Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Sudah Melambung 14 Persen, Saham CLEO Dinilai Kemahalan?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 February 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Harga Sudah Melambung 14 Persen, Saham CLEO Dinilai Kemahalan?

KABARBURSA.COM - Saham CLEO atau PT Sariguna Primatirta Tbk yang berada di bawah grup Tanobel terus mencatat kenaikan tajam dalam sepekan terakhir. Namun, di balik euforia ini, valuasi saham CLEO semakin menjadi perhatian karena kini diperdagangkan jauh di atas rata-rata industri.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham CLEO menguat 14,09 persen di level Rp1.660 pada Jumat, 14 Februari 2025, naik 2,15 persen dari hari sebelumnya.

Namun, di tengah euforia ini, beberapa analis menilai valuasi CLEO sudah terlalu mahal dibandingkan dengan fundamentalnya. Pada kuartal III 2024, CLEO mencatat laba bersih Rp331 miliar dengan pendapatan Rp1,97 triliun. Rasio price-to-earnings (PER) CLEO mencapai 45,87x dan price-to-book value (PBV) 8,48x.

Kenaikan ini didorong oleh sentimen positif setelah saham emiten produsen air minum dalam kemasan (AMDK) itu resmi masuk dalam indeks MSCI Small Cap. Ini menjadikannya saham kedua milik Hermanto Tanoko yang masuk dalam indeks tersebut setelah PT Avia Avian Tbk (AVIA).

Masuknya CLEO ke dalam MSCI Small Cap diperkirakan akan meningkatkan daya tariknya di mata investor institusional.

Valuasi Mahal, Apakah Wajar?

Beberapa indikator menunjukkan bahwa harga saham CLEO mungkin sudah berada di atas nilai wajarnya. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp15,18 triliun dan ekuitas Rp1,79 triliun, saham CLEO diperdagangkan dengan PBV 8,48x, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri minuman kemasan yang berkisar antara 3x–5x.

Selain itu, rasio EV/EBITDA CLEO berada di angka 25,83, yang cukup tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain di sektor air minum dalam kemasan (AMDK). Rasio ini mengindikasikan bahwa investor membayar premi lebih besar terhadap kemampuan CLEO menghasilkan laba operasional.

Namun, dari sisi kinerja, CLEO tetap menunjukkan pertumbuhan yang solid. Dengan return on equity (ROE) sebesar 18,48 persen dan return on assets (ROA) 12,73 persen, perusahaan masih mencatatkan profitabilitas yang baik. Manajemen juga menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih dua digit pada 2025 seiring dengan ekspansi ke luar Jawa dan Bali.

Perbandingan CLEO dengan Emiten AMDK Lainnya

Untuk menilai apakah CLEO memang overvalued, perlu dibandingkan dengan emiten AMDK lain di Indonesia, seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang juga memiliki lini bisnis air minum dalam kemasan.

EmitenHarga SahamPERPBVROEEV/EBITDA
CLEO1.66045,87x8,48x18,48 persen25,83
MYOR3.20028,5x4,2x21,5 persen16,7
ICBP11.50022,1x3,8x23,2 persen12,9

Dari tabel di atas, terlihat bahwa CLEO memiliki valuasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pesaingnya, meskipun ROE-nya lebih rendah dari MYOR dan ICBP. Hal ini bisa menjadi sinyal bahwa saham CLEO sedang diperdagangkan dengan premi yang cukup besar, kemungkinan karena optimisme pasar terhadap ekspansinya.

Pertumbuhan CLEO Solid

Selain sentimen dari indeks MSCI tersebut, fundamental CLEO juga cukup solid.

Sejak 2017, pendapatan perseroan tumbuh dengan rata-rata (CAGR) sebesar 20,3 persen, sementara laba bersih meningkat 36,7 persen. Perseroan memiliki 32 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia dan berencana menambah tiga pabrik baru di Palu, Pontianak, dan Pekanbaru pada 2025.

“Dengan tambahan pabrik ini, CLEO akan menjadi perusahaan AMDK dengan jaringan produksi terbesar di Indonesia,” tulis Mirae Asset Sekuritas dalam risetnya.

Pada 2025, CLEO menargetkan pertumbuhan dua digit dengan alokasi belanja modal (capex) sebesar Rp600 miliar. Margin kotor perseroan saat ini berada di level 44 persen, sedangkan margin laba bersih mencapai 21 persen, menunjukkan profitabilitas yang kuat.

Meskipun CLEO memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan, valuasi sahamnya yang tinggi bisa menjadi faktor pertimbangan bagi investor. Dengan PER hampir 46x dan PBV 8,48x, harga saham CLEO saat ini jauh di atas rata-rata industri.

Dari sisi teknikal, level support saham CLEO berada di Rp1.575, sementara target harga (TP) berada di Rp1.755. Analis merekomendasikan strategi buy on weakness, yakni membeli saat harga terkoreksi di sekitar level support.

Dengan momentum bullish dan ekspansi bisnis yang agresif, saham CLEO masih menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari saham consumer goods dengan pertumbuhan tinggi. Namun, investor perlu mempertimbangkan valuasi yang sudah cukup tinggi dan risiko koreksi dalam jangka pendek.

Bagi investor jangka panjang yang percaya pada pertumbuhan CLEO, strategi buy and hold masih bisa dipertimbangkan, terutama dengan rencana ekspansi yang ambisius. Namun, bagi investor yang mencari valuasi lebih masuk akal, menunggu koreksi harga bisa menjadi strategi yang lebