seperti penurunan pertumbuhan laba bersih sebesar 35,08 persen secara tahunan, yang dapat menjadi indikasi perlambatan pertumbuhan profitabilitas.
Selain itu, arus kas dari aktivitas investasi yang negatif sebesar Rp2,37 triliun menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam fase ekspansi yang membutuhkan banyak modal.
Dengan pencapaian prapenjualan yang sudah hampir mendekati target, serta dukungan dari fundamental keuangan yang solid, BSDE berpeluang besar untuk merealisasikan target prapenjualan Rp10 triliun pada 2025.
Perusahaan perlu terus menjaga efisiensi operasional dan mempertahankan margin keuntungan agar pertumbuhan tetap berkelanjutan di tengah tantangan yang ada.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.