Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Analis Jelaskan Manfaat Buyback bagi Fundamental Perusahaan

Investor diminta mencermati pergerakan harga saham sebelum buyback agar dapat mempertimbangkan keputusan investasinya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 28 February 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Syahrianto
Analis Jelaskan Manfaat Buyback bagi Fundamental Perusahaan Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX). (Foto: Wikimedia Commons)

KABARBURSA.COM - Buyback saham atau pembelian kembali saham menjadi strategi perusahaan dalam menstabilkan harga saham yang tengah mengalami tekanan di pasar.

Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai aksi korporasi ini dapat menjadi katalis positif, namun investor perlu mencermati eksekusi buyback secara saksama. 

Nafan menjelaskan bahwa buyback saham bertujuan untuk memperkuat performa harga saham agar lebih mencerminkan nilai fundamentalnya. Namun, menurutnya, hingga saat ini belum ada informasi pasti terkait harga pelaksanaan buyback.  

"Kita belum tahu di harga berapa buyback akan dieksekusi. Jadi, investor harus mencermati pergerakan harga sahamnya. Jika harga saham terus turun di bulan Maret, bisa jadi buyback belum terlaksana. Sebaliknya, jika harga mulai naik signifikan, ada kemungkinan buyback sudah dilakukan," kepada Kabarbursa.com pada Jumat, 28 Februari 2025.

Menurutnya, selain memperkuat fundamental, buyback juga berperan dalam menjaga likuiditas saham serta memberikan sinyal positif bagi investor retail. Dengan adanya aksi ini, perusahaan menunjukkan komitmennya dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) untuk meningkatkan kepercayaan pasar. 

"Buyback saham juga dapat mendorong investor retail untuk mempertimbangkan akumulasi beli, karena ini bagian dari strategi perusahaan dalam menjaga stabilitas harga sahamnya," kata Nafan.

Ke depan, investor disarankan untuk memantau perkembangan aksi buyback ini serta melihat bagaimana dampaknya terhadap pergerakan saham dan kondisi pasar secara keseluruhan.

Diberitakan Kabarbursa.com sebelumnya, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk alian Cinema XXI atau dalam kode saham CNMA berencana melakukan pembelian kembali saham dengan nilai maksimal Rp300 miliar. 

Direktur Utama Cinema XXI, Suryo Suherman mengatakan harga saham saat ini belum mencerminkan nilai intrinsik perusahaan. Oleh karena itu, buyback diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis jangka panjang. "Kami berharap buyback dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap fundamental bisnis Cinema XXI dan memberikan fleksibilitas perusahaan dalam pengelolaan modal jangka panjang," ujar Suryo melalui keterangan tertulis yang diterima Kabarbursa.com pada Kamis, 27 Februari 2025.

Dalam pelaksanaannya, harga pembelian kembali saham akan dibatasi hingga Rp270 per lembar, sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 29 Tahun 2023. 

Buyback akan dilakukan secara bertahap melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dijadwalkan berlangsung paling lama 12 bulan setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). RUPST Cinema XXI dijadwalkan pada 24 Maret 2025, sehingga batas akhir buyback adalah 24 Maret 2026.

Selain buyback saham, CNMA juga mengumumkan  telah melakukan ekpansi bisnis sepanjang 2024 yakni dengan  membuka 16 lokasi bioskop baru dan menambah 70 layar, sehingga total bioskop yang dioperasikan mencapai 256 bioskop dengan total 1.350 layar di 65 kota atau kabupaten di seluruh Indonesia. Perluasan jaringan bioskop ini turut mendorong peningkatan jumlah penonton yang mencapai 87,1 juta penonton pada 2024, tumbuh 3,3 persen dari 84,3 juta penonton pada 2023. 

Suryo membeberkan laba bersih perusahaannya setelah pajak juga mencatatkan kenaikan menjadi Rp802,5 miliar, tumbuh 8,1 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp742,3 miliar, dengan perolehan EBITDA Rp1,8 triliun.  

Sementara, pendapatan Rp  Rp5,7 triliun per 31 Desember 2024, meningkat 9,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 sebesar Rp5,2 triliun. (*)