Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Industri Kosmetik Melonjak: Inovasi Lokal Taklukkan Pasar Global

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 23 February 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Industri Kosmetik Melonjak: Inovasi Lokal Taklukkan Pasar Global

KABARBURSA.COM - Industri kosmetik Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya populasi muda dan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan diri dan kesehatan kulit. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai merek kosmetik lokal yang mampu bersaing di pasar global.

Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pertumbuhan industri ini tercermin dari peningkatan jumlah perusahaan kosmetik di Indonesia sebesar 21,9 persen, dari 913 perusahaan pada tahun 2022 menjadi 1.010 perusahaan pada pertengahan 2023. Dari jumlah tersebut, 95 persen merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berhasil menyerap sekitar 59.886 tenaga kerja pada tahun 2022.

Segmen pasar terbesar dalam industri kosmetik nasional didominasi oleh produk perawatan diri (personal care) dengan nilai pasar mencapai USD3,18 miliar pada tahun 2022, diikuti oleh produk perawatan kulit (skincare) sebesar USD2,05 miliar, kosmetik sebesar USD1,61 miliar, dan wewangian sebesar USD39 juta.

Selain memenuhi kebutuhan domestik, industri kosmetik Indonesia juga berhasil menembus pasar ekspor. Pada periode Januari hingga November 2023, nilai ekspor produk kosmetik, wewangian, dan minyak esensial mencapai USD770,8 juta.

Perkembangan pesat ini turut didorong oleh tren e-commerce di Indonesia. Sejak tahun 2018 hingga 2022, produk personal care dan kosmetik consistently menempati posisi tiga teratas dalam penjualan di marketplace, dengan nilai transaksi mencapai Rp13.287,4 triliun dan volume transaksi sebanyak 145,44 juta.

Kesadaran akan penggunaan kosmetik berlabel halal juga semakin meningkat, mendorong munculnya produk dan merek baru yang menggabungkan bahan-bahan alami sebagai inovasi dalam produk kecantikan. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam dan warisan budaya dalam penggunaan tanaman berkhasiat, memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan industri kosmetik yang berdaya saing tinggi.

Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, berharap industri kosmetik Indonesia dapat terus berkembang dan memperluas pasar ekspor.

Dengan dukungan berbagai pihak dan pemanfaatan potensi lokal, industri kosmetik nasional diharapkan mampu terus tumbuh dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Sementara itu, mengutip data yang disampaikan Kementerian Perindustrian RI atau Kemenperin pada Oktober 2024, industri kosmetik di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terutama berkat peran aktif Industri Kecil dan Menengah (IKM) kosmetik yang semakin berkembang.

Dengan memanfaatkan bahan baku lokal dan menggabungkan kearifan budaya dengan tren pasar terkini, pelaku IKM berhasil membangun daya saing produk kosmetik lokal yang tidak hanya diminati di dalam negeri, tetapi juga mulai merambah pasar internasional.

Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi), jumlah perusahaan kosmetik di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 1.039 pelaku usaha, di mana 89,2 persen di antaranya merupakan IKM. Hal ini mencerminkan bahwa sektor industri kosmetik bersifat inklusif dan memberikan peluang besar bagi pengusaha lokal untuk berkembang.

Pasar kosmetik Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang positif, dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 4,86 persen per tahun dalam periode 2024-2029 menurut data Statista.com. Dengan nilai pasar yang diperkirakan mencapai Rp30 triliun pada tahun 2024, peluang bagi industri kosmetik lokal untuk memperluas pangsa pasar semakin terbuka lebar.

Sejalan dengan itu, data dari Compas.co.id menunjukkan bahwa enam dari sepuluh merek kosmetik dengan penjualan tertinggi di e-commerce merupakan brand lokal, menguasai lebih dari 60 persen pangsa pasar.

Keberhasilan IKM kosmetik dalam menarik minat konsumen tidak lepas dari inovasi dalam penggunaan bahan alami khas Indonesia yang dipercaya memiliki manfaat kecantikan yang tinggi. Selain itu, produk-produk ini juga membawa nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun, menjadikannya unik dan bernilai lebih di mata konsumen domestik maupun mancanegara.

Gelaran Cosmetic Day Dukung IKM Kosmetik

[caption id="attachment_122027" align="aligncenter" width="680"] Cosmetics Day 2024. Foto: Instagram[/caption]

Sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan industri ini, Kementerian Perindustrian secara rutin menggelar ajang Cosmetic Day. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk kosmetik lokal, meningkatkan keterlibatan konsumen, serta membuka peluang bisnis yang lebih luas bagi IKM kosmetik.

Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA), acara ini menggandeng berbagai asosiasi, pelaku usaha, serta komunitas kecantikan untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk kosmetik lokal berkualitas.

Tahun 2024, Cosmetic Day mengusung tema "Yang Lokal Semakin Fenomenal" dan diselenggarakan pada 29 Oktober hingga 1 November 2024 di Gedung Kementerian Perindustrian. Acara ini menghadirkan 48 eksibitor yang terdiri dari finalis Kompetisi Kosmetik, IKM binaan asosiasi PPAK dan Perkosmi, serta IKM binaan BPOM.

