Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kripto Sedikit Bangkit, Kapitalisasi Pasar Naik 4 Persen

Pasar kripto kembali menguat dengan kapitalisasi pasar global naik 3,97 persen dalam sehari ke USD2,87 triliun (Rp47,35 kuadriliun).

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 March 2025 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Moh. Alpin Pulungan
Kripto Sedikit Bangkit, Kapitalisasi Pasar Naik 4 Persen Iustrasi kripto. Foto: Cryptonews.

KABARBURSA.COM - Pasar kripto kembali menguat dengan kapitalisasi pasar global naik 3,97 persen dalam sehari ke USD2,87 triliun (Rp47,35 kuadriliun). Tapi, berdasarkan data CoinMarketCap yang diakses di Jakarta pukul 11.05 WIB, Indeks Fear & Greed masih di level 25, di mana hal ini menunjukkan pasar masih diliputi kecemasan. Meski begitu kenaikan harga di berbagai aset kripto utama memberi sinyal positif bagi investor.

Bitcoin (BTC) masih memimpin dengan harga USD86.993 (Rp1,43 miliar), naik 3,94 persen dalam sehari. Ethereum (ETH) juga mencatat kenaikan 4,10 persen, diperdagangkan di USD2.159 (Rp35,62 juta).

Namun, XRP menjadi bintang utama hari ini dengan lonjakan 7,17 persen, mencapai USD2,44 (Rp40.260). Reli XRP ini didorong oleh optimisme terkait pengembangan ekosistem dan adopsi institusional yang terus berkembang.

Sementara itu, BNB naik 4,81 persen ke USD587,43 (Rp9,69 juta), sementara Solana (SOL) juga menguat 4,40 persen ke USD142,26 (Rp2,35 juta). Di luar dominasi Bitcoin dan Ethereum, Cardano (ADA) mencuri perhatian dengan kenaikan masif 18,57 persen ke USD0,9527 (Rp15.723). Ini jadi kenaikan tertinggi di antara 10 besar kripto hari ini.

Dogecoin (DOGE) yang sempat tertekan kini naik 4,73 persen ke USD0,2016 (Rp3.326), sementara Tron (TRX) juga menguat 4,87 persen ke USD0,2418 (Rp3.989).

Sempat Naik Sebentar, Lantas Anjlok Lagi

Ilustrasi Trump dan Bitcoin. Foto: Cryptometer.

Harga kripto sempat melonjak setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana mengejutkan, yakni pemerintah AS akan membeli dan menyimpan berbagai aset digital dalam cadangan strategis. Langkah ini semakin menegaskan bagaimana Trump menjadikan volatilitas harga kripto sebagai alat ukur dukungan publik terhadap dirinya.

Dalam unggahan di media sosial pada Minggu lalu, Trump menyebut pemerintahnya sedang mengembangkan “Crypto Strategic Reserve” yang akan mencakup beberapa aset digital seperti XRP, Solana, dan Cardano. Tak lama setelah itu, ia mengatakan cadangan tersebut juga akan menyertakan Bitcoin dan Ethereum, dua mata uang kripto terbesar di dunia.

Harga Bitcoin langsung melonjak ke USD95.000 (Rp1,56 miliar) setelah pekan lalu sempat turun di bawah USD80.000 (Rp1,32 miliar). XRP, Solana, dan Cardano juga mengalami lonjakan harga yang signifikan tak lama setelah pengumuman Trump.

Tapi euforia ini tak bertahan lama. Senin siang, harga kripto kembali ke level sebelum pengumuman. Pasar saham AS juga anjlok setelah Trump menegaskan bakal mengenakan tarif 25 persen untuk impor dari Kanada dan Meksiko.

Pendukung ide ini menilai cadangan kripto bisa menjadi alat diversifikasi keuangan pemerintah dan perlindungan terhadap risiko ekonomi. Namun, para kritikus menyoroti volatilitas ekstrem kripto yang dinilai membuatnya kurang cocok sebagai aset cadangan nasional.

Selama kampanye pemilu, Trump sempat berjanji mendukung “cadangan nasional Bitcoin”, termasuk menyimpan BTC hasil penyitaan dari kasus hukum sebelumnya. Namun, ini pertama kalinya ia terbuka menyatakan pemerintah juga harus menyimpan altcoin seperti XRP, Solana, dan Cardano.

Pernyataan ini memicu reaksi beragam di komunitas kripto. Bitcoin maksimalis—yang percaya BTC adalah satu-satunya aset digital yang layak dijadikan cadangan—menyatakan keberatan. “Hanya Bitcoin yang masuk akal. Itu pilihan paling sederhana dan jelas sebagai penerus emas,” kata CEO Coinbase, Brian Armstrong, dikutip dari AP.

Di sisi lain, Gedung Putih belum merinci berapa banyak kripto yang akan dibeli, bagaimana cara membelinya, atau apakah ada aset digital lain yang akan dimasukkan ke dalam cadangan tersebut. Trump semakin memposisikan diri sebagai “pahlawan industri kripto” dengan menuding administrasi Biden telah menargetkan kripto dengan kebijakan represif. Komunitas kripto yang merasa dirugikan oleh regulasi Biden pun menggelontorkan dana besar untuk mendukung kemenangan Trump dalam pemilu.

Begitu Trump dilantik kembali, beberapa kebijakan terkait kripto mulai berubah. Beberapa tindakan hukum besar dari SEC terhadap perusahaan kripto ditunda atau dibatalkan.

Sejak kemenangan Trump tahun lalu, harga kripto memang melesat. Ketika Bitcoin pertama kali menembus USD100.000 (Rp1,65 miliar) pada Desember, Trump langsung mengklaim itu sebagai keberhasilannya.

“YOU’RE WELCOME!!!”, tulisnya di media sosial, seolah ingin mengatakan bahwa reli kripto terjadi berkat dirinya.

Trump saat ini sudah mulai mendapat kritik dari komunitas kripto sendiri gara-gara peluncuran meme coin pribadinya yang dilakukan tepat sebelum ia menjabat. Sayangnya, koin itu sudah ambruk di pasaran.

Kejatuhan ini makin diperparah dengan hancurnya beberapa meme coin lain yang dikaitkan dengan Ibu Negara Melania Trump dan Presiden Argentina Javier Milei. Tak hanya itu, peretasan besar-besaran terhadap salah satu bursa kripto utama, yang oleh FBI dikaitkan dengan peretas Korea Utara, semakin menambah sentimen negatif di pasar.

Influencer kripto Dave Portnoy bahkan secara terbuka mempertanyakan performa aset digital di bawah kepemimpinan Trump. “Kenapa kripto jeblok kalau Trump memang rajanya kripto?”, sindirnya di media sosial pekan lalu.

Meski begitu, Trump terus berusaha menarik komunitas kripto ke pihaknya. Selain pengumuman soal Crypto Strategic Reserve, ia juga berencana menjadi tuan rumah dalam acara “Crypto Summit” di Gedung Putih pada Jumat mendatang. Acara ini akan mempertemukan para pemimpin industri untuk membahas masa depan regulasi dan peran kripto dalam ekonomi AS.(*)