KABARBURSA.COM - Indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir turun tajam pada Kamis, 27 Februari 2025 tertekan oleh penurunan saham pembuat chip Nvidia setelah laporan kuartalannya gagal menghidupkan kembali rally artificial intelligence (AI) di Wall Street. Di sisi lain, investor fokus pada data yang menunjukkan pelemahan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Seperti dikutip dari Reuters, indeks S&P 500 turun 1,59 persen untuk mengakhiri sesi pada 5.861,57 poin. Nasdaq terjun 2,78 persen ke 18.544,42 poin, sementara Dow Jones Industrial Average turun 0,45 persen ke 43.239,50 poin.
Ini adalah penurunan persentase satu hari terdalam Nasdaq dalam sebulan. Volume perdagangan di bursa AS cukup tinggi, dengan 15,8 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 15,3 miliar saham dalam 20 sesi sebelumnya.
Jumlah saham yang turun lebih banyak daripada yang naik dalam S&P 500 dengan rasio 1,7 banding 1.
S&P 500 mencatatkan 20 tertinggi baru dan 13 terendah baru; Nasdaq mencatatkan 42 tertinggi baru dan 269 terendah baru.
Indeks Volatilitas Cboe, yang dikenal sebagai "indikator ketakutan" Wall Street, ditutup pada level tertinggi sejak 19 Desember.
Nvidia (NVDA.O) anjlok 8,5 persen, menghapus USD274 miliar dari nilai pasar sahamnya, setelah perusahaan Silicon Valley itu memberikan proyeksi margin kotor yang lebih lemah dari yang diharapkan, yang meng-overshadow pandangan positif terkait pendapatan.
Pabrikan chip lainnya, Broadcom, turun lebih dari 7 persen, dan Advanced Micro Devices, kehilangan 5 persen, yang menyebabkan indeks chip Philadelphia turun 6,1 persen.
Peluncuran model kecerdasan buatan (AI) berbiaya rendah dari DeepSeek China pada Januari telah mendinginkan rally AI Wall Street, sementara laporan analis pekan ini yang menunjukkan bahwa Microsoft membatalkan beberapa kontrak sewa pusat data juga menambah kekhawatiran tentang kapasitas AI yang berlebihan.
Dengan hasil dan proyeksi Nvidia yang gagal memenuhi ekspektasi investor, sahamnya kini telah turun hampir 20 persen dari penutupan tertinggi rekornya pada 6 Januari.
"Laba Nvidia baik, tetapi tidak seperti laba luar biasa yang telah mereka hasilkan selama ini," kata Scott Welch, Chief Investment Officer di Certuity.
Sementara saham teknologi merosot, bagian lain dari pasar mencatatkan kenaikan. Indeks energi S&P naik 0,5 persen, mengikuti lonjakan harga minyak setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan izin operasi Chevron di Venezuela.
Juga memengaruhi sentimen investor, data menunjukkan klaim pengangguran melonjak lebih dari yang diperkirakan pada pekan sebelumnya, sementara laporan lain menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi melambat pada kuartal keempat.
Data Kamis mengikuti laporan pekan lalu yang menunjukkan ekonomi AS terhambat, yang meningkatkan kekhawatiran dan mendorong ketiga indeks utama AS menuju penurunan bulanan.
"Kita sekarang melihat ketakutan inflasi digantikan dengan ketakutan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan itu membuat saham bergerak, paling baik, datar, atau bahkan berpotensi turun," kata Michael Green, kepala strategi di Simplify Asset Management di Philadelphia.
Di sektor perdagangan, Trump mengusulkan tarif timbal balik sebesar 25 persen untuk mobil dan barang-barang Eropa. Ia juga mengatakan tarif untuk Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada hari Selasa.
Investor fokus pada data Pengeluaran Konsumsi Pribadi bulanan, yang merupakan ukuran inflasi favorit Federal Reserve (The Fed), yang akan dirilis pada hari Jumat, 28 Februari 2025.
