Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Wall Street Ditutup Variatif: Nasdaq Naik, Dow Melemah Signifikan

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 27 February 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Wall Street Ditutup Variatif: Nasdaq Naik, Dow Melemah Signifikan Ilustrasi Wall Street - Bull, lambang Bursa Amerika Serikat. Foto: Reuters

KABARBURSA.COM - Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis dinihari WIB, 27 Februari 2025, bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street  menunjukkan pergerakan yang beragam.

Indeks S&P 500 hampir tidak berubah dengan kenaikan tipis 0,01 persen menjadi 5.956,06, sementara Nasdaq Composite naik 0,26 persen ke 19.075,26. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average melemah 0,43 persen atau turun 188,04 poin, berakhir di 43.433,12.

Pergerakan variatif ini terjadi di tengah kekhawatiran investor terhadap kebijakan perdagangan yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump. Dalam pertemuan kabinet pertamanya di periode kedua, Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif sebesar 25 persen pada impor dari Uni Eropa, khususnya pada sektor otomotif dan produk lainnya. Trump menyatakan bahwa Uni Eropa “dibentuk untuk merugikan Amerika Serikat” dan menegaskan bahwa pengumuman resmi akan segera dilakukan.

Menanggapi hal ini, Komisi Eropa berjanji akan merespons dengan tegas dan segera terhadap hambatan perdagangan yang dianggap tidak adil. Seorang juru bicara Komisi Eropa menekankan bahwa Uni Eropa akan melindungi bisnis, pekerja, dan konsumen Eropa dari tarif yang tidak beralasan.

Selain itu, Trump juga mengindikasikan penundaan penerapan tarif sebesar 25% persenpada impor dari Kanada dan Meksiko hingga 2 April, memberikan waktu tambahan bagi kedua negara untuk memenuhi tuntutan AS terkait pengendalian imigrasi ilegal dan perdagangan narkotika.

Di sisi korporasi, saham Nvidia mengalami lonjakan sekitar 2 persen dalam perdagangan setelah jam kerja. Perusahaan ini melaporkan pendapatan kuartal keempat sebesar USD39,3 miliar, meningkat 78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh permintaan tinggi untuk chip AI mereka. Nvidia juga memproyeksikan pendapatan sebesar USD43 miliar untuk kuartal pertama mendatang, sejalan dengan ekspektasi Wall Street.

Sektor teknologi secara keseluruhan menunjukkan kinerja positif, dengan indeks semikonduktor naik 2,1 persen pada hari itu. Namun, keuntungan ini diimbangi oleh penurunan di sektor perawatan kesehatan, kebutuhan pokok konsumen, dan lainnya.

Saham Intuit melonjak 12,6 persen setelah perusahaan pembuat perangkat lunak keuangan tersebut memproyeksikan pendapatan kuartal ketiga yang melampaui estimasi analis. Di sisi lain, saham perusahaan seperti Amgen, Boeing, dan Apple mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,93 persen,persen persen, dan 2,70 persen.

Volume perdagangan di bursa Wall Street tercatat sebanyak 14,58 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 15,4 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Secara keseluruhan, pasar saham AS menghadapi ketidakpastian yang dipicu oleh kebijakan perdagangan yang agresif dan perkembangan terbaru dari perusahaan teknologi terkemuka seperti Nvidia. Investor akan terus memantau perkembangan ini serta data ekonomi lainnya untuk menentukan arah investasi selanjutnya.

Reli Emas Terhenti

Tidak hanya Wall Street yang ditutup bervariasi, harga emas yang sempat mengalami reli panjang juga terhenti, meredup lantaran para investor sedang menunggu data inflasi Amerika Serikat.

Harga emas spot melemah 0,1 persen ke level USD2.912,51 per ons, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi USD2.956,15 pada sesi perdagangan Senin. Sementara itu, harga emas berjangka AS justru mencatat kenaikan 0,4 persen menjadi USD2.930,60 per ons.

Pelemahan harga emas ini terjadi seiring dengan langkah Trump yang memerintahkan penyelidikan terkait kemungkinan penerapan tarif baru terhadap impor tembaga. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi domestik logam yang memiliki peran penting dalam industri kendaraan listrik, perangkat keras militer, jaringan listrik, serta berbagai barang konsumen lainnya.

Menurut Direktur High Ridge Futures David Meger, tren bullish emas masih tetap berlangsung meskipun saat ini pasar memasuki fase konsolidasi menjelang rilis data ekonomi utama. Salah satu fokus utama investor adalah laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan indikator inflasi pilihan The Federal Reserve. Jika data ini menunjukkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, The Fed bisa menunda rencana pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Di pasar logam lainnya, harga perak spot naik 0,3 persen ke USD31,81 per ons, sedangkan platinum melemah 0,1 persen menjadi USD965,55 per ons. Paladium mengalami penurunan lebih tajam, turun 0,9 persen menjadi USD919,50 per ons.

Dengan kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, investor terus memantau langkah-langkah 
Kebijakan moneter serta dinamika geopolitik yang dapat mempengaruhi harga emas dan logam mulia lainnya.(*)