Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

UNTR Lepas Kepemilikan di BBM, Investor Soroti Dua Hal ini

PT United Tractors Tbk melepas kepemilikan saham PT Borneo Berkat Makmur (BBM) melalui perjanjian dengan anak usahanya dengan total transaksi USD34,2 juta.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 04 March 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Yunila Wati
UNTR Lepas Kepemilikan di BBM, Investor Soroti Dua Hal ini Ilustrasi mesin konstruksi milik PT United Tractors Tbk atau UNTR. Foto: Dok UT

KABARBURSA.COM - PT United Tractors Tbk atau dalam kode saham UNTR melalui anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung (TTA), menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham (PPJB) dengan PT Reswara Minergi Hartama (RMH) untuk menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PT Borneo Berkat Makmur (BBM). 

Penandatanganan perjanjian yang dilakukan pada Senin 3 Maret 2025 kemarin memiliki nilai transaksi ini mencapai USD34,2 juta atau setara dengan nominal dalam rupiah yang akan dibayarkan pada saat penutupan transaksi. 

Hal ini disampaikan dalam laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 4 Maret 2025. 

UNTR menjelaskan bahwa BBM memiliki 60 persen saham di PT Piranti Jaya Utama (PJU), perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara. Dengan transaksi ini, RMH secara tidak langsung akan menguasai 60 persen kepemilikan BBM di PJU.  

Target perjanjian itu, kedua belah pihak menyepakati pemenuhan syarat paling lambat pada kuartal kedua 2025.

"Divestasi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk merampingkan portofolio bisnis pertambangan batu bara guna meningkatkan efisiensi operasional," tulis manajemen UNTR dalam laporan keterbukaan informasi itu.

UNTR menegaskan bahwa transaksi ini tidak akan berdampak material terhadap kegiatan operasional, aspek hukum, maupun kondisi keuangan perusahaan saat ini. 

Selain itu, transaksi tidak tergolong sebagai transaksi material, transaksi afiliasi, atau transaksi benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17/POJK.04/2020 dan 42/POJK.04/2020.  

Di pasar modal, saham UNTR menjadi salah satu emiten yang diperhatikan oleh investor mengingat fundamental perusahaan yang kuat dan strategi bisnisnya yang adaptif terhadap dinamika industri pertambangan. 

Kinerja Keuangan

Lalu bagaimana kinerja keuangan bebarengan dengan aksi korporasi yang dilakukan UNTR. Investor wajib selalu melakukan cek fundamental perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. 

Dilansir dari Stockbit pada Selasa, 4 Maret 2025 laba bersih tahunan UNTR sebesar Rp19,53 triliun, meskipun mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp20,61 triliun. 

Pendapatan per saham (EPS) tercatat sebesar 5.239,43, sementara rasio harga terhadap laba (price to earnings ratio) saat ini berada di level 4,27 kali, menunjukkan valuasi yang relatif murah dibandingkan median ihsg yang mencapai 7,64 kali.

Dari sisi profitabilitas, margin laba bersih perusahaan pada kuartal terakhir tahun 2024 mencapai 11,30 persen, sementara margin laba kotor tercatat sebesar 23,27 persen.

Namun, laba kotor mengalami penurunan sebesar 19,75 persen secara tahunan, sementara laba bersih mengalami kontraksi sebesar 25,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi valuasi, rasio harga terhadap nilai buku (price to book value) tercatat sebesar 0,90 kali, sementara rasio harga terhadap penjualan (price to sales ratio) berada di angka 0,62 kali. 

Rasio harga terhadap arus kas (price to cash flow ratio) berada di level 2,77 kali, sedangkan rasio harga terhadap arus kas bebas (price to free cash flow ratio) mencapai 4,67 kali. 

Sementara itu, rasio nilai perusahaan terhadap ebit (enterprise value to ebit) sebesar 3,69 kali dan nilai perusahaan terhadap ebitda (enterprise value to ebitda) berada di angka 2,00 kali, mencerminkan valuasi yang cukup menarik.

Dari aspek solvabilitas, perusahaan memiliki rasio lancar sebesar 1,54 kali dan rasio cepat sebesar 1,17 kali, yang mencerminkan likuiditas yang cukup baik. Sementara itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) tercatat di level 0,22 kali, dengan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas sebesar 0,17 kali. 

Rasio total liabilitas terhadap ekuitas berada di level 0,77 kali, sedangkan total utang terhadap aset tercatat 0,12 kali, menunjukkan struktur permodalan yang sehat.

Dalam hal efektivitas manajemen, tingkat pengembalian aset (return on assets) tercatat sebesar 11,52 persen, sementara pengembalian ekuitas (return on equity) berada di level 21,01 persen. 

Pengembalian modal yang dipekerjakan (return on capital employed) tercatat sebesar 22,44 persen, dan pengembalian atas modal yang diinvestasikan (return on invested capital) mencapai 18,33 persen. Rasio cakupan bunga perusahaan berada di angka 10,25 kali, menunjukkan kemampuan yang kuat dalam memenuhi kewajiban bunga.

Dari sisi arus kas, perusahaan mencatat arus kas bebas sebesar Rp6,25 triliun pada kuartal terakhir tahun 2024. Sementara itu, perusahaan memiliki kas per saham sebesar Rp6.731 dan nilai buku per saham sebesar Rp24.934, yang mencerminkan kekuatan keuangan yang solid.

Dalam hal dividen, perusahaan membagikan dividen sebesar Rp667  per saham pada 8 Oktober 2024, dengan total dividen setahun penuh sebesar Rp2.236  per saham, mencerminkan dividend yield sebesar 10,00 persen dan payout ratio sebesar 42,68 persen. 

Sebelumnya, pada tahun 2023, perusahaan membagikan dividen sebesar Rp1.569 per saham pada Mei dan Rp701 per saham pada Oktober.

Dari sisi peringkat pasar, perusahaan memiliki piotroski f-score sebesar 6, yang mencerminkan kondisi keuangan yang stabil. Selain itu, peringkat dalam hal price to earnings ratio TTM berada di 93 persen, peringkat yield laba (earnings yield) di 96 persen, dan peringkat price to sales di 66 persen.(*)