Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Merah Merona Saham HILL di Tengah Rencana Stock Split

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 28 February 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Merah Merona Saham HILL di Tengah Rencana Stock Split RUPS dan public expose PT Hillcon Tbk. Foto: Dok HILL

KABARBURSA.COM - Beberapa hari masuk dalam daftar top loosers, pergerakan saham HILL patut untuk dicermati. Saham HILL menunjukkan tren penurunan sepanjang tahun terakhir dan mencerminkan tekanan yang dihadapi oleh perusahaan di pasar modal. 

Dalam satu minggu terakhir, harga saham mengalami penurunan sebesar 6,94 persen, yang mencerminkan reaksi negatif pasar terhadap kondisi terkini. Penurunan ini tidak berdiri sendiri, karena dalam rentang satu bulan, saham HILL telah mengalami koreksi sebesar 5,63 persen, sementara dalam tiga bulan terakhir harga turun sebesar 4,29 persen.

Jika menilik pergerakan dalam jangka waktu yang lebih panjang, saham ini terus melemah. Dalam enam bulan terakhir, harga saham telah turun sebesar 8,64 persen, sementara sepanjang tahun ini mengalami penurunan yang lebih tajam, yaitu sebesar 16,60 persen. 

Jika dibandingkan dengan harga saham setahun yang lalu, penurunan mencapai 16,25 persen, yang menandakan adanya tekanan fundamental atau sentimen pasar yang kurang mendukung terhadap kinerja emiten ini.

Sepanjang 52 minggu terakhir, harga saham HILL sempat menyentuh level tertinggi di 3.380,00, sementara titik terendahnya berada di 940,00. Fluktuasi yang cukup besar ini menunjukkan volatilitas yang tinggi dalam perdagangan saham HILL. 

Meskipun saham pernah diperdagangkan di level yang lebih tinggi, tekanan jual yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah mendorong harga saham ke bawah.

Fundamental Saham HILL

Saham HILL mencerminkan performa yang cukup menantang dalam beberapa aspek fundamentalnya. Berdasarkan rasio valuasi, saham ini memiliki Price-to-Earnings (PE) Ratio TTM sebesar 60,05, jauh di atas median PE Ratio IHSG yang hanya 7,62. 

Hal ini menunjukkan bahwa saham HILL relatif mahal dibandingkan dengan rata-rata pasar. Selain itu, Earnings Yield (TTM) hanya sebesar 1,67 persen, yang mengindikasikan potensi pengembalian laba yang rendah bagi investor.

Dari perspektif solvabilitas, rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) mencapai 1,86, sementara total liabilitas terhadap ekuitas berada di angka 2,94. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat utang yang cukup tinggi dibandingkan dengan ekuitasnya. 

Financial Leverage juga tercatat sebesar 4,11, menandakan ketergantungan yang besar terhadap utang dalam struktur pendanaan perusahaan. Selain itu, Altman Z-Score berada pada level 0,28, yang menunjukkan potensi risiko kebangkrutan yang cukup tinggi.

Dalam hal profitabilitas, Return on Assets (ROA) hanya sebesar 1,64 persen, sedangkan Return on Equity (ROE) berada pada 6,74 persen. 

Angka ini mencerminkan efisiensi yang rendah dalam menghasilkan laba dari aset dan ekuitas yang dimiliki. Net Profit Margin (NPM) juga menunjukkan angka negatif sebesar -0,47 persen, menandakan bahwa perusahaan mengalami kerugian dalam beberapa periode terakhir.

Dari sisi pertumbuhan, pertumbuhan pendapatan tahunan mengalami penurunan sebesar -4,34 persen secara Year-on-Year (YoY), sementara pertumbuhan laba kotor mengalami kontraksi yang lebih tajam sebesar -34,67 persen. 

Penurunan drastis ini mencerminkan tantangan operasional yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Net Income YoY juga mengalami penurunan signifikan sebesar -104,56 persen, mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami tekanan besar dalam menjaga profitabilitasnya.

