Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Alami Kenaikan 2,48 Persen Selama Sepekan

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 22 February 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
IHSG Alami Kenaikan 2,48 Persen Selama Sepekan

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan sejumlah data perdagangan selama selamanya periode 17 - 21 Februari 2024 ditutup positif. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan Peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini.

"Yaitu sebesar 18,99 persen menjadi 18,38 miliar lembar saham dari 15,45 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 21 Februari 2025.

Peningkatan turut dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 6,17 persen, menjadi 1,23 juta kali transaksi dari 1,16 juta kali transaksi pada pekan lalu. Selain itu, kapitalisasi pasar bursa pada pekan ini juga mengalami peningkatan sebesar 3,37 persen menjadi Rp11.786 triliun dari Rp11.401 triliun pada sepekan sebelumnya.

Sementara itu Kautsar mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pekan ini berada di zona positif  dengan kenaikan sebesar 2,48 persen. "Menjadi berada pada level 6.803,001 dari 6.638,459 pada pekan lalu," kata dia.

Selama sepekan, kata Kautsar, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan, yaitu sebesar 3,74 persen sehingga menjadi Rp11,78 triliun dari Rp12,24 triliun pada pekan sebelumnya.

"Investor asing hari ini (kemarin) mencatatkan nilai jual bersih Rp705,15 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp11,68 triliun," katanya.

IHSG Sebelumnya ditutup menguat sebesar 0,22 persen atau naik 14 poin ke level 6.803 pada perdagangan Jumat, 21 Februari 2025. Mengutip data perdagangan RTI Business, IHSG hari ini bergerak bervariasi di rentang 6.758 hingga 6.814. Meski IHSG menguat, hanya 231 saham yang menghijau, 312 saham melemah, dan 252 mengalami stagnan.

Volume perdagangan hari terpantau sebesar Rp14.735 miliar, sementara transaksi senilai Rp10.046 triliun dengan frekuensi perdagangan senilai 1,092,456. Sementara itu mengutip Stockbit, saham ELIT menjadi pemimpin dalam daftar top gainer dengan kenaikan 34,67 persen atau bertambah 52 poin menjadi 202.

Selain ELIT, beberapa saham lain juga mencatatkan kenaikan yang signifikan, di antaranya MORA  naik 24,86 persen menjadi 462. Di posisi ketiga saham POLU yang melonjak 24,86 persen menjadi 4.320. CCSI turut mengalami peningkatan 24,54 persen menjadi 406, dan terakhir terdapat saham DWGL naik 24,44 persen menjadi 336.

Di sisi lain, beberapa saham mengalami penurunan tajam, seperti EDGE yang memimpin daftar top loser setelah turun 11,57 persen atau 645 poin menjadi 4.930. Di peringkat kedua ada saham SKBM  yang turun 10,67 persen menjadi 402, diikuti MSIN yang melemah 9,32 persen menjadi 535. Saham MANG juga terpantau menurun 9,09 persen menjadi 50. Dan terakhir ada CMNP  turun 8,68 persen menjadi 2.420.

Wall Street Lagi Ketar-Ketir Gegara Trump

[caption id="attachment_117771" align="alignnone" width="710"] Ilustrasi Donald Trump. Foto: KabarBursa/Andrew[/caption]

di pasar saham Amerika, Wall Street jeblok pada Jumat, 21 Februari 2025, waktu Amerika atau Sabtu, 22 Februari, dini hari setelah serangkaian laporan ekonomi menunjukkan kekhawatiran terhadap kebijakan Presiden Donald Trump mulai berdampak ke ekonomi.

Dilansir dari AP di Jakarta, Sabtu 22 Februari 2025, Indeks S&P 500 turun 1,3 persen pada perdagangan sore dan menuju hari terburuknya dalam beberapa pekan. Dow Jones Industrial Average anjlok 665 poin atau 1,5 persen, sementara Nasdaq Composite ikut melemah 1,5 persen. Penurunan ini menambah pelemahan dari hari sebelumnya, di mana Walmart melaporkan proyeksi laba yang lebih rendah dari ekspektasi, langsung bikin pasar ambruk dari rekor tertingginya.

Pelemahan indeks saham ini terjadi setelah sederet laporan ekonomi yang lebih buruk dari perkiraan. Salah satunya menyebut aktivitas bisnis di AS nyaris stagnan, dengan pertumbuhan turun ke level terendah dalam 17 bulan. Laporan awal dari S&P Global menyebut sektor jasa di AS secara tak terduga menyusut, sementara banyak pelaku usaha mengaku semakin pesimistis gara-gara kebijakan Washington.

“Banyak perusahaan melaporkan kekhawatiran luas terhadap dampak kebijakan pemerintah federal, mulai dari pemotongan anggaran, tarif, hingga perkembangan geopolitik,” kata kepala ekonom bisnis di S&P Global Market Intelligence, Chris Williamson. Ia juga menambahkan, ketidakpastian politik mulai menghantam penjualan dan memicu kenaikan harga akibat lonjakan biaya impor dari tarif.

Laporan lain mengungkap konsumen AS kini bersiap menghadapi inflasi lebih tinggi akibat potensi tarif baru. Berdasarkan survei University of Michigan, mereka memperkirakan harga barang bakal naik 4,3 persen dalam 12 bulan ke depan, melonjak drastis dari perkiraan bulan lalu yang hanya 3,3 persen. Tren ini juga membelah opini politik: inflasi diperkirakan meningkat di kalangan independen dan Demokrat, sementara sedikit turun di kalangan Republikan.

Selain itu, laporan penjualan rumah bekas bulan lalu juga mengecewakan karena lebih lemah dari perkiraan. Tingginya suku bunga KPR masih menjadi biang keladi lesunya pasar properti AS.

Secara keseluruhan, rangkaian data ini bikin pasar waswas soal kondisi ekonomi AS yang selama ini tampak tangguh meski digempur suku bunga tinggi. The Fed sebelumnya menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi dan mengerem laju ekonomi, tapi data baru ini menunjukkan ketahanan ekonomi mulai diuji.

Di lantai bursa, saham Akamai Technologies terjun bebas hampir 20 persen meskipun perusahaan cybersecurity dan cloud computing itu melaporkan laba yang lebih baik dari ekspektasi. Investor malah menyoroti proyeksi pendapatan dan keuangan perusahaan untuk tahun ini yang ternyata kurang memuaskan.

UnitedHealth Group juga jadi salah satu beban terberat bagi pasar setelah sahamnya ambles 7 persen. Ini terjadi setelah laporan The Wall Street Journal menyebut Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki praktik penagihan Medicare oleh perusahaan asuransi kesehatan tersebut. Saat dikonfirmasi, perwakilan UnitedHealth cuma bilang, “Kami akan beri tahu kalau ada yang perlu disampaikan.”(*)