KABARBURSA.COM – PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), pengelola Mayapada Hospital, akan menyelesaikan aksi korporasi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan 238,25 juta saham baru. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk mengurangi beban utang yang signifikan.
SRAJ akan menerbitkan saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.200 per lembar, yang merupakan 90 persen dari rata-rata harga penutupan 25 hari bursa sebelumnya. Dengan penerbitan ini, jumlah saham beredar meningkat dari 12 miliar saham menjadi 12,24 miliar saham.
Saham baru ini sepenuhnya diambil oleh BCSS Maverick A (I), LP, yang bukan merupakan pihak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali. Hal ini menyebabkan kepemilikan PT Surya Cipta Inti Cemerlang (SCIC), pemegang saham utama, mengalami dilusi. Dalam jangka panjang, perubahan struktur kepemilikan ini bisa mempengaruhi kontrol dan arah strategi perusahaan.
Total dana yang diperoleh dari private placement ini mencapai Rp524,16 miliar. Seluruh dana tersebut digunakan untuk melunasi utang kepada SCIC. Dengan langkah ini, SRAJ berusaha memperbaiki struktur keuangan dan mengurangi tekanan bunga yang membebani profitabilitas perusahaan.
Sebelum aksi ini, SRAJ memiliki total utang sebesar Rp3,79 triliun, yang terdiri dari utang jangka pendek Rp2,11 triliun dan utang jangka panjang Rp1,67 triliun. Dengan tambahan modal baru ini, beban utang perusahaan berkurang secara signifikan, yang diharapkan berdampak positif terhadap laporan keuangan ke depan.
Dampaknya terhadap rasio keuangan juga cukup besar. Dengan rasio Debt to Equity (D/E) sebelum private placement sebesar 2,03x, pengurangan utang ini bisa memperbaiki kesehatan keuangan dan meningkatkan kepercayaan investor.
Harga pelaksanaan private placement di Rp2.200 per saham lebih rendah dari harga pasar yang saat ini berada di Rp2.350 per saham. Ini menandakan bahwa saham baru tersebut diberikan dengan diskon sekitar 6,38 persen, yang bisa menarik minat investor baru. Namun, jika harga saham turun di bawah Rp2.200, maka private placement ini justru dapat dianggap sebagai aksi korporasi yang kurang menguntungkan.
Sebelum dan sesudah aksi korporasi ini, harga saham SRAJ tetap bertahan di level Rp2.350, dengan volume perdagangan mencapai 272.400 saham, lebih tinggi dari rata-rata volume perdagangan 184.934 saham. Peningkatan jumlah saham beredar juga berpotensi meningkatkan likuiditas di pasar.
Namun, meskipun terjadi peningkatan pendapatan dan laba bersih, valuasi saham SRAJ masih tergolong mahal. Saat ini, Price to Earnings Ratio (PER) mencapai 4.159,42x, Price to Book Value (PBV) sebesar 18,50x, dan EV/EBITDA di angka 99,56. Angka-angka ini menunjukkan bahwa saham SRAJ masih berada dalam valuasi yang sangat tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, SRAJ mencatat perbaikan kinerja dengan laba bersih Rp8,2 miliar pada kuartal III 2024, dibandingkan dengan rugi bersih Rp39,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan juga tumbuh 27,8 persen yoy menjadi Rp2,3 triliun, didorong oleh peningkatan jumlah pasien dan ekspansi layanan kesehatan.
Namun, meskipun ada perbaikan dalam fundamental, investor tetap perlu memperhatikan potensi risiko. Dengan valuasi yang masih sangat tinggi, tekanan jual dapat terjadi apabila kinerja keuangan SRAJ tidak mampu terus membaik. Selain itu, strategi perusahaan dalam menggunakan modal tambahan ini juga menjadi kunci keberhasilan ke depan.
Aksi private placement ini memang membawa angin segar bagi kesehatan keuangan SRAJ, terutama dalam mengurangi beban utang dan meningkatkan likuiditas saham. Namun, investor harus tetap waspada terhadap faktor risiko seperti potensi dilusi kepemilikan, valuasi saham yang tinggi, serta ketidakpastian strategi ekspansi perusahaan.
Bagi investor yang fokus pada fundamental, pengurangan utang bisa menjadi sinyal positif. Namun, bagi mereka yang mencari pertumbuhan nilai saham, perlu diperhatikan bagaimana SRAJ akan memanfaatkan modal baru ini untuk ekspansi lebih lanjut.
Apakah aksi ini merupakan peluang investasi menarik atau justru sinyal untuk berhati-hati? Keputusan kini ada di tangan investor. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.