KABARBURSA.COM - Harga emas dunia terus naik pada Rabu, 5 Maret 2025, dini hari WIB karena didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya permintaan aset safe-haven setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor baru.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Rabu, Harga emas spot naik 0,6 persen menjadi USD2.911,88 (Rp48,05 juta) per ons pada pukul 02.16 ET (19.16 GMT). Sejauh ini, emas sudah menguat hampir 11 persen sejak awal tahun dan bahkan mencetak rekor tertinggi USD2.956,15 (Rp48,78 juta) pada 24 Februari lalu. Kontrak berjangka emas AS juga naik 0,7 persen dan ditutup di USD2.920,60 (Rp48,19 juta).
“Pemberlakuan tarif impor meningkatkan ketidakpastian di pasar, dan aset safe-haven seperti emas dan perak terus berkinerja baik,” kata Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger.
Selain itu, dolar AS yang melemah terhadap beberapa mata uang utama juga turut mendukung penguatan harga emas. Indeks dolar (DXY) turun 0,6 persen, mencapai level terendah sejak Desember. Pelemahan ini membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain.
Tarif baru 25 persen terhadap impor dari Meksiko dan Kanada resmi berlaku pada pukul 05.01 GMT. Trump juga menggandakan tarif barang China menjadi 20 persen. Tak butuh waktu lama, China membalas dengan tarif tambahan 10 persen hingga 15 persen untuk beberapa barang impor dari AS mulai 10 Maret serta serangkaian pembatasan ekspor untuk perusahaan AS tertentu.
Kanada juga ikut menyerang balik, memberlakukan tarif 25 persen atas impor senilai 30 miliar dolar Kanada (Rp370,5 triliun) dari AS secara langsung pada hari yang sama.
Investor Menunggu Sinyal dari The Fed
Fokus investor kini tertuju pada laporan ketenagakerjaan ADP yang akan dirilis Rabu hari ini, serta laporan nonfarm payrolls AS pada Jumat mendatang yang bisa memberikan petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed.
“Jika ekonomi makin tidak stabil dan pasar tenaga kerja melemah, ada kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih cepat dari perkiraan,” kata Meger.
Setelah memangkas suku bunga tiga kali tahun lalu, The Fed masih mempertahankan suku bunga stabil. Namun, pasar kini memperkirakan pemangkasan baru akan dimulai pada Juni, dengan kemungkinan pemotongan lebih lanjut pada September.
Di luar emas, harga perak spot naik 0,6 persen menjadi USD31,88 (Rp526.020) per ons, sementara platinum naik 0,9 persen ke USD962,30 (Rp15,87 juta) dan palladium juga naik 0,9 persen ke USD946,25 (Rp15,62 juta).
Tren Menguat
Harga emas sebelumnya telah melonjak lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa, 4 Maret 2025 setelah sempat menyentuh level terendah dalam tiga pekan pada sesi sebelumnya. Kenaikan ini juga didorong oleh pelemahan dolar AS dan aksi beli aset safe haven.
Seperti dikutip dari Reuters, harga emas spot pada hari kemarin naik 1,1 persen menjadi USD2.890,57 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup naik 1,8 persen di USD2.901,10 per ons.
“Saya rasa kita masih berada di pasar bullish yang kuat, dan harga emas bisa menembus USD 3.000 dalam waktu dekat. Dengan kebijakan tarif dan kemungkinan aksi balasan, bank sentral tampaknya terus masuk ke pasar dan melakukan pembelian,” ujar Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures.
Indeks dolar AS (.DXY) merosot lebih dari 1 persen, menjauhi level tertinggi dalam dua pekan terakhir yang dicapai pada sesi sebelumnya. Pelemahan dolar ini membuat emas yang dihargai dalam mata uang AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya sehingga meningkatkan permintaan.
Trump pun telah menetapkan kebijakan tarif impor baru untuk Kanada dan Meksiko yang mulai berlaku efektif pada Selasa kemarin. Sementara itu, pekan lalu, ia juga mengancam akan menambahkan tarif sebesar 10 persen terhadap impor dari China, yang akan menggandakan total tarif menjadi 20 persen.
Para investor kini memusatkan perhatian pada laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Rabu, 6 Maret 2025, serta laporan non-farm payrolls yang dijadwalkan pada Jumat, 8 Maret 2025. Data ini diharapkan memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter The Fed.
Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, emas cenderung mendapat dorongan ketika terjadi kekhawatiran pasar. Namun, kenaikan suku bunga dapat mengurangi daya tarik emas karena aset ini tidak memberikan imbal hasil.
Selain emas, harga perak juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 2 persen ke level USD 31,77 per ons. Platinum naik 0,9 persen menjadi USD 956,50, sementara palladium bertambah 2 persen ke USD 937,10 per ons.
“Kami melihat potensi kenaikan lebih lanjut untuk harga perak, terutama karena reli emas masih berlangsung dan produksi industri global mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan,” tulis para analis UBS dalam catatan riset mereka.(*)