KABARBURSA.COM - PT Timah Tbk atau TINS telah menyelesaikan kewajibannya dengan melakukan pembelian kembali seluruh Medium Term Notes (MTN) I Tahun 2022 senilai Rp391,25 miliar pada 3 Maret 2025.
Langkah strategis ini dilakukan dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Informasi atau Fakta Material, sekaligus memastikan kelancaran pembayaran bunga ke-11 sebesar Rp4,61 miliar.
Dalam laporan resmi yang dirilis pada Selasa, 4 Maret 2025, PT Timah Tbk menjelaskan bahwa pembayaran tersebut diselesaikan sehari lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yakni 4 Maret 2025.
MTN I Tahun 2022 sebelumnya diterbitkan pada 5 Oktober 2022 dengan nilai pokok mencapai Rp626 miliar. Sebagai bagian dari strategi manajemen utang yang prudent, pada 29 November 2024, perseroan telah melakukan pembelian kembali sebagian MTN senilai Rp234,75 miliar dengan tingkat bunga 7,20 persen.
Manajemen PT Timah Tbk menegaskan bahwa transaksi buyback ini tidak memiliki dampak terhadap operasional, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha perusahaan.
Sebaliknya, langkah ini menunjukkan komitmen PT Timah Tbk dalam menjalankan kewajiban pembayaran utang secara tepat waktu serta mematuhi ketentuan yang berlaku di pasar modal. Dengan terselesaikannya transaksi ini, perseroan telah sepenuhnya memenuhi seluruh kewajiban terkait MTN I Tahun 2022.
Sebagai instrumen utang jangka menengah yang diterbitkan oleh perusahaan publik, MTN sering digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka menengah tanpa melalui mekanisme penerbitan obligasi yang lebih kompleks.
Keputusan PT Timah Tbk untuk membeli kembali MTN ini mencerminkan kekuatan likuiditasnya dalam mengelola portofolio utang dengan baik serta menunjukkan langkah proaktif dalam mengurangi beban keuangan jangka menengah.
Keberhasilan ini semakin memperkuat citra PT Timah Tbk sebagai perusahaan yang disiplin dalam pengelolaan keuangan dan transparan terhadap para pemangku kepentingan.
Dengan kepatuhan yang tinggi terhadap regulasi serta strategi bisnis yang solid, PT Timah Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas keuangan dan keberlanjutan usaha di tengah dinamika industri pertambangan global.
Valuasi Murah, Keuangan Sehat, Profitabilitas Baik
Dalam menilai performa PT Timah Tbk (TINS) menggunakan pendekatan Warren Buffett, ada beberapa aspek utama yang menjadi fokus utama, yaitu valuasi, profitabilitas, solvabilitas, manajemen efektivitas, pertumbuhan, dan prospek jangka panjang.
Buffett lebih mengutamakan fundamental bisnis yang kokoh, kestabilan keuangan, dan keberlanjutan laba dalam jangka panjang dibandingkan sekadar pergerakan harga saham dalam waktu singkat.
Valuasi dan Profitabilitas
Dari perspektif valuasi, TINS saat ini memiliki Price-to-Earnings (P/E) Ratio sebesar 12,33 berdasarkan trailing twelve months (TTM), yang lebih tinggi dibandingkan median IHSG sebesar 7,64.
Namun, secara historis, valuasi ini masih relatif rendah dibandingkan banyak perusahaan tambang lainnya, sehingga tetap menarik bagi investor yang mencari saham undervalued.
Earnings Yield (TTM) sebesar 8,11 persen menunjukkan bahwa perusahaan masih menghasilkan tingkat pengembalian yang cukup baik dari laba bersih terhadap harga sahamnya.
Sementara itu, Price-to-Book Value (PBV) berada di angka 0,94, yang berarti saham diperdagangkan di bawah nilai bukunya. Secara teori, ini menunjukkan potensi apresiasi harga saham jika kondisi keuangan dan profitabilitas tetap terjaga.
