KABARBURSA.COM - PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) melakukan ekspansi ke wilayah Indonesia Timur dengan membuka dua cold storage baru di kota Ternate, Maluku Utara dan Jayapura, Papua.
Corporate Secretary BUAH, Syanne, mengatakan pembukaan cabang baru itu merupakan sikap optimisme perseroan terhadap potensi tinggi permintaan pasar terhadap produk buah-buahan. Hal inilah yang mendorong perusahaan kembali membuka rantai distribusi baru di wilayah Indonesia Timur.
"Setelah tahun 2024 kami melakukan pembukaan cabang baru di wilayah Pekanbaru dan Samarinda, di tahun ini kami akan kembali fokus untuk melebarkan rantai distribusi kami untuk area wilayah Indonesia Timur, melihat potensi permintaan pasar akan produk yang kami hadirkan terus tumbuh setiap tahun," ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 18 Februari 2025.
Pembukaan dua cabang baru ini menambah total kapasitas cold storage yang dimiliki BUAH sebesar 500 ton dengan perincian, cabang baru di Kota Ternate memiliki kapasitas gudang sebesar 200 ton dan cabang kota Jayapura memiliki kapasitas 300 ton.
Sehingga total kapasitas yang dimiliki BUAH secara keseluruhan menjadi 8.305 ton sepanjang 2025 berjalan. Angka ini bertambah 500 ton dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 7.805 ton.
Adapun total cabang yang telah dibuka BUAH menjadi 18 cabang sejauh 2025, bertambah dari sebelumnya berjumlah 16 cabang di tahun lalu. Syanne menegaskan Perseroan telah menyiapkan langka strategis untuk memaksimalkan potensi bagi cabang- cabang kami yang baru dibuka.
"Pembukaan ini juga menjadi momentum baik agar kami dapat terus menghasilkan kinerja positif untuk mengarungi tahun 2025," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, BUAH melakukan transaksi sewa kantor dan gudang pendingin di beberapa lokasi strategis di Indonesia dengan total nilai mencapai Rp1,20 miliar.
Direksi Segar Kumala Indonesia menyampaikan perseroan telah menyewa tiga kantor di Medan, Surabaya, dan Jakarta Utara serta tiga gudang Balikpapan, Makassar, dan Manado.
“Nilai sewa Rp200 juta sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) per lokasi untuk masa sewa dengan jangka waktu 1 tahun,” jelas direksi dalam keterbukaan informasi Senin, 25 November 2024.
Transaksi ini dilakukan dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan afiliasi dengan BUAH yakni Komisaris Utama Michael Iksan Susilo dengan kepemilikan saham sebesar 24 persen serta Komisaris Hendro Susilo dengan kepemilikan saham sebesar 36 persen.
Direksi memberikan alasan dan pertimbangan BUAH melakukan transaksi sewa kantor dan gedung. Yang pertama dan kedua masing-masing adalah pemanfaatan aset tidak aktif, yaitu aset yang disewa merupakan milik komisaris utama dan komisaris perseroan yang sedang tidak digunakan, sehingga disewakan kepada perseroan dengan harga di bawah pasar.
“Harga sewa kompetitif, berarti arif sewa lebih rendah dari harga umum di pasar, bertujuan untuk menjaga stabilitas keuangan dan arus kas (cash flow) perseroan,” jelas direksi perusahaan.
Lebih lanjut, pertimbangan Segar Kumala Indonesia berikutnya adalah harga sewa tetap tanpa kenaikan dari tahun ke tahun, meskipun nilai properti secara umum mengalami peningkatan. Hal ini dilakukan untuk mendukung operasional perseroan.
“Pemilik aset tidak memiliki maksud lain selain membantu perseroan untuk mengoptimalkan laba dengan biaya operasional yang rendah,” sambung direksi perseroan.
Namun demikian Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan menyatakan bahwa transaksi afiliasi ini tidak memiliki benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 42 Tahun 2020. Oleh karena itu, transaksi ini tidak memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Segar Kumala Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp23,7 miliar pada kuartal ketiga tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan 9,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (kuartal III 2023) sebesar Rp26,1 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham (EPS) tercatat sebesar Rp23,67 per lembar saham.
Pendapatan (revenue) perseroan mencapai Rp1,57 triliun, meningkat 23,1 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan Rp1,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dari sisi margin, margin laba kotor (gross margin) tercatat sebesar 7,7 persen, sementara margin EBITDA berada pada level 2,4 persen, dan margin laba bersih (net margin) sebesar 1,5 persen.
Meskipun pendapatan meningkat, laba bersih mengalami penurunan, yang disebabkan oleh kenaikan beban bunga (interest expense) sebesar Rp25,4 miliar. Hal ini menyebabkan kontribusi EBITDA terhadap laba bersih menjadi lebih terbatas, meskipun EBITDA perusahaan stabil di angka Rp37,8 miliar, sama seperti tahun sebelumnya.
Total aset perseroan tercatat sebesar Rp398,0 miliar, dengan kas dan setara kas mencapai Rp109,4 miliar. Total ekuitas sebesar Rp179,1 miliar, sedangkan total utang mencapai Rp219 miliar yang terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp208,8 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp10,2 miliar. Dengan demikian, rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) berada pada level 1,22 kali.
Melihat data tersebut, pada kuartal ketiga 2024, BUAH mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,57 triliun dengan kapasitas cold storage total 7.805 ton. Dengan menggunakan data ini, kita dapat menghitung pendapatan per ton cold storage.
Dua cabang baru yang dibuka di Ternate dan Jayapura masing-masing memiliki kapasitas 200 ton dan 300 ton. Dengan pendapatan per ton sebesar Rp201,82 juta, pendapatan tambahan yang dihasilkan dari kedua cabang baru ini adalah Rp100,91 miliar, yang berasal dari 500 ton dikali 201,82 juta per ton.
Dengan memperhitungkan pendapatan tambahan dari cabang baru, proyeksi pendapatan tahunan perusahaan untuk tahun 2025 dapat dihitung menjadi pendapatan proyeksi sebesar Rp1,671 triliun. Ini menunjukkan bahwa pendapatan BUAH pada tahun 2025 diperkirakan akan meningkat sekitar 6,5 persen dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2024.
Laba bersih BUAH pada kuartal ketiga 2024 tercatat sebesar Rp23,7 miliar, dengan margin laba bersih sebesar 1,5 persen. Menggunakan margin laba bersih yang sama, proyeksi laba bersih untuk tahun 2025 berdasarkan peningkatan pendapatan di atas adalah
Proyeksi ini menunjukkan bahwa laba bersih BUAH pada tahun 2025 diperkirakan akan meningkat sekitar 5,7 persen dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya.
Walaupun pendapatan diperkirakan akan meningkat, perlu diingat bahwa beban bunga yang tercatat pada tahun 2024 sebesar Rp25,4 miliar berpotensi mempengaruhi laba bersih perusahaan. (*)