KABARBURSA.COM - Cisarua Mountain Dairy (CMRY) baru saja mengadakan earnings call pada Senin (3/3) untuk membahas hasil kinerja mereka di tahun fiskal 2024 serta proyeksi untuk tahun 2025.
Dari diskusi yang berlangsung, terlihat adanya perubahan strategi dan ekspektasi yang lebih konservatif seiring dengan tantangan makroekonomi yang dihadapi. Meskipun demikian, perusahaan tetap optimis dalam menghadapi tahun mendatang dengan berbagai langkah strategis.
Pada tahun 2024, CMRY berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 16 persen secara tahunan (YoY), lebih tinggi dibandingkan ekspektasi awal yang berada di kisaran 10–20 persen.
Kinerja ini terutama didorong oleh peningkatan volume penjualan tanpa adanya kenaikan harga yang signifikan. Untuk tahun 2025, perusahaan menargetkan pertumbuhan yang lebih moderat di kisaran 10–15 persen YoY, mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati terhadap dinamika pasar yang penuh ketidakpastian.
Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama adalah margin laba kotor yang pada tahun 2024 tercatat mencapai 45,5 persen, lebih tinggi dari panduan awal yang dipatok pada kisaran 42–44 persen.
Kenaikan ini terjadi berkat normalisasi harga bahan baku, terutama whole milk powder dan daging sapi, serta kontribusi lebih besar dari segmen consumer food.
Namun, dengan tren kenaikan harga bahan baku yang mulai terlihat di akhir tahun 2024 serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, CMRY memperkirakan margin laba kotor pada tahun 2025 akan kembali ke kisaran 42–44 persen.
Selain itu, perusahaan juga mengalami peningkatan beban penjualan dan pemasaran yang mencapai 24,4 persen dari pendapatan, lebih tinggi dari target awal sebesar 20–22 persen.
Hal ini terjadi karena CMRY melakukan reinvestasi margin laba kotor yang lebih tinggi dari ekspektasi ke dalam berbagai aktivitas pemasaran guna memperkuat posisi mereknya.
Di tahun 2025, dengan ekspektasi margin yang lebih rendah, perusahaan berencana untuk kembali menyesuaikan beban penjualan dan pemasaran ke kisaran 20–22 persen dari pendapatan.
Dari sisi belanja modal (capex), CMRY berencana mengalokasikan dana yang lebih besar pada tahun 2025, yakni sekitar Rp600–800 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi capex di tahun 2024 yang mencapai Rp345 miliar.
Investasi ini akan difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi segmen consumer food serta pembangunan distribution center baru di Jawa Barat. Langkah ini menunjukkan komitmen CMRY dalam memperluas skala bisnisnya serta memperkuat jaringan distribusi untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Secara keseluruhan, strategi yang diambil CMRY pada tahun 2025 mencerminkan keseimbangan antara pertumbuhan yang berkelanjutan dan mitigasi risiko terhadap ketidakpastian makroekonomi.
Dengan pendekatan yang lebih konservatif dalam proyeksi pertumbuhan dan efisiensi biaya pemasaran, perusahaan berusaha mempertahankan daya saingnya di tengah fluktuasi harga bahan baku dan volatilitas nilai tukar.
Kombinasi antara investasi yang lebih besar pada kapasitas produksi dan distribusi serta optimalisasi margin diharapkan dapat menjaga kinerja CMRY tetap solid di tahun mendatang.
Saham Ditutup Merah
Saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) mengalami tekanan dalam perdagangan terbaru, dengan harga saham ditutup pada Rp4.330, turun sebesar 2,48 persen atau 110 poin dari harga penutupan sebelumnya di Rp4.440.
Sepanjang sesi perdagangan, saham CMRY bergerak dalam rentang harga Rp4.280 hingga Rp4.500.
Saham ini dibuka di level Rp4.500, yang juga menjadi harga tertinggi sepanjang hari, sebelum mengalami tekanan jual yang menyebabkan penurunan hingga menyentuh level terendah di Rp4.280.
Volume perdagangan mencapai 9,81 ribu lot dengan nilai transaksi sebesar Rp4,2 miliar. Rata-rata harga transaksi hari ini berada di kisaran Rp4.325.
Dari segi batas pergerakan harga, batas atas atau Auto Reject Atas (ARA) saham CMRY berada di level Rp5.550, sedangkan batas bawah atau Auto Reject Bawah (ARB) ditetapkan di level Rp3.330. Pergerakan harga saham ini menunjukkan adanya volatilitas di tengah sentimen pasar yang mempengaruhi kinerja emiten.
Pelemahan harga saham CMRY dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi pertumbuhan yang lebih konservatif untuk tahun fiskal 2025 sebagaimana disampaikan dalam earnings call terbaru.
Manajemen CMRY memproyeksikan pertumbuhan pendapatan pada kisaran 10-15 persen YoY, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan FY24 yang mencapai 16 persen YoY.
Selain itu, margin laba kotor juga diperkirakan menurun ke kisaran 42-44 persen dari realisasi 45,5 persen pada FY24 akibat kenaikan harga bahan baku dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Faktor lain yang turut berperan dalam pergerakan saham ini adalah alokasi belanja modal (capex) yang direncanakan meningkat signifikan pada FY25, yaitu di kisaran Rp600-800 miliar dibandingkan dengan realisasi FY24 sebesar Rp345 miliar.
Alokasi capex ini difokuskan pada peningkatan kapasitas segmen consumer food serta pembangunan distribution center baru di Jawa Barat.
Dengan volatilitas yang cukup tinggi, investor akan mencermati bagaimana strategi CMRY dalam menjaga pertumbuhan dan profitabilitas di tengah tantangan makroekonomi serta dinamika industri consumer goods.
Sentimen pasar dan perkembangan fundamental perusahaan akan menjadi faktor utama dalam menentukan arah pergerakan harga saham ke depan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.