Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham ITMG Masih Berpotensi Tumbuh, Laba Bersih Turun 25 Persen

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 27 February 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Saham ITMG Masih Berpotensi Tumbuh, Laba Bersih Turun 25 Persen Ilustrasi batu bara. Foto: istimewa

KABARBURSA.COM – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatatkan kinerja keuangan untuk tahun 2024, yang sesuai dengan perkiraan analis. Laba bersih perusahaan tercatat sebesar USD101 juta pada kuartal keempat tahun 2024 (4Q24), mengalami penurunan sebesar 29,8 persen secara kuartalan (QoQ), namun tetap tumbuh 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

Dengan capaian ini, total laba bersih ITMG sepanjang tahun 2024 mencapai USD374 juta, turun 25,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar, yang setara dengan 101,7 persen dari estimasi analis Stockbit Hendriko Gani dan 101,6 persen dari estimasi konsensus.

Meskipun secara kuartalan pendapatan ITMG tumbuh 6,5 persen dan laba kotor meningkat 10,8 persen, laba bersih mengalami tekanan akibat pembalikan pendapatan lain-lain menjadi rugi sebesar USD31 juta, berbanding terbalik dengan keuntungan USD32 juta yang dicatatkan pada kuartal sebelumnya.

Pendapatan Tumbuh Berkat, Margin Laba Kotor Menguat

Pertumbuhan pendapatan ITMG pada kuartal keempat didorong oleh peningkatan volume penjualan sebesar 9,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, kenaikan ini diiringi dengan penurunan rata-rata harga jual (ASP) sebesar 3,1 persen. Dari sisi efisiensi operasional, biaya penambangan turun sebesar 6,6 persen, sementara biaya pembelian batu bara berkurang hingga 17,2 persen.

Penurunan beban produksi ini membantu margin laba kotor ITMG meningkat ke level 35 persen, lebih tinggi dibandingkan 33,6 persen pada kuartal sebelumnya.

Pembalikan Pendapatan Lain-lain Menekan Laba Bersih

Salah satu faktor utama yang menyebabkan laba bersih ITMG mengalami tekanan adalah pembalikan pendapatan lain-lain menjadi rugi. Perusahaan mencatatkan kerugian sebesar USD17 juta akibat perubahan nilai tukar mata uang, berbanding terbalik dengan keuntungan USD27 juta yang dibukukan pada kuartal sebelumnya. Selain itu, pendapatan lain-lain lainnya juga berbalik negatif, dengan rugi sebesar USD7 juta dibandingkan keuntungan USD12 juta yang tercatat pada kuartal sebelumnya.

Prospek 2025: Penambahan Volume Produksi

Memasuki tahun 2025, ITMG diperkirakan akan mengalami peningkatan volume produksi yang didukung oleh operasional tambang baru dari dua anak usaha, yakni PT Graha Panca Karsa dan PT Tepian Indah Sukses. Kedua tambang ini mulai berproduksi pada tahun 2024, dengan PT Graha Panca Karsa memulai produksinya pada kuartal pertama, sementara PT Tepian Indah Sukses mulai beroperasi pada kuartal kedua.

Selain penambahan kapasitas produksi, biaya penambangan juga diprediksi mengalami normalisasi. Hal ini seiring dengan penurunan stripping ratio setelah fase pre-stripping di kedua tambang tersebut pada tahun 2024. Dengan adanya efisiensi ini, ITMG berpotensi meningkatkan profitabilitas meskipun harga batu bara diperkirakan akan mengalami normalisasi akibat potensi kelebihan pasokan di pasar global.

Dalam waktu dekat, investor akan mencermati hasil analyst meeting yang biasanya diadakan oleh manajemen ITMG, di mana perusahaan diperkirakan akan memberikan panduan mengenai target produksi dan stripping ratio untuk tahun 2025.

Meskipun menghadapi tantangan dalam bentuk fluktuasi harga batu bara dan tekanan dari pendapatan lain-lain, ITMG tetap memiliki potensi pertumbuhan dari peningkatan produksi dan efisiensi operasional. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mempertahankan daya saingnya di tengah dinamika industri batu bara global.

Harga Saham Bengkak

Saham ITMG pada hari  ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,53 persen atau 625 poin, sehingga saat ini diperdagangkan pada harga Rp25.300 per lembar. Sebelumnya, saham ini ditutup pada Rp24.675, dengan pergerakan harga harian yang berkisar antara Rp24.650 hingga Rp25.475.

Sepanjang tahun ini, saham tersebut telah bergerak dalam rentang harga Rp23.575,00 hingga Rp28.775,00, menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp28,59 triliun, saham ini mencerminkan posisi yang kuat dalam industrinya.

Dari sisi valuasi, saham ini memiliki rasio price-to-earnings (P/E) sebesar 4,78, yang menunjukkan bahwa harga saham relatif murah dibandingkan dengan laba bersihnya. Selain itu, daya tarik utama saham ini adalah dividend yield yang mencapai 11,76 persen, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari dividen.

Dengan volume perdagangan rata-rata sebesar 653,10 ribu lembar per hari, saham ini memiliki likuiditas yang cukup baik di pasar. Kombinasi antara valuasi menarik, dividen tinggi, dan pergerakan harga yang dinamis membuat saham ini layak untuk dipantau, terutama bagi investor yang mencari keseimbangan antara pertumbuhan harga dan imbal hasil dividen.(*)