KABARBURSA.COM - CEO Astronacci International, Gema Goeyardi, menyampaikan pandangannya terkait pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, meskipun terjadi rebound, tren bearish jangka pendek yang berlangsung sejak September 2024 masih belum terpatahkan.
"Walaupun candle-nya bagus, ini belum mematahkan tren bearish IHSG sejak September. Kenaikan kali ini masih bisa berlanjut ke level 7.011 hingga 7.150, dengan target sampai 20 Februari 2025," ujar Gema dalam analisisnya yang disampaikan pada program acara Kabarbursa Pagi Pagi pada Senin, 18 Februari 2025.
Gema menjelaskan bahwa pergerakan IHSG dalam beberapa hari terakhir juga telah menutup gap yang terjadi pada 6 Februari 2025, sehingga secara siklus waktu, pasar masih berpeluang naik hingga setidaknya tanggal 19 dan 20 Februari nanti. Namun, ia menegaskan bahwa kenaikan ini masih merupakan bagian dari technical rebound, bukan pembalikan tren menuju bullish.
"Kata kuncinya technical rebound. Ini belum menjadi pembalikan tren bullish. Kami akan melihat tanggal 20 Februari sebagai target kenaikan IHSG, karena belum ada resistance signifikan dalam waktu dekat," ujar dia.
Dari sudut pandang siklus astrologi yang menjadi dasar metode Astronacci, Gema menyebutkan bahwa pergerakan pasar saat ini sejalan dengan Mercury-Jupiter cycle, yang akan mencapai titik penting pada 20 Februari. Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa IHSG berpotensi membentuk puncak baru pada bulan Juli 2025.
"Juli itu penting sekali karena ada sunspot cycle. Artinya, Januari kemarin membentuk bottom, dan dari Maret hingga Juni 2025 IHSG diperkirakan akan terus naik, mencapai puncak pada Juli atau Agustus," paparnya.
Dalam jangka pendek, Gema memperkirakan bahwa IHSG mungkin akan mengalami koreksi pada bulan Maret. Namun, ia meyakini bahwa level support kuat berada di kisaran 6.500, dan tidak akan turun lebih dalam dari level tersebut.
"Jika IHSG turun lagi di bulan Maret, saya yakin turunnya tidak akan lebih rendah dari 6.500. Kalau itu terjadi, maka kemungkinan besar akan membentuk pola double bottom, yang menjadi sinyal positif untuk kelanjutan tren naik," katanya.
Menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD3,45 miliar pada Januari 2025 dan memperpanjang rekor surplus selama 57 bulan berturut-turut, Gema menyatakan bahwa faktor tersebut bukan penyebab utama kenaikan IHSG. Menurutnya, pergerakan pasar lebih didorong oleh mekanisme supply dan demand serta siklus pasar itu sendiri.
"Apa yang terjadi dengan surplus ini sebenarnya sudah price in. Kenaikan IHSG lebih dipengaruhi oleh mekanisme pasar itu sendiri, karena ada area liquidity yang sudah terbentuk sejak lama. Justru saya melihat kenaikan ini lebih disebabkan oleh mulai masuknya kembali investor asing ke saham-saham market maker," jelasnya.
Selain itu, ia menilai bahwa faktor laporan keuangan emiten, terutama perusahaan-perusahaan besar, juga turut menjadi pendorong pemulihan pasar.
"Kami tahu minggu ini adalah minggu earnings, laporan keuangan kuartal IV 2024 mulai keluar. Jika kita lihat, saham-saham big caps seperti BRI masih mencatatkan profit, walaupun turun tipis. Ini menunjukkan bahwa ada optimisme di pasar, yang mendorong investor asing mulai masuk kembali," kata dia.
IHSG ditutup menguat 192 poin atau naik 2,90 persen ke level 6.830 pada perdagangan Senin, 17 Februari 2025.
Berdasarkan data perdagangan RTI Business, pergerakan IHSG hari ini tercatat konsisten, dengan level tertinggi di angka 6.830 dan level terendah di 6.658. Sebanyak 411 saham tercatat menguat, sementara 192 saham melemah dan 188 saham stagnan.
Pada sesi perdagangan hari ini, volume transaksi mencapai Rp19,376 triliun, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 1.396.904 kali dan nilai transaksi sebesar Rp11,587 triliun.
Saham SMIL mencatatkan lonjakan tertinggi, naik 34,56 persen, sementara DATA dan PMMP masing-masing menguat sebesar 24,59 persen dan 20,00 persen. Selain itu, saham ENAK dan RATU juga masuk dalam lima besar top gainers, dengan penguatan 18,45 persen dan 16,67 persen, berturut-turut.
Di sisi lain, saham yang tercatat terkoreksi paling dalam hari ini adalah PACK, yang melemah 9,88 persen, diikuti NAYZ (9,84 persen), MANG (9,76 persen), CMNP (9,00 persen), dan AIMS (8,08 persen).
Indeks LQ45 juga mengalami penguatan sebesar 3,11 persen pada penutupan sore ini. Salah satu saham yang menopang kenaikan indeks ini adalah MDKA, yang tercatat mengalami kenaikan signifikan sebesar 9,09 persen.
Sebelumnya, pergerakan IHSG pada hari ini sudah diprediksi akan menguat. Analis dari Reliance Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Q4-24 Jepang serta neraca perdagangan Indonesia bulan Januari 2025. “Support IHSG berada di level 6.579, dan resistance di 6.699 dengan kecenderungan menguat,” ujar Reliance.
Secara teknikal, Reliance mencatat bahwa pola candlestick IHSG berbentuk inverted hammer, berhasil menembus MA5, dan indikator Stochastic menunjukkan golden cross pada area oversold.
“Ini mengindikasikan bahwa IHSG berpeluang besar untuk melanjutkan kenaikannya,” tambah Reliance. (*)