KABARBURSA.COM – PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengumumkan hasil kinerja keuangan tahun 2024 dengan pencapaian laba bersih sebesar Rp3,6 triliun, meningkat 37,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja positif ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) sebesar 4 persen serta perbaikan kualitas kredit sepanjang tahun.
Bank Permata terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit, yang tercermin dari peningkatan kualitas kredit yang semakin baik. Selain itu, strategi bisnis yang berkelanjutan serta penerapan digitalisasi di berbagai lini operasional turut menopang pertumbuhan bank.
Sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat sinergi dengan Bangkok Bank selaku pemegang saham pengendali, Bank Permata terus mengintegrasikan jaringan luas dengan layanan konsultasi bisnis dan finansial bertaraf internasional. Kolaborasi ini bertujuan untuk memfasilitasi transaksi lintas negara, investasi, serta kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara ASEAN.
Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli, menyatakan bahwa tahun 2024 menjadi momen penting bagi bank, seiring dengan perubahan logo yang mencerminkan aspirasi “Growing Together” bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Tahun 2024 adalah momen penting bagi Bank Permata, dengan perubahan logo yang mencerminkan aspirasi kami untuk ‘Growing Together’ dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memposisikan Bank Permata sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global. Momen ini semakin diperkuat dengan kinerja yang positif dan pertumbuhan bank secara prudent sepanjang 2024,” ujar Meliza dalam keterangan resmi, Sabtu 15 Februari 2025
Pertumbuhan bisnis Bank Permata tercermin dalam rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang meningkat ke level 83 persen dibandingkan 75 persen pada tahun 2023. Total aset bank tumbuh sebesar 0,6 persen menjadi Rp259 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp185 triliun di tahun 2024, dengan rasio Current Account and Saving Account (CASA) mencapai 55 persen.
Efisiensi operasional juga ditingkatkan, terlihat dari rasio Cost-to-Income (CIR) yang membaik menjadi 50 persen di 2024 dibandingkan 52 persen pada 2023. Peningkatan ini didukung oleh disiplin dalam manajemen biaya serta adaptasi cara kerja digital yang lebih fleksibel.
Penyaluran kredit Bank Permata tumbuh 9 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp155 triliun, didorong oleh segmen korporasi yang meningkat 12 persen yoy menjadi Rp89 triliun. Segmen komersial dan konsumer juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6 persen dan 4 persen yoy.
Kualitas aset terus membaik, tercermin dari rasio Gross Non-Performing Loan (NPL) dan Loan at Risk (LAR) yang masing-masing berada di level 2,1 persen dan 7,9 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,9 persen dan 8,7 persen. Bank Permata juga menjaga kebutuhan cadangan risiko kredit dengan rasio NPL coverage sebesar 375 persen dan LAR coverage sebesar 97 persen. Bank terus melakukan restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset dalam penyelesaian kredit bermasalah.
Bank Permata tetap memiliki struktur permodalan yang kuat, dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Common Equity Tier 1 (CET-1) masing-masing sebesar 35 persen dan 26 persen pada akhir 2024. Struktur modal yang kokoh ini menjadi landasan bagi strategi pertumbuhan dan ekspansi bisnis di masa mendatang.
Saham BNLI mencatatkan lonjakan signifikan dalam perdagangan Jumat, 14 Februari 2025. Harga saham BNLI ditutup di level 1.630, naik 240 poin atau 17,27 persen dari harga sebelumnya di 1.390.
Sepanjang sesi perdagangan, saham Bank Permata bergerak dalam rentang 1.385 hingga 1.675. Volume perdagangan mencapai 5,47 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp8,5 miliar. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 2.576 kali.
Dengan kenaikan hari ini, saham BNLI mencatatkan apresiasi sebesar 72,49 persen sejak awal tahun. Rata-rata harga saham selama perdagangan hari ini berada di level 1.555, dengan batas auto reject atas (ARA) di 1.735 dan auto reject bawah (ARB) di 1.045.
Para investor dan pelaku pasar mencermati pergerakan positif ini sebagai indikasi optimisme terhadap prospek kinerja Bank Permata. Namun, volatilitas yang cukup tinggi tetap menjadi perhatian dalam perdagangan selanjutnya.
Dengan lonjakan harga saham ini, Bank Permata semakin menjadi sorotan di pasar modal, terutama bagi investor yang mencari peluang di sektor perbankan. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.