KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan terus memberikan kesempatan ke semua perusahaan untuk melakukan IPO (Initial Public Offering) meskipun berskala kecil.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan pasar modal sejatinya harus memberikan akomodasi kepada perusahaan berskala kecil, bukan hanya perusahaan besar.
"Perusahaan kecil tapi yang prospektif company," ujar dia kepada wartawan di Gedung BEI Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025.
Dalam hal itu, Nyoman menjelaskan BEI akan melihat perusahaan bersangkutan dari segi model bisnisnya. Selain itu, pihaknya juga akan menyoroti rencana jangka panjang perusahaan ke depan.
Nyoman menyatakan BEI sangat terbuka untuk semua perusahaan yang berminat melantai di bursa. Dia bilang, perusahaan dipersilakan mendaftar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Tapi pada saat proses berikutnya kami ada kunjungan dan pemaparan. Nah pada saat itulah kami bisa melihat ini (perusahaan) udah waktunya belum untuk go public?," terang dia.
Lebih jauh Nyoman mengatakan saat ini pihaknya tengah menyeleksi perusahaan dengan aset berskala menengah ke bawah. Namun begitu, dia tidak menyebutkan perusahaan yang dimaksud.
BEI: Ada 19 Perusahaan dalam Proses IPO di Pasar Modal
Sebelumnya diberitakan, BEI telah merilis data mengenai adanya rencana 19 perusahaan melantai di Pasar Modal pada tahun ini.
"Hingga 7 Februari 2025, BEI mencatat ada 8 perusahaan yang telah mencatatkan saham dengan total dana yang berhasil dihimpin sebesar Rp3,70 triliun. Masih 19 dalam pipeline yang tengah diproses," kata Nyoman melalui pemaparan data tertulisnya dikutip Minggu, 9 Februari 2025.
Menurut Gede, catatan itu telah sesuai dengan klasifikasi aset sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 53/POJK.04/2017.
Dari 19 perusahaan yang sedang berproses itu, ada satu perusahaan tergolong sebagai perusahaan dengan aset skala menengah yakni aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sementara 18 perusahaan lainnya merupakan perusahaan dengan aset skala besar atau total aset di atas Rp250 miliar.
Berdasarkan sektor, pipeline pencatatan, rincian sektor perusahaan yang berproses tersebut mencakup dua perusahaan dari sektor bahan dasar, enam perusahaan dari sektor konsumsi non-cyclicals, tiga perusahaan dari sektor energi, satu perusahaan dari sektor keuangan, tiga perusahaan dari sektor kesehatan, tiga perusahaan dari sektor industri, serta satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.
Tiga Perusahaan bakal IPO di BEI dalam Waktu Dekat
BEI akan kedatangan tiga emiten baru yang siap melantai melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI), PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE), dan PT Golden Westindo Artajaya Tbk (GWAA) berasal dari sektor yang berbeda.
KAQI dan MINE akan melakukan penawaran umum perdana pada Senin, 10 Maret 2025, sedangkan GWAA baru mengumumkan penawaran awal yang berlangsung pada 10 sampai dengan 18 September 2025. Lalu bagaimana profil ketiga pendatang ini yang harus diketahui investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
1. PT Jantra Grupo Indonesia Tbk
PT Jantra Grupo Indonesia Tbk, yang akan berkode saham KAQI, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jaringan bengkel dan perdagangan aksesoris kaki-kaki mobil. Melalui sembilan anak usahanya, perseroan mengoperasikan layanan bengkel reparasi mobil, jasa cuci mobil, serta penjualan suku cadang khususnya untuk sistem suspensi dan kemudi kendaraan.
Masa penawaran saham KAQI berlangsung pada 4 hingga 6 Maret 2025, dengan pencatatan di BEI dijadwalkan pada 10 Maret 2025. RHB Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Jumlah Saham Ditawarkan sebanyak 450 juta lembar saham (21,7 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO). Harga penawaran: Rp100 sampai Rp120 per saham.
Dana hasil IPO akan digunakan sebesar 76,6 persen untuk belanja modal, terutama untuk pembelian lahan dan ekspansi lima cabang bengkel baru. Sementara 16,4 persen akan dialokasikan untuk modal kerja, dan sisanya sebesar 7 persen akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada entitas anak.
2. PT Sinar Terang Mandiri Tbk
Yang kedua ada PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang pertambangan nikel.
Perusahaan memiliki operasi di Morowali, Sulawesi Tengah dan Weda, Maluku Utara, yang merupakan dua pusat industri nikel terbesar di Indonesia. Perseroan banyak bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Eramet, Tsingshan, dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Secara operasional, total material movement perseroan mencapai 9,8 juta bcm dengan total hauling sebesar 4,8 juta wmt. Proyek utama perseroan adalah layanan penunjang pertambangan dan hauling nikel untuk PT Weda Bay Nickel dan PT Hengjaya Mineralindo. Dengan permintaan nikel yang terus meningkat, terutama untuk kebutuhan industri kendaraan listrik, MINE diperkirakan memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan.
Perseroan menawarkan 613 juta lembar saham atau setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan harga penawaran berkisar Rp200 hingga Rp216 per saham.
Dengan demikian, MINE berpotensi memperoleh dana segar sebesar Rp123 miliar hingga Rp132 miliar.
Masa penawaran awal berlangsung pada 25 hingga 27 Februari 2025, dengan pencatatan di BEI dijadwalkan pada 10 Maret 2025. Masa penawaran umum dijadwalkan pada 4 hingga 6 Maret 2025. Stockbit Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Mayoritas dana hasil IPO akan digunakan untuk investasi alat berat, peningkatan kapasitas operasional, serta modal kerja dalam rangka mendukung proyek-proyek baru di sektor nikel.
3. PT Golden Westindo Artajaya Tbk
PT Golden Westindo Artajaya Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pakan ikan dan akuakultur.
Perseroan menawarkan 685,7 juta lembar saham atau setara 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan harga saham dalam rentang Rp100 hingga Rp120 per lembar.
Dengan demikian, perseroan berpotensi memperoleh pendanaan sebesar Rp68,6 miliar hingga Rp82,3 miliar. Masa penawaran awal berlangsung pada 10 hingga 18 September 2025, dengan pencatatan saham di BEI dijadwalkan pada 23 September 2025. Stockbit Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.(*)