KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami koreksi tipis sebesar 0,10 persen ke level 6.788, seiring dengan masih kuatnya tekanan jual di pasar. Pergerakan indeks telah mencapai target minimal yang diperkirakan sebelumnya, dengan posisi saat ini diperkirakan masih dalam bagian dari wave B pada skenario hitam.
MNC Sekuritas melihat, dalam jangka pendek, pada perdagangan bursa Jumat, 21 Februari 2025, IHSG masih berpotensi mengalami tekanan lebih lanjut untuk menguji level 6.723 sebelum menemukan keseimbangan baru. Level support terdekat berada di 6.679 dan 6.509, sementara resistance utama berada di 6.933 dan 7.046.
Sementara itu, beberapa saham menarik perhatian dengan pergerakan yang beragam. Saham ESSA mengalami koreksi 1,23 persen ke level 800 dengan tekanan jual yang cukup besar. Namun, secara teknikal, pergerakannya masih berada dalam fase konsolidasi, dan koreksi yang terjadi diperkirakan bersifat terbatas sebagai bagian dari wave [b] dari wave B. Dengan demikian, saham ini masih memiliki peluang untuk menguat dalam jangka pendek.
Saham GOTO bergerak stagnan di level 80, dengan kecenderungan masih didominasi oleh aksi beli. Secara teknikal, saham ini diperkirakan berada di akhir wave (c) dari wave [ii], yang menunjukkan bahwa koreksi yang terjadi mungkin mendekati titik akhirnya. Hal ini memberikan potensi bagi GOTO untuk kembali menguat dalam waktu dekat.
Di sisi lain, saham MDKA mencatatkan penguatan signifikan sebesar 3,43 persen ke level 1.810, didukung oleh meningkatnya volume pembelian. Pergerakan ini menandakan bahwa MDKA sedang berada pada fase wave (iv) dari wave [i] dari wave C, yang berarti masih ada ruang untuk kenaikan lebih lanjut. Dengan momentum yang kuat, saham ini berpeluang melanjutkan tren positifnya.
Saham PGEO juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan 2,75 persen ke level 935, seiring dengan dominasi volume pembelian. Saat ini, saham ini diperkirakan berada di awal wave (1) dari wave [C] pada skenario hitam, yang menandakan adanya potensi penguatan lebih lanjut dalam jangka menengah. Dengan momentum yang cukup solid, PGEO masih memiliki peluang untuk melanjutkan tren kenaikannya ke level yang lebih tinggi.
Secara keseluruhan, pasar saham Indonesia masih berada dalam fase konsolidasi dengan tekanan jual yang cukup terasa di IHSG. Namun, sejumlah saham tetap menunjukkan potensi penguatan dalam beberapa waktu ke depan, bergantung pada perkembangan pasar secara keseluruhan dan sentimen investor.
Pada perdagangan bursa Kamis, 20 Februari 2025, saham MDKA atau Merdeka Copper Gold Tbk mencuri perhatian.
Saham MDKA mencatatkan penguatan signifikan sebesar 3,43 persen ke level Rp1.810, naik 60 poin dari penutupan sebelumnya. Pergerakan ini menunjukkan adanya sentimen positif yang mendorong harga saham, terutama setelah dibuka pada level Rp1.760.
Selama sesi perdagangan, saham ini mencapai titik tertinggi di Rp1.830 dan sempat menyentuh level terendah di Rp1.760 sebelum akhirnya ditutup menguat.
Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp44,30 triliun, MDKA tetap menjadi salah satu saham yang menarik perhatian investor, terutama di sektor pertambangan. Sepanjang tahun ini, saham MDKA telah mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, dengan harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir mencapai Rp2.970, sementara level terendahnya berada di Rp1.330.
Kenaikan harga saham MDKA kali ini juga didukung oleh meningkatnya volume transaksi yang mengindikasikan adanya minat beli yang kuat dari para pelaku pasar.
Dari perspektif teknikal, pergerakan saham ini masih berada dalam fase pemulihan setelah mengalami tekanan sebelumnya. Jika momentum positif ini terus berlanjut, ada peluang bagi MDKA untuk menguji kembali level resistensi yang lebih tinggi dalam beberapa waktu ke depan.
Secara fundamental, prospek bisnis MDKA tetap solid, dengan dukungan dari permintaan logam yang stabil serta potensi ekspansi bisnis yang dapat memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.
Namun, investor tetap perlu mencermati faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan saham, seperti fluktuasi harga komoditas dan sentimen pasar secara keseluruhan.
Dari sisi aksi korporasi, berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis MDKA, lokasi eksplorasi meliputi Tujuh Bukit dan Damai Suksesindo (DSI) di Jawa Timur, Pulau Wetar di Maluku Barat Daya, serta Pani di Gorontalo, dengan total pengeluaran mencapai Rp144,95 miliar atau setara dengan USD9,15 juta.
Di Proyek Tujuh Bukit yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur, total biaya eksplorasi mencapai Rp104,58 miliar (USD6,56 juta). Fokus kegiatan meliputi pengeboran definisi sumber daya umur tambang dan eksplorasi regional.
Menggunakan metode pengeboran permukaan, pemetaan regional, pengambilan sampel, dan survei geofisika, MDKA melaporkan hasil yakni sebanyak 212 lubang bor dengan total kedalaman 36.703,1 meter berhasil diselesaikan menggunakan dua rig Reverse Circulation (RC) dan delapan rig Diamond Drill (DD).
Eksplorasi akan diteruskan dengan enam rig DD dan satu rig RC untuk mendukung pengeboran definisi sumber daya di Tujuh Bukit serta eksplorasi regional di Gua Macan dan Candrian.(*)