Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Siap Bangkit Lagi, BBRI Siapkan Strategi Usai Penurunan Laba

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 March 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
Siap Bangkit Lagi, BBRI Siapkan Strategi Usai Penurunan Laba Ilustrasi bank BUMN. (Foto: Ist)

KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membeberkan sejumlah strategi setelah mengalami penurunan laba pada 31 Januari 2025. Strategi itu dicanangkan usai Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan BRI karena adanya peningkatan kerugian dan penurunan nilai atas aset keuangan perusahaan pada 31 Januari 2025

Dalam keterbukaan informasi dijelaskan, terdapat kenaikan pada kerugian dan penurunan nilai atas aset keuangan BRI pada 31 Januari 2025 sebesar 188 persen menjadi Rp5,65 triliun, sementara pada periode serupa tahun lalu tercatat Rp1,95 triliun. 

Kenaikan tersebut menyebabkan penurunan laba operasional Perseroan menjadi  Rp2,62 triliun pada 31 Januari 2025, sementara pada periode yang sama tahun lalu tercatat laba sebesar Rp6,48 triliun. 

Manajemen BRI pun langsung menyiapkan sejumlah strategi usai penurunan laba tersebut. Disebutkan, Perseroan telah menerapkan improvement di sisi loan underwriting, Key Performance Indicator (KPI), dan portfolio management untuk memastikan pertumbuhan memiliki kualitas yang baik dan profitabilitas yang optimal. 

Berkenaan dengan hal tersebut, upaya yang telah dilakukan salah satunya adalah penerapan credit scoring yang semakin granular sesuai risk profile nasabah.

"Intensifikasi digitalisasi proses bisnis dan prakarsa kredit untuk meningkatkan monitoring risiko serta utilisasi database yang lebih terintegrasi dalam rangka meningkatkan manajemen risiko," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi dikutip, Rabu, 5 Maret 2025.

BRI juga menerapkan restrukturisasi kredit selektif guna membantu nasabah yang terdampak tekanan dari sisi makroekonomi, namun masih memiliki potensi usaha, cashflow, dan karakter yang baik. Perseroan juga menerapkan penguatan jajaran manajemen risiko di unit kerja hingga KPI fokus pada pengelolaan kualitas kredit.

Terkait penurunan laba, manajemen BRI menjelaskan rasio kecukupan modal atau CAR per Januari 2025 berada di level 24,45 persen termasuk yang tertinggi di antara perbankan di Indonesia dan jauh di atas minimum CAR yang dipersyaratkan oleh regulator, yaitu sebesar 14,63 persen.

"Rasio NPL Gross Perseroan berada di level 3,13 persen, dengan NPL Nett sebesar 0,83 persen. Dari sisi likuiditas, LDR Perseroan yang berada di level 88,92 persen per Januari 2025 mencerminkan upaya optimalisasi pengelolaan Balance Sheet Perseroan," tulis manajemen. 

Adapun rasio likuditas Perseroan lainnya yaitu LCR sebesar 155 persen dan NSFR 125,17 persen per Januari 2025. Manajemen menjelaskan, catatan ini jauh lebih tinggi dari limit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan minimal sebesar 100 persen. 

Di sisi lain, manajemen BRI juga menanggapi pertanyaan BEI terkait pergerakan saham BBRI yang mengalami penurunan selama satu tahun terakhir.

"Kondisi makroekonomi memengaruhi kondisi market utama Perseroan tertekan, yaitu segmen middle - low income. Lalu, penurunan kualitas aset yang salah satunya terindikasi akibat meningkatnya cost of credit," tulis manajemen.  

Presiden Buka Layanan Bank Emas

Sebelumnya diberitakan, Presiden RI Prabowo Subianto telah meresmikan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI) di The Gade Tower (Kantor Pusat Pegadaian), Jakarta. 

Peresmian ini menjadi milestone penting perjalanan Pegadaian yang merupakan Perusahaan Anak BRI (BRI Group) dan tergabung dalam Holding Ultra Mikro bersama Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan BRI sebagai induk, sedangkan BSI juga masih terasosiasi dengan BRI dimana BRI memiliki porsi kepemilikan saham di BSI sebesar 15 persen. Pegadaian sendiri telah dapat melayani bisnis bank emas (bullion services) yang diantaranya simpanan emas, pembiayaan/pinjaman emas, titipan emas, dan perdagangan emas.

Peresmian itu ditandai dengan memasukkan batangan emas ke dalam treasure box oleh Presiden Prabowo Subianto. "Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini, Rabu 26 Februari 2025, saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, dengan ini meresmikan layanan bank emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia," kata Presiden Prabowo Subianto. Beberapa waktu lalu. Jakarta, Senin 3 Maret 2025. 

Presiden Prabowo Subianto berharap adanya bank emas dapat meningkatkan PDB sekitar Rp 245 triliun, membuka lapangan pekerjaan baru sebanyak 1,8 juta, memperkuat devisa, dan membantu menghemat devisa negara karena emas akan dikelola di dalam negeri dari hulu hingga hilir. 

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI optimistis keberadaan bank emas akan memperkuat pondasi perekonomian nasional. 

"BRI sebagai induk holding ultra mikro yang beranggotakan Pegadaian dan PNM siap memberikan dukungan penuh untuk menyukseskan program bank emas ini,” ujar Sunarso.

Sunarso menjelaskan bahwa BRI telah memiliki berbagai strategi untuk mendukung Pegadaian dalam menjalankan bisnis bank emasnya, yang pertama adalah Traning, berupa pendidikan penguasaan profil bisnis ekosistem emas untuk RM Bullion. 

Kedua, pipeline berupa penyediaan pipeline potensi nasabah bullion dari data kelolaan BRI dan pemanfaatan data analytics. Ketiga, sinergi hulu ekosistem, yakni dengan mengorkestrasi MoU korporasi ekosistem emas (MIND ID, PT Freeport, Amman) dengan Pegadaian. 

Keempat adalah funding, berupa sindikasi pembiayaan (credit line, bank garansi) untuk bullion. Kelima, vaulting berupa pemanfaatan aset BRI (kantor, kluis, SDB) untuk memperluas fasilitas layanan bullion serta sinergi lainnya berupa pemanfaatan produk (Britama, simpedes, BRImo, Qlola) dan cross selling tenaga pemasar. (*