KABARBURSA.COM - Saham PT Triputra Agro Persada atau TAPG saat ini sangat menarik untuk dicermati. Harga sahamnya yang terbang tinggi pada perdagangan Jumat, 28 Februari 2025, naik 7,79 persen atau 60 poin dan kini berada di level Rp830.
Begitu pula dengan laba bersih. TAPG mencatatkan kinerja luar biasa di kuartal keempat 2024 (4Q24) dengan laba bersih mencapai Rp1,5 triliun. Angka ini mencerminkan pertumbuhan signifikan sebesar 130,9 persen secara kuartalan (QoQ) dan 197,6 persen secara tahunan (YoY).
Secara keseluruhan, laba bersih sepanjang 12 bulan tahun 2024 (12M24) mencapai Rp3,1 triliun, meningkat 94 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan jauh melampaui rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) tahun 2022 sebesar Rp3 triliun.
Kinerja ini juga melampaui ekspektasi analis dan konsensus yang memperkirakan pertumbuhan laba bersih sebesar 136,7 persen.
Pendapatan TAPG pada 4Q24 melonjak menjadi Rp3,4 triliun, meningkat 58,3 persen secara kuartalan dan 49,9 persen secara tahunan. Lonjakan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PK) yang mencapai 232 ribu ton, tumbuh 38,1 persen secara kuartalan dan 6,3 persen secara tahunan.
Harga jual rata-rata (ASP) juga mengalami kenaikan signifikan hingga Rp14,7 juta per ton, meningkat 14,7 persen secara kuartalan dan 41,1 persen secara tahunan.
Selain itu, margin keuntungan bruto (GPM) meningkat menjadi 50 persen, lebih tinggi dibandingkan 31 persen pada kuartal sebelumnya dan 34,7 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pupuk serta optimalisasi aplikasi pupuk. Sejalan dengan itu, margin operasi (OPM) juga melonjak menjadi 41,2 persen, naik dari 18,5 persen pada kuartal sebelumnya, sedangkan margin laba bersih (NPM) naik menjadi 41,5 persen, dibandingkan 20,8 persen pada kuartal sebelumnya.
Kinerja solid ini diproyeksikan berlanjut pada kuartal pertama 2025 (1Q25). Beberapa faktor yang mendukung optimisme ini antara lain kenaikan harga CPO global yang diperkirakan mencapai RM3.919 per metrik ton, meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang diperkirakan berada di level Rp16.454 per dolar AS, lebih lemah 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Efek basis rendah dari produksi tandan buah segar (FFB) di kuartal pertama 2024 yang hanya mencapai 40 persen dari total produksi tahun penuh juga akan memberikan dorongan tambahan, dengan perkiraan kenaikan hingga 50 persen di kuartal pertama 2025.
Dalam hal dividen, TAPG mengindikasikan potensi peningkatan rasio pembayaran dividen (DPR) menjadi lebih dari 50 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata historisnya sebesar 30 persen.
Analisis Buffett dan Rekomendasi
Melihat kinerja keuangan yang solid serta kenaikan harga saham yang signifikan, Warren Buffett melihat TAPG tampaknya menjadi kandidat menarik untuk investasi.
Untuk diketahui, pendekatan investasi Warren Buffett menekankan pada fundamental perusahaan yang kuat, valuasi yang menarik, dan prospek jangka panjang yang solid. Buffett selalu mencari perusahaan dengan fundamental yang kuat, termasuk profitabilitas tinggi, keunggulan kompetitif, dan manajemen yang baik.
TAPG mencatat margin laba bersih 43,83 persen di kuartal terakhir 2024, jauh di atas rata-rata industri. Return on Equity (ROE) sebesar 28,87 persen dan Return on Assets (ROA) sebesar 21,81 persen menunjukkan efisiensi penggunaan modal yang sangat baik.
Tingkat utang yang rendah, dengan Debt to Equity Ratio hanya 0,10, mencerminkan kondisi keuangan yang sehat dan ketahanan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Valuasi saham TAPG saat ini juga menarik. Price to Earnings Ratio (PE) sebesar 5,28 jauh di bawah median IHSG sebesar 7,62, menunjukkan bahwa saham ini relatif undervalued.
Earnings Yield sebesar 18,94 persen lebih tinggi dibandingkan banyak instrumen investasi lainnya, memberikan imbal hasil yang menarik bagi investor jangka panjang. Dengan PEG Ratio hanya 0,06, pertumbuhan laba yang tinggi tidak tercermin dalam harga saham saat ini, menjadikannya peluang menarik bagi investor value.
Salah satu prinsip utama Buffett adalah mencari perusahaan dengan arus kas yang kuat. TAPG memiliki Free Cash Flow (FCF) sebesar Rp2,65 triliun dalam setahun terakhir, yang mencerminkan kemampuannya untuk menghasilkan kas setelah investasi modal.
Dengan rasio pembayaran dividen (payout ratio) yang tinggi sebesar 106,25 persen, perusahaan menunjukkan komitmen dalam memberikan imbal hasil kepada pemegang saham, dengan dividend yield yang menggiurkan sebesar 20,12 persen.
Dalam jangka panjang, prospek TAPG tetap kuat. Harga CPO global yang cenderung meningkat, ditambah dengan efisiensi biaya operasional, memberikan landasan yang solid bagi pertumbuhan laba di 2025.
Manajemen yang disiplin dalam alokasi modal dan ekspansi bisnis yang terukur menjadikan TAPG semakin menarik sebagai investasi jangka panjang.
Meskipun harga saham telah naik 52,29 persen dalam setahun terakhir, valuasi masih tergolong murah dibandingkan dengan kinerja fundamentalnya. Dengan mempertimbangkan semua faktor, TAPG layak dikoleksi bagi investor yang mencari saham undervalued dengan potensi pertumbuhan kuat.
Saat ini merupakan momen yang baik untuk mengakumulasi saham ini, terutama bagi investor yang mengikuti filosofi investasi Warren Buffett dalam mencari perusahaan berkualitas dengan harga yang masih di bawah nilai intrinsiknya.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.