Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bank Mandiri (BMRI) Siapkan Buyback Rp1,17 Triliun, Telisik Dampak buat Investor

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 15 February 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Bank Mandiri (BMRI) Siapkan Buyback Rp1,17 Triliun, Telisik Dampak buat Investor

KABARBURSA.COM – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp1,17 triliun.

Manajemen Bank Mandiri menyatakan bahwa buyback bertujuan meningkatkan kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan serta menjaga likuiditas saham di pasar.

Selain itu, saham hasil buyback akan dialihkan dalam program kepemilikan saham bagi pegawai serta kompensasi jangka panjang berbasis kinerja bagi direksi dan dewan komisaris.

“Langkah ini menunjukkan komitmen kami dalam menjaga keseimbangan antara kondisi pasar dan fundamental perusahaan, serta meningkatkan engagement karyawan terhadap pertumbuhan jangka panjang,” ujar manajemen Senior Vice President Corporate Secretary Group BMRI M. Ashidiq Iswara, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 14 Februari 2025.

Dampak terhadap Kinerja Keuangan

Secara keuangan, buyback ini diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan dan operasional perusahaan namun terdapat sejumlah catatan penting dari aksi korporasi tersebut.

Berdasarkan proyeksi Bank Mandiri, total aset akan berkurang dari Rp2.427,22 triliun menjadi Rp2.426,056 triliun akibat pengurangan kas internal. Ekuitas juga akan turun dari Rp283,796 triliun menjadi Rp282,629 triliun.

"Meski demikian, laba bersih tetap diproyeksikan stabil di angka Rp55,783 triliun," ujar manajemen.

Dari sisi rasio keuangan, Capital Adequacy Ratio (CAR) diperkirakan sedikit turun dari 20,82 persen menjadi 20,74 persen. Namun, Return on Equity (ROE) justru meningkat dari 21,19 persen menjadi 21,28 persen, yang menunjukkan adanya perbaikan dalam efisiensi penggunaan modal.

Pengaruh terhadap Likuiditas Saham

Meski buyback umumnya berdampak positif pada harga saham karena berkurangnya jumlah saham yang beredar, investor tetap perlu mencermati implikasinya terhadap likuiditas saham.

Bank Mandiri menegaskan bahwa buyback tidak akan mengurangi jumlah saham secara signifikan sehingga likuiditas tetap terjaga.

Buyback ini diharapkan dapat memperkuat persepsi pasar terhadap nilai jangka panjang saham Bank Mandiri. Namun, perlu dicermati bagaimana reaksi pasar setelah buyback dilakukan.

Selain itu, penggunaan kas internal untuk buyback ini juga menjadi perhatian. Meskipun Bank Mandiri menyatakan bahwa buyback tidak akan mengganggu likuiditas perusahaan, investor akan melihat sejauh mana langkah ini mempengaruhi ekspansi dan pertumbuhan kredit bank ke depan.

Rencana buyback Bank Mandiri senilai Rp1,17 triliun menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap fundamental perusahaan serta sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai saham.

Meskipun terdapat dampak minor pada ekuitas dan CAR, stabilitas laba bersih dan peningkatan ROE menjadi indikator bahwa buyback ini dikelola dengan baik.

Namun, investor disarankan untuk tetap memantau perkembangan setelah pelaksanaan buyback, terutama terkait dampaknya terhadap pergerakan harga saham dan likuiditas di pasar.

Dengan demikian, langkah ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar, tetapi juga menuntut perhatian terhadap strategi Bank Mandiri dalam menjaga pertumbuhan bisnisnya di tengah tantangan ekonomi yang dinamis.

Bank Mandiri Catat Laba Rp55,78 Triliun di 2024

Sebelumnya, Bank Mandiri melaporkan kinerja keuangan yang solid sepanjang tahun 2024 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp55,78 triliun. Angka ini meningkat 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan laba didorong oleh pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp101,75 triliun serta pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 19,5 persen menjadi Rp1.670,55 triliun.

Sementara itu, total aset bank pelat merah ini juga mengalami kenaikan 11,63 persen secara tahunan, mencapai Rp2.427,22 triliun per akhir 2024.

Saham BMRI Menguat di Tengah Buyback

Di pasar saham, harga saham BMRI menunjukkan tren menguat sepanjang pekan perdagangan 10 hingga 14 Februari 2025.

Pada Senin, 10 Februari 2025, saham BMRI dibuka di level Rp5.000 per lembar. Kenaikan berlanjut pada hari berikutnya hingga mencapai Rp5.050 pada 11 Februari dan terus meningkat menjadi Rp5.075 pada 12 Februari. Tren positif berlanjut dengan harga saham yang ditutup di level Rp5.100 pada 13 Februari, hingga akhirnya menyentuh Rp5.125 per lembar pada Jumat, 14 Februari 2025.

Dengan kenaikan 1,99 persen dari hari sebelumnya, saham BMRI mencatatkan penguatan dalam jangka pendek.

Namun, secara tahunan, harga saham ini masih terkoreksi sebesar 28,82 persen.

Buyback sebagai Strategi Jangka Panjang

Aksi buyback senilai Rp1,17 triliun ini menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap fundamental perusahaan. Meskipun berdampak minor pada ekuitas dan CAR, stabilitas laba bersih dan peningkatan ROE menjadi indikator bahwa buyback ini dikelola dengan baik.

Namun, investor perlu tetap waspada terhadap efek jangka panjangnya terhadap harga saham, terutama dalam kondisi pasar yang masih fluktuatif. Bank Mandiri optimistis buyback ini akan memperkuat persepsi positif pasar terhadap valuasi saham mereka, sekaligus mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam beberapa tahun ke depan.

Dengan kinerja keuangan yang tetap kuat, langkah strategis buyback, serta prospek pertumbuhan yang solid, saham BMRI masih memiliki potensi untuk rebound di masa mendatang. Namun, tetap penting bagi investor untuk mencermati sentimen pasar dan arah kebijakan Bank Mandiri dalam menjaga momentum pertumbuhan ini. (*)