Selain itu, dalam kesempatan ini juga diberikan penghargaan kepada tiga pemenang Kompetisi Startup IKM Kosmetik 2024, yaitu PT Sinar Kejora Indonesia (Keyoura), PT Alami Oiland Semesta (Oiland), dan CV IUMI (IUMI). Kompetisi ini bertujuan untuk menemukan serta mengembangkan IKM kosmetik inovatif yang memiliki potensi besar untuk bertumbuh di pasar.

Tidak hanya pameran dan kompetisi, rangkaian acara Cosmetic Day juga mencakup berbagai kegiatan penting lainnya, seperti temu bisnis IKM kosmetik dan obat tradisional, serta penandatanganan Nota Kesepahaman Kemitraan antara IKM Kosmetik dan industri bahan baku.

Selain itu, dilakukan pula fasilitasi pendampingan kepada para IKM kosmetik dalam memperoleh Sertifikat Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), izin edar, serta Sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

Talk show, workshop, dan beauty demo yang melibatkan para ahli industri juga turut memperkaya acara ini, memberikan wawasan lebih luas mengenai pengembangan produk kosmetik dan strategi bisnis di sektor ini.

Cosmetic Day 2024 pun melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, BPOM, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), serta sejumlah perusahaan kosmetik besar seperti Mustika Ratu, Wardah (PT Paragon Technology and Innovation), dan Kimia Farma.

Dengan adanya berbagai dukungan dari pemerintah, asosiasi, serta kolaborasi antar pelaku industri, industri kosmetik lokal semakin menunjukkan prospek cerah. Daya saing produk kosmetik Indonesia terus meningkat, baik di dalam negeri maupun di pasar global.

Kementerian Perindustrian berharap agar ekosistem industri kosmetik yang inklusif dan inovatif ini dapat terus berkembang, sehingga kosmetik lokal mampu mendominasi pasar dan menjadi kebanggaan nasional.

Industri Kosmetik Global kian Menantang

[caption id="attachment_122028" align="aligncenter" width="680"] Ilustrasi pabrik kosmetik. Foto: Perum Perindo[/caption]

Kosmetik merupakan bagian penting dalam industri perawatan tubuh yang terus berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penampilan dan kebersihan diri. Produk-produk kosmetik mencakup berbagai jenis, mulai dari perawatan kulit, tata rias wajah, hingga parfum, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan daya tarik dan estetika seseorang tanpa mengubah struktur atau fungsi tubuh.

Di Amerika Serikat, industri kosmetik berada di bawah pengawasan Food and Drug Administration (FDA), yang memiliki definisi khusus mengenai kosmetik sebagai produk yang digunakan untuk mempercantik dan meningkatkan daya tarik tanpa mempengaruhi fungsi biologis tubuh manusia. Meskipun sabun sering dikaitkan dengan kosmetik, FDA secara khusus mengecualikannya dari kategori ini.

Sejak awal abad ke-20, industri kosmetik mengalami perkembangan pesat dan kini didominasi oleh sejumlah perusahaan multinasional besar. Beberapa di antaranya adalah L'Oréal Group, Procter & Gamble Company, Unilever, Shiseido, Revlon, Maybelline, dan Estée Lauder Companies, Inc. Pasar utama industri kosmetik dunia mencakup Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, dengan total nilai industri yang mencapai miliaran dolar setiap tahunnya. Pada 2008, nilai industri kosmetik di Amerika Serikat mencapai US$42,8 miliar, sementara di Jerman mencapai €12,6 miliar, menjadikannya pasar terbesar ketiga setelah AS dan Jepang.

Eropa, khususnya Prancis, memiliki peran penting dalam industri kosmetik global. Produk yang berlabel "Made in France" atau mengandung kata "Paris" sering kali memiliki nilai jual lebih tinggi di pasar internasional. Beberapa merek ternama asal Prancis antara lain L'Oréal, Vichy, Yves Saint Laurent, Yves Rocher, dan berbagai merek lain yang mendominasi pasar kosmetik dunia.

Di Indonesia, industri kosmetik mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan kontribusi mencapai 1,92 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Industri ini tergolong dalam sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional, dengan tingkat pertumbuhan mencapai 9,39 persen pada tahun 2020.

Nilai ekspor produk kosmetik Indonesia pada semester pertama tahun tersebut mencapai USD317 juta atau setara Rp4,44 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa produk kosmetik lokal semakin bersaing di pasar internasional.

Banyak merek kosmetik dalam negeri yang berkembang pesat dan memiliki pasar di luar negeri. Beberapa di antaranya adalah Wardah, Mustika Ratu, Sensatia, dan Bali Alus yang telah berhasil menembus pasar internasional.

Selain itu, merek seperti Fanbo, Pixy, Ristra, Bless, Viva, Zoya, Emina, Sariayu, dan Madame Gie juga menjadi pilihan utama konsumen dalam negeri. Produk-produk lokal ini menunjukkan kualitas yang tidak kalah dengan merek internasional, bahkan mampu bersaing dengan baik di pasar global.

Dengan terus berkembangnya industri kosmetik, baik secara global maupun di Indonesia, inovasi dan adaptasi terhadap tren pasar menjadi kunci utama dalam mempertahankan daya saing.

Permintaan yang tinggi terhadap produk kosmetik yang ramah lingkungan, berbahan alami, dan halal semakin meningkat, mendorong produsen untuk menciptakan produk yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Ke depan, industri kosmetik diprediksi akan terus berkembang dengan berbagai inovasi baru yang menjawab kebutuhan pasar modern.

Industri Kosmetik dan AI di 2025

[caption id="attachment_122029" align="aligncenter" width="680"] Ilustrasi industri kosmetik dan kecerdasan buatan atau AI. Foto: Internet[/caption]

Industri kecantikan dan perawatan pribadi diprediksi akan mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2025. Pergeseran pola konsumsi menunjukkan bahwa konsumen semakin cerdas dan kritis dalam memilih produk, dengan prioritas utama yang tidak hanya terfokus pada hasil, tetapi juga pada keberlanjutan, transparansi, serta dampak sosial dan lingkungan dari produk yang mereka gunakan.

Di era digital yang semakin maju, informasi mengenai bahan-bahan dalam produk kecantikan menjadi lebih mudah diakses. Konsumen kini tidak hanya mencari produk yang efektif, tetapi juga ingin memastikan bahwa produk tersebut berasal dari bahan yang aman, alami, dan diproduksi dengan etika yang bertanggung jawab.

Mereka semakin sadar akan komitmen merek terhadap keberlanjutan dan dampaknya terhadap lingkungan, sehingga memilih produk yang selaras dengan nilai-nilai mereka.

Teknologi turut menjadi faktor utama dalam mendorong perkembangan industri kecantikan. Dengan kecerdasan buatan (AI) yang semakin diterapkan dalam formulasi dan personalisasi produk, konsumen kini dapat menikmati pengalaman yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Tren ini bukan sekadar inovasi teknologi semata, tetapi juga mencerminkan pergeseran paradigma dalam dunia kecantikan, di mana setiap individu dapat memperoleh solusi yang lebih spesifik dan efektif sesuai dengan karakteristik unik mereka.

Internet dan media sosial juga memainkan peran penting dalam membentuk preferensi konsumen. Akses mudah terhadap informasi memungkinkan mereka untuk bereksplorasi dan membandingkan berbagai merek sebelum membuat keputusan pembelian.

Hal ini mendorong industri kecantikan untuk semakin menekankan transparansi, inklusivitas, dan keberlanjutan dalam strategi bisnis mereka. Tidak mengherankan jika teknologi kecantikan mengalami pertumbuhan pesat hingga 14 peesen, sementara pasar bioteknologi global diperkirakan akan mencapai nilai fantastis sebesar USD5,9 triliun pada tahun 2024.

Dalam perjalanannya menuju masa depan, industri kecantikan didorong oleh dua megatren utama yang akan membentuk lanskap tahun 2026. Megatren pertama adalah 'Neo Classic', yang lahir dari pertemuan antara teknologi anti-penuaan, kesehatan, dan kecantikan.

Tren ini mengusung konsep ‘next well-aging’, di mana masyarakat tidak hanya berfokus pada mengatasi penuaan, tetapi juga mempromosikan kesehatan kulit yang optimal seiring bertambahnya usia. 'The new old' menjadi konsep baru yang menghapus batasan usia dalam kecantikan, sementara 'timeless lux' menghadirkan keindahan yang bertahan melampaui tren sementara.

Megatren kedua adalah 'Smart Sensible', yang mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan kesadaran lingkungan. Dalam tren ini, industri kecantikan semakin berorientasi pada adaptasi terhadap perubahan iklim dengan menghadirkan produk yang lebih ramah lingkungan melalui konsep 'climate adaptive'.

Inovasi seperti 'skin changer' menekankan pada formulasi yang dapat beradaptasi dengan kondisi kulit yang dinamis, sementara 'snap beauty' menghadirkan solusi kecantikan instan yang praktis. 'Slim cosmetics' menjadi pendekatan baru dengan produk yang lebih minimalis, efisien, namun tetap memberikan hasil maksimal.

Menurut Nayeon Yoo, Strategic Marketing Manager Cosmax Indonesia, kedua megatren ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam industri kecantikan, tetapi juga menggambarkan transformasi sosial, lingkungan, ekonomi, dan teknologi secara keseluruhan.

Inovasi dalam industri kecantikan ke depan tidak hanya akan berfokus pada penciptaan produk, tetapi juga pada bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Dengan semakin berkembangnya industri ini, tantangan bagi para pelaku usaha adalah bagaimana tetap relevan di tengah perubahan cepat dan tetap memenuhi harapan konsumen yang semakin kompleks.

Kecantikan bukan lagi sekadar tentang estetika, tetapi juga tentang kesejahteraan, keberlanjutan, dan nilai-nilai yang lebih besar dalam kehidupan manusia. Masa depan kecantikan kini bukan hanya tentang tampilan luar, tetapi juga tentang bagaimana produk dapat memberikan manfaat lebih bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.(*)