Para trader mengharapkan The Fed menurunkan biaya pinjaman setidaknya 50 basis poin pada Desember, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG.
Saham Salesforce turun 4 persen setelah penjual perangkat lunak bisnis itu meramalkan pendapatan fiskal 2026 yang lebih rendah dari ekspektasi.
Snowflake melonjak 4,5 persen setelah penyedia analitik data tersebut meramalkan pendapatan produk fiskal 2026 yang lebih tinggi dari perkiraan.
Viatris merosot 15 persen setelah produsen obat itu meramalkan hasil tahunan yang suram.
Warner Bros Discovery melonjak 4,8 persen setelah mengatakan mereka mengharapkan keuntungan streaming mereka dua kali lipat tahun ini.
Kemarin, Wall Street Ditutup Variatif
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis dinihari WIB, 27 Februari 2025, bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street menunjukkan pergerakan yang beragam.
Indeks S&P 500 hampir tidak berubah dengan kenaikan tipis 0,01 persen menjadi 5.956,06, sementara Nasdaq Composite naik 0,26 persen ke 19.075,26. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average melemah 0,43 persen atau turun 188,04 poin, berakhir di 43.433,12.
Pergerakan variatif ini terjadi di tengah kekhawatiran investor terhadap kebijakan perdagangan yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump. Dalam pertemuan kabinet pertamanya di periode kedua, Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif sebesar 25 persen pada impor dari Uni Eropa, khususnya pada sektor otomotif dan produk lainnya. Trump menyatakan bahwa Uni Eropa “dibentuk untuk merugikan Amerika Serikat” dan menegaskan bahwa pengumuman resmi akan segera dilakukan.
Menanggapi hal ini, Komisi Eropa berjanji akan merespons dengan tegas dan segera terhadap hambatan perdagangan yang dianggap tidak adil. Seorang juru bicara Komisi Eropa menekankan bahwa Uni Eropa akan melindungi bisnis, pekerja, dan konsumen Eropa dari tarif yang tidak beralasan.
Selain itu, Trump juga mengindikasikan penundaan penerapan tarif sebesar 25% persenpada impor dari Kanada dan Meksiko hingga 2 April, memberikan waktu tambahan bagi kedua negara untuk memenuhi tuntutan AS terkait pengendalian imigrasi ilegal dan perdagangan narkotika.
Di sisi korporasi, saham Nvidia mengalami lonjakan sekitar 2 persen dalam perdagangan setelah jam kerja. Perusahaan ini melaporkan pendapatan kuartal keempat sebesar USD39,3 miliar, meningkat 78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh permintaan tinggi untuk chip AI mereka. Nvidia juga memproyeksikan pendapatan sebesar USD43 miliar untuk kuartal pertama mendatang, sejalan dengan ekspektasi Wall Street.
Sektor teknologi secara keseluruhan menunjukkan kinerja positif, dengan indeks semikonduktor naik 2,1 persen pada hari itu. Namun, keuntungan ini diimbangi oleh penurunan di sektor perawatan kesehatan, kebutuhan pokok konsumen, dan lainnya.
Saham Intuit melonjak 12,6 persen setelah perusahaan pembuat perangkat lunak keuangan tersebut memproyeksikan pendapatan kuartal ketiga yang melampaui estimasi analis. Di sisi lain, saham perusahaan seperti Amgen, Boeing, dan Apple mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,93 persen,persen persen, dan 2,70 persen.
Volume perdagangan di bursa Wall Street tercatat sebanyak 14,58 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 15,4 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Secara keseluruhan, pasar saham AS menghadapi ketidakpastian yang dipicu oleh kebijakan perdagangan yang agresif dan perkembangan terbaru dari perusahaan teknologi terkemuka seperti Nvidia. Investor akan terus memantau perkembangan ini serta data ekonomi lainnya untuk menentukan arah investasi selanjutnya. (*)