Dari sisi profitabilitas, TINS mencatat Net Profit Margin (Quarter) sebesar 15,59 persen, yang menunjukkan efisiensi dalam menghasilkan laba dari pendapatan yang diperoleh.
Selain itu, Return on Equity (ROE) sebesar 7,61 persen dan Return on Capital Employed (ROCE) sebesar 10,79 persen mencerminkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dengan memanfaatkan ekuitas dan modal kerja secara efisien.
Kondisi Keuangan dan Solvabilitas
Dalam hal solvabilitas, TINS memiliki Current Ratio sebesar 2,49 dan Quick Ratio sebesar 1,39, menunjukkan kemampuan likuiditas yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Debt-to-Equity Ratio sebesar 0,29 dan Long-Term Debt-to-Equity Ratio sebesar 0,25 mencerminkan struktur modal yang sehat dengan tingkat utang yang tidak terlalu tinggi, yang sejalan dengan prinsip investasi Warren Buffett yang lebih menyukai perusahaan dengan utang rendah.
Interest Coverage Ratio sebesar 4,67 menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kapasitas yang cukup untuk membayar bunga utangnya dari laba operasionalnya. Ini adalah indikator yang baik karena Buffett cenderung menghindari perusahaan yang memiliki beban bunga tinggi.
Efektivitas Manajemen dan Kinerja Operasional
Dari sisi manajemen efektivitas, Return on Assets (ROA) sebesar 4,26 persen dan Asset Turnover sebesar 0,79 menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu mengoptimalkan penggunaan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Days Sales Outstanding (34,94 hari) dan Days Inventory (118,04 hari) menunjukkan efisiensi dalam siklus operasional, meskipun Cash Conversion Cycle sebesar 113,14 hari masih cukup panjang.
Selain itu, Free Cash Flow (FCF) yang positif sebesar Rp1,669 triliun menunjukkan bahwa TINS masih memiliki arus kas yang cukup kuat setelah mengeluarkan belanja modal. Buffett sangat menekankan pentingnya perusahaan memiliki arus kas yang kuat untuk menjaga stabilitas bisnis dalam jangka panjang.
Pertumbuhan dan Prospek Masa Depan
Dari sisi pertumbuhan, TINS mencatat Revenue Growth (YoY) sebesar 68,29 persen, Gross Profit Growth sebesar 456,59 persen, dan Net Income Growth sebesar 557,31 persen. Ini merupakan indikator yang sangat positif, menunjukkan bahwa perusahaan mengalami pemulihan kinerja yang signifikan.
Namun, dari segi pergerakan harga saham, terdapat volatilitas yang cukup tinggi. Dalam setahun terakhir, saham TINS mencatat kenaikan sebesar 60,18 persen, tetapi dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan 46,13 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada momentum pemulihan, investor masih perlu berhati-hati terhadap faktor eksternal seperti harga timah global dan regulasi pemerintah.
Jadi, dengan mempertimbangkan berbagai aspek fundamental berdasarkan pendekatan Warren Buffett, PT Timah Tbk masih menunjukkan karakteristik bisnis yang cukup menarik bagi investor jangka panjang.
Perusahaan memiliki valuasi yang relatif murah, struktur keuangan yang sehat, dan profitabilitas yang membaik. Namun, volatilitas harga saham dan siklus industri pertambangan tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
Buffett cenderung berinvestasi di perusahaan dengan bisnis yang mudah dipahami, fundamental kuat, serta memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, TINS masih memiliki potensi menarik sebagai investasi jangka panjang jika mampu menjaga profitabilitas, mengendalikan utang, serta mempertahankan arus kas yang kuat.
Bagi investor yang ingin mencari saham undervalued dengan prospek pemulihan, TINS bisa menjadi salah satu pilihan yang patut dipertimbangkan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.