Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Sempat Dibuka Menguat, IHSG Langsung Koreksi

Setelah dibuka menghijau, tak lama kemudian IHSG mengalami koreksi ke posisi 6.613, atau turun 0,07 persen dari posisi sebelumnya.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 07 March 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Pramirvan Datu
Sempat Dibuka Menguat, IHSG Langsung Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat sebesar 0,09 persen atau naik 5 poin ke level 6.623 pada perdagangan.

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat sebesar 0,09 persen atau naik 5 poin ke level 6.623 pada perdagangan Jumat, 7 Maret 2025. Setelah dibuka menghijau, tak lama kemudian IHSG mengalami koreksi ke posisi 6.613, atau turun 0,07 persen dari posisi sebelumnya. 

Mengutip data RTI Business, pada sesi satu ini terpantau 151 saham berada di zona hijau, 101 saham mengalami pelemahan, dan 214 saham stagnan. 

Volume perdagangan pada pembukaan pagi ini  sebesar Rp493.041 juta, sementara transaksi senilai  Rp297.683 miliar dengan frekuensi perdagangan senilai 24, 640.

Sementara itu merujuk data Stcokbit, saham LCK Global Kedaton Tbk. (LCKM) memimpin daftar top gainer dengan kenaikan 23,08 persen menjadi 288. Disusul oleh Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. (JSPT) yang naik 14,29 persen ke posisi 12.600.

Saham lain yang turut menguat adalah Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) yang naik 13,43 persen, Wahana Pronatural Tbk. (WAPO) naik 11,72 persen, serta Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) yang meningkat 11,34 persen.

Sementara itu, di daftar Top Loser, saham Fortune Indonesia Tbk. (FORU) mengalami penurunan paling tajam sebesar 11,54 persen ke level 1.725. 

Andalan Sakti Primaindo Tbk. (ASPI) juga turun 11,29 persen menjadi 220. Selain itu, Panca Anugrah Wisesa Tbk. (MGLV) turun 8,79 persen, Jaya Trishindo Tbk. (HELI) melemah 5,00 persen, dan Electronic City Indonesia Tbk. (ECII) koreksi 4,42 persen.

IHSG Potensi Menguat, Uji Level 6.700 di Depan Mata

Diberitakan sebelumnya, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memperkirakan pergerakan IHSG berikutnya bakal mengarah ke level 6.686 hingga 6.762, dengan support di 6.446 dan 6.297 serta resistance di 6.698 dan 6.818.

“IHSG sudah mencapai target terdekat di rentang 6.615-6.639. Jika penguatan berlanjut, target berikutnya ada di 6.686-6.762,” kata Herditya dalam risetnya yang diterima KabarBursa.com, Jumat, 7 Maret 2025.

Saham yang Menarik untuk Dicermati

Di tengah tren IHSG yang kembali naik, ada beberapa saham yang menurut MNC Sekuritas menarik untuk diperhatikan.

1. Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)

Saham BRIS menguat 1,56 persen ke 2.610 dengan volume pembelian yang cukup solid. Herditya menyebutkan bahwa BRIS saat ini berada dalam fase wave (iv) dari wave [b] pada skenario hitam atau bagian dari wave [x] pada skenario merah.

 2. Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)

CUAN melesat 2,46 persen ke 7.300, tapi kenaikannya tertahan di MA20. Berdasarkan analisis teknikal, saham ini masih berada di awal wave A dari wave (B).

3. Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

ERAA justru menjadi sorotan dengan kenaikan signifikan 9,18 persen ke 428. MNC Sekuritas menilai pergerakan saham ini berada dalam fase wave [iii] dari wave 3, yang berarti masih punya potensi untuk melanjutkan tren kenaikannya.

4. Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT)

Berbeda dengan yang lain, ISAT justru mengalami koreksi 2,53 persen ke 1.540 akibat tekanan jual. Namun, MNC Sekuritas menilai koreksinya akan terbatas karena sudah mendekati akhir wave [v] dari wave A, sehingga bisa jadi titik menarik bagi investor yang mencari peluang.

Dengan pergerakan IHSG yang mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan lebih lanjut, saham-saham ini bisa menjadi perhatian bagi pelaku pasar. Namun, tetap perlu diwaspadai faktor eksternal yang bisa memengaruhi laju indeks dalam beberapa hari ke depan.

Wall Street Ambruk Gegara Tarif dan Anjloknya Saham AI

Wall Street hari ini kembali longsor. Setelah sempat sedikit pulih sehari sebelumnya, Jumat, 7 Maret 2025, dini hari WIB bursa saham Amerika Serikat (AS) ini lagi-lagi anjlok cukup dalam gara-gara tarif impor ala Donald Trump.

Dilansir dari AP di Jakarta, Jumat, indeks S&P 500 longsor 1,8 persen, balik ke tren turun setelah sempat rebound sehari sebelumnya. Dow Jones juga drop 427 poin (1 persen), sedangkan Nasdaq jeblok 2,6 persen—resmi masuk zona koreksi karena udah turun lebih dari 10 persen dari rekor Desember lalu.

Padahal, Trump sempat kasih kelonggaran tarif 25 persen buat barang impor dari Meksiko dan Kanada selama sebulan. Tapi pasar kayaknya ogah terlalu berharap, apalagi sebulan sebelumnya Trump juga kasih pengecualian buat industri otomotif, tapi masih terus lanjut menyasar tarif lain.

Intinya, investor masih menyimpan harapan bahwa tarif ini cuma strategi nego dan bukan kebijakan permanen. Soalnya kalau perang dagang benar-benar terjadi, itu bisa bikin ekonomi ambyar dan inflasi melonjak. Tapi Trump adalah sosok yang dikenal plin-plan karena besok bisa beda lagi keputusannya. Buktinya, tarif lain yang dijadwalkan buat April 2 tetap jalan terus, yang mana ini bikin pasar tambah panik.

"Cara kayak gini tak terlalu berpengaruh buat menghilangkan ketidakpastian,” kata kepala investasi di BMO Wealth Management, Yung-Yu Ma. “Selama aturan tarif masih acak-acakan begini, bisnis juga bakal tetap was-was.”

Pelaku usaha AS juga sudah mulai teriak. Mereka bilang kebijakan yang bolak-balik ini bikin kacau, sementara rumah tangga AS siap-siap menerima kenaikan harga akibat tarif impor yang bikin inflasi naik. Kalau begini terus, AS bisa masuk ke stagflasi—alias ekonomi melambat, tapi inflasi tinggi, yang mana ini mimpi buruk buat The Fed karena tak ada instrumen kebijakan yang bisa langsung membereskan masalah ini.

Menurut analis BNP Paribas, dampak tarif bakal tergantung apakah kebijakan ini bakal dicabut atau malah lanjut. “Tapi meskipun nanti dihapus, dampaknya ke ekonomi global bakal tetap terasa lama,” tulis mereka.(*)