Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Lemah Lagi Ditutup di 6.380, Rupiah Menguat Terbatas

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa, 4 Maret 2025 ditutup melemah lagi di level 6.380. Padahal pada pembukaan perdagangan tadi IHSG menguat di level 6.500-an, ternyata rebound hanya bersifat sementara.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 04 March 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Yunila Wati
IHSG Lemah Lagi Ditutup di 6.380, Rupiah Menguat Terbatas Indeks Harga Saham Gabungan terpantau ditutup merah. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah lagi pada perdagangan hari ini, turun 139,26 poin atau 2,14 persen ke level 6.380,40 pada Selasa, 4 Maret 2025. 

Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.528,97 sebelum terkoreksi hingga level terendah 6.361,40. 

Total volume transaksi mencapai 205,22 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp13,12 triliun dari 1,17 juta transaksi. 

Di tengah hancurnya IHSG. Sejumlah saham malah mencatatkan penguatan. Pada perdagangan hari ini, saham Pradiksi Gunatama Tbk atau dalam kode saham PGUN yang bergerak di sektor barang konsumsi non-siklikal memimpin daftar top gainers setelah melonjak 24,80 persen ke level Rp780 per saham. 

Di posisi kedua, saham Perdana Bangun Pusaka Tbk atau dalam kode saham KONI yang beroperasi di sektor industri dasar dan kimia melesat 24,69 persen ke level Rp1.515 per saham. 

Sementara itu, saham Andalan Sakti Primaindo Tbk atau dalam kode saham ASPI yang bergerak di sektor barang konsumsi non-siklikal juga mencatatkan penguatan signifikan, naik 21,85 persen ke level Rp145 per saham. 

Saham Geoprima Solusi Tbk atau dalam kode saham GPSO yang beroperasi di sektor teknologi turut mengalami kenaikan kuat, menguat 11,85 persen ke level Rp472 per saham. 

Terakhir, saham Estee Gold Feet Tbk atau dalam kode saham EURO yang bergerak di sektor industri dasar dan kimia naik 9,43 persen ke level Rp174 per saham. 

Di sisi lain, sejumlah saham mengalami tekanan jual. Saham Elitery Data Sinergitama Jaya Tbk atau dalam kode saham ELIT yang bergerak di sektor teknologi memimpin daftar top losers setelah merosot 22,31 persen ke level Rp188 per saham.  

Di posisi kedua, saham Rukun Raharja Tbk atau dalam kode saham RAJA yang beroperasi di sektor energi turun 19,87 persen ke level Rp2.500 per saham.  

Sementara itu, saham Fortune Mate Indonesia Tbk atau dalam kode saham FMII yang bergerak di sektor properti dan real estat juga mencatatkan pelemahan signifikan, turun 18,97 persen ke level Rp376 per saham.  

Saham Raharja Energi Cepu Tbk atau dalam kode saham RATU yang beroperasi di sektor energi turut mengalami tekanan jual, turun 18,75 persen ke level Rp5.850 per saham.  

Terakhir, saham Solusi Sinergi Digital Tbk atau dalam kode saham WIFI yang bergerak di sektor teknologi terkoreksi 17,53 persen ke level Rp2.070 per saham.  

Pelemahan IHSG pada hari ini dipicu oleh tekanan di berbagai sektor, dengan sektor energi yang turun 4,65 persen, sektor keuangan yang melemah 0,49 persen, serta sektor teknologi yang mencatatkan koreksi 2,54 persen. 

Selain itu, sektor barang konsumsi non-siklikal juga mengalami penurunan sebesar 0,99 persen, properti minus 1,98 persen, transportasi minus 2,05 persen, sementara sektor industri dasar terkoreksi 1,32 persen. Semua sektor memerah pada penutupan perdagangan hari ini.

Rupiah Ditutup Menguat Terbatas

Nilai tukar rupiah mengalami penguatan moderat pada perdagangan Selasa, 4 Maret 2025. Rupiah ditutup menguat 0,21 persen atau naik 35 poin ke level Rp16.445 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp16.480 per dolar AS. 

Sejumlah faktor eksternal dan domestik turut mempengaruhi pergerakan rupiah sepanjang hari ini, dengan sentimen global yang beragam serta kondisi ekonomi domestik yang cukup solid.

Dari sisi eksternal, kebijakan perdagangan Amerika Serikat kembali menjadi sorotan utama. Presiden Donald Trump mengonfirmasi pemberlakuan tarif 25 persen untuk impor dari Meksiko dan Kanada mulai hari ini waktu AS, serta menandatangani perintah untuk menaikkan tarif atas barang-barang China dari 10 persen menjadi 20 persen. 

Langkah ini semakin memperburuk hubungan dagang antara AS dan China, dengan Beijing berjanji akan melakukan tindakan balasan untuk melindungi kepentingan ekonominya. Kanada pun tengah menyiapkan respons terhadap kebijakan tarif AS tersebut. 

Ketegangan dagang ini menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global, yang pada umumnya dapat memberikan tekanan bagi mata uang negara berkembang seperti rupiah.

Namun, ada faktor lain yang justru memberikan angin segar bagi pasar keuangan. Gedung Putih mengumumkan penghentian sementara semua bantuan militer AS ke Ukraina, setelah adanya ketegangan antara Presiden Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. 

Penghentian ini memberikan sinyal bahwa hubungan AS dan Rusia mungkin akan lebih kondusif ke depan, terutama setelah laporan Reuters menyebutkan bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari mendatang. 

Meredanya ketegangan geopolitik ini menjadi sentimen positif yang membantu menopang nilai tukar rupiah.

Dari dalam negeri, fundamental ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang cukup baik di awal kuartal pertama 2025. 

Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) tercatat tetap ekspansif di level 127,2 pada Januari, sementara Indeks Penjualan Ritel (IPR) masih mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0,4 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga, yang pada akhirnya berkontribusi pada stabilitas ekonomi nasional.

Pemerintah juga berperan aktif dalam menjaga daya beli masyarakat melalui berbagai kebijakan strategis. Salah satu kebijakan yang memberikan dampak langsung adalah pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen pada Januari dan Februari 2025. 

Kebijakan ini tidak hanya meringankan beban pengeluaran rumah tangga, tetapi juga berkontribusi terhadap laju inflasi yang lebih terkendali. Data terbaru menunjukkan bahwa Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,09% secara tahunan pada Februari, yang turut menjadi faktor positif bagi pergerakan rupiah.

Secara keseluruhan, pergerakan rupiah hari ini mencerminkan kombinasi dari berbagai faktor global dan domestik. Ketegangan dagang AS-China yang meningkat memberikan tekanan di satu sisi, sementara potensi perbaikan hubungan AS-Rusia serta ketahanan konsumsi domestik menjadi penopang penguatan rupiah. 

Dengan dinamika ekonomi global yang masih penuh tantangan, stabilitas ekonomi domestik akan menjadi faktor kunci dalam menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.(*)