Likuiditas perusahaan juga terlihat cukup mengkhawatirkan. Current Ratio sebesar 0,77 dan Quick Ratio sebesar 0,73 menunjukkan bahwa perusahaan mungkin mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Working Capital tercatat negatif sebesar -585 miliar, yang semakin memperkuat indikasi tekanan likuiditas.

Dari perspektif dividen, perusahaan masih membayarkan dividen sebesar 35,00 dengan Dividend Yield sebesar 1,74 persen. Namun, rasio pembayaran dividen (Payout Ratio) sangat tinggi di angka 884,59 persen.

Artinya, perusahaan membayar dividen jauh lebih besar dibandingkan dengan laba yang dihasilkannya. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa pembayaran dividen mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.

Dalam laporan keuangan, pendapatan dalam 12 bulan terakhir (TTM) tercatat sebesar 3,890 triliun, dengan laba kotor sebesar 526 miliar. EBITDA tercatat sebesar 678 miliar, tetapi laba bersih yang dihasilkan hanya sebesar 99 miliar. 

Dari neraca keuangan, total aset mencapai 6,022 triliun, sedangkan total liabilitas mencapai 4,305 triliun. Dengan total utang mencapai 2,720 triliun dan kas yang hanya sebesar 112 miliar, perusahaan memiliki posisi utang bersih yang cukup besar sebesar 2,608 triliun.

Dari laporan arus kas, arus kas dari operasional tercatat sebesar 371 miliar, namun arus kas dari investasi menunjukkan angka negatif sebesar -1,397 triliun. Hal ini mengindikasikan pengeluaran besar untuk investasi yang belum menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek. 

Arus kas dari pendanaan mencatat angka positif sebesar 1,011 triliun, yang menunjukkan bahwa perusahaan mungkin mengandalkan pembiayaan eksternal untuk menopang operasionalnya.

Secara keseluruhan, fundamental saham HILL mencerminkan tantangan besar dalam aspek valuasi, profitabilitas, solvabilitas, dan pertumbuhan. 

Dengan rasio utang yang tinggi, profitabilitas yang melemah, serta arus kas yang kurang sehat, investor perlu mempertimbangkan risiko yang ada sebelum mengambil keputusan investasi pada saham ini.

Rencana Stock Split

Di tengah memerahnya pergerakan saham, HILL berencana melakukan stock split dengan rasio 1:5, yang berarti setiap satu saham lama akan dipecah menjadi lima saham baru. 

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas saham di pasar dengan menurunkan harga per lembar saham agar lebih terjangkau bagi investor ritel.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan, cum date untuk stock split ini jatuh pada 7 Maret 2025, di mana investor yang memiliki saham sebelum tanggal ini berhak menerima saham baru dengan rasio yang telah ditentukan. 

Ex date dijadwalkan pada 10 Maret 2025, yang menandai bahwa mulai tanggal tersebut, saham yang diperdagangkan di pasar sudah dalam harga yang disesuaikan pasca-split. Record date, yang merupakan tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak atas stock split, akan berlangsung pada 11 Maret 2025.

Selain stock split, PT HILL juga akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 3 Maret 2025, pukul 10:00 WIB. RUPS ini kemungkinan akan membahas berbagai agenda strategis, termasuk pengesahan rencana stock split, laporan kinerja perusahaan, serta berbagai kebijakan perusahaan ke depan yang dapat berdampak pada pertumbuhan bisnis dan prospek saham HILL di pasar modal.

Dengan adanya stock split ini, saham HILL diharapkan menjadi lebih menarik bagi investor, meningkatkan jumlah transaksi, serta memperluas basis pemegang saham. 

Namun, meskipun langkah ini berpotensi meningkatkan likuiditas, investor tetap perlu mempertimbangkan faktor fundamental dan kinerja perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.(*)