KABARBURSA.COM - Menjelang Idulfitri 1446 Hijriah atau 2025, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) mengejar peningkatan penjualan dengan berbagai cara.
Presiden Direktur ASLC Jany Candra mengatakan bahwa perusahaannya bakal menangkap peluang peningkatan permintaan mobil bekas menjelang lebaran tahun 2025.
"Momentum lebaran merupakan kesempatan besar bagi ASLC untuk meraup peningkatan penjualan mobil bekas," ujar Jany melalui keterangan tertulis yang diterima Kabarbursa.com pada Jumat, 7 Maret 2025.
Ia memaparkan data Gaikindo, pada tahun 2024 penjualan mobil bekas di Indonesia mencapai 1,8 juta unit, jauh lebih tinggi dibandingkan mobil baru yang hanya terjual 865.723 unit. Tren peningkatan permintaan mobil bekas ini dipicu oleh kenaikan harga mobil baru yang tidak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat. Melemahnya daya beli memaksa konsumen harus memilih kendaraan bekas sebagai alternatif karena harganya lebih terjangkau.
Selain itu, untuk dapat terus meningkatkan penjualan mobil bekas, setiap tahun ASLC aktif berekspansi membuka showroom Caroline.id di wilayah-wilayah potensial di Jabodetabek dan Jawa Barat. Caroline.id merupakan bisnis yang menerapkan konsep online to offline (O2O) Used Car Dealer saat ini sudah ada di Soekarno Hatta-Metro, Bandung, Jawa Barat. Dan per akhir tahun 2025. ASLC telah memiliki 16 showroom.
Untuk semakin mendorong penjualan, Caroline.id kemudian bekerja sama dengan PT Mandiri Utama Finance (MUF) menggelar Mobil Bekas Expo (MOBEX) MUF X CAROLINE.ID pada 7 hingga 16 Maret 2025 di showroom Caroline.id Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten.
Agenda tersebut menawarkan promo untuk pembeli berupa uang muka mulai 10 persen, suku bunga 4,99 persen, cicilan ringan, voucher salon mobil Rp3 juta, e-money Rp1,5 juta dan voucher pengisian bahan bakar minyar Rp500.000 untuk pembeli dan pelanggan tukar tambah selama acara berlangung. "Kami dorong pertumbuhan mobil bekas di Indonesia jelang Lebaran ini," ucap dia.
Menurut dia, pada sembilan bulan pertama 2024, pendapatan Caroline.id mencapai Rp416,76 miliar, naik 35 persen yoy, dengan penjualan lebih dari 2.400 unit mobil bekas, meningkat 18,3 persen yoy.
Bisnis lelang JBA juga mengalami pertumbuhan pesat, dengan volume lelang mencapai 92.172 unit, naik 33,1 persen yoy, yang mendorong pendapatan bisnis lelang naik 37,6 persen yoy menjadi Rp199,04 miliar. ASLC menargetkan pangsa pasar di atas 40 persen dalam industri lelang kendaraan bekas.
Dengan strategi ekspansi dan inovasi yang berkelanjutan, ASLC optimistis dapat terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar mobil bekas Indonesia.
PT Autopedia Sukses Lestari Tbk merupakan bagian dari Grup PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) yang bergerak di bisnis jual beli kendaraan bekas dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 2022. Sebagai omnichannel automotive marketplace terbesar di Indonesia, ASLC memiliki dua bisnis utama, yaitu balai lelang JBA yang mengoperasikan 35 cabang di seluruh Indonesia, serta diler mobil bekas online-to-offline (O2O) Caroline.id yang kini memiliki 16 showroom.
Caroline.id menawarkan garansi 7G+ selama 1 tahun yang mencakup mesin, transmisi, AC, rem, elektrikal, suspensi, dan kemudi untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pelanggan. Dengan potensi bisnis mobil bekas yang terus meningkat, ASLC akan terus memperluas jaringan showroom Caroline.id guna menjangkau lebih banyak konsumen di Indonesia.
Analisis Kinerja Keuangan ASLC
Perusahaan mencatat pertumbuhan keuangan yang signifikan sepanjang 2024, dengan peningkatan laba bersih (net income), laba per saham (EPS), dan pendapatan (revenue) dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada kuartal pertama 2024, laba bersih perusahaan mencapai Rp15 triliun, jauh melampaui perolehan Rp859 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Sementara itu, pada kuartal kedua 2024, perusahaan tetap mencatatkan laba sebesar Rp9 triliun, meskipun lebih rendah dibandingkan kuartal pertama. Sebagai perbandingan, kuartal kedua tahun 2023 mencatat laba bersih Rp3 triliun.
Pertumbuhan berlanjut pada kuartal ketiga 2024, di mana laba bersih melonjak menjadi Rp16 triliun, naik lebih dari dua kali lipat dari Rp7 triliun pada kuartal ketiga 2023. Data untuk kuartal keempat 2024 belum tersedia, namun pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan membukukan laba Rp12 triliun.
Total aset perusahaan pada kuartal ketiga 2024 mencapai Rp904 triliun, sedikit menurun dari kuartal sebelumnya yang mencapai Rp919 triliun, namun masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp869 triliun.
Aset lancar perusahaan pada kuartal ketiga 2024 tercatat sebesar Rp571 triliun, dengan kas dan setara kas mencapai Rp244 triliun. Meskipun terjadi sedikit penurunan dibandingkan kuartal ketiga 2023 yang mencapai Rp262 triliun, perusahaan tetap menjaga likuiditas yang kuat. Piutang usaha juga mengalami peningkatan dari Rp75 triliun di kuartal III 2023 menjadi Rp74 triliun di kuartal III 2024.
Di sisi lain, aset tidak lancar perusahaan mencapai Rp333 triliun pada kuartal ketiga 2024, meningkat dari Rp315 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan aset tetap yang stabil sebesar Rp176 triliun dan aset tak berwujud senilai Rp46 triliun.
Total liabilitas perusahaan pada kuartal ketiga 2024 mencapai Rp156 triliun, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai Rp193 triliun. Penurunan ini menunjukkan pengelolaan utang yang semakin baik dan efisien.
Sementara itu, ekuitas perusahaan mengalami peningkatan menjadi Rp748 triliun pada kuartal ketiga 2024, naik dari Rp714 triliun di periode yang sama tahun 2023. Peningkatan ini dipengaruhi oleh saldo laba yang tumbuh menjadi Rp77 triliun, serta stabilitas modal saham yang tetap di angka Rp204 triliun.
Saham ASLC Stagnan
Saham ASL) pada perdagangan hari ini stabil di level 72, tanpa perubahan dari harga sebelumnya. Saham ASLC sempat menyentuh harga tertinggi 74, sementara harga terendahnya berada di 72. Volume perdagangan tercatat sebesar 2,57 juta lembar saham, dengan rata-rata volume perdagangan harian mencapai 9,89 juta lembar saham. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp185,8 miliar.
Berdasarkan rasio keuangan, saham ASLC saat ini memiliki Price to Earnings (P/E) Ratio tahunan sebesar 17,11, sementara P/E berbasis Trailing Twelve Months (TTM) berada di level 17,52. Sebagai perbandingan, median P/E IHSG TTM berada di angka 7,54, menunjukkan bahwa saham ASLC diperdagangkan dengan valuasi lebih tinggi dibandingkan rata-rata pasar.
Sementara itu, Earnings Yield (TTM) tercatat di 5,71 persen, yang masih menarik bagi investor yang mencari keuntungan dari laba per saham. Selain itu, Price to Sales (TTM) berada di 1,08, sementara Price to Book Value (PBV) mencapai 1,25, yang menunjukkan valuasi saham ASLC masih dalam batas wajar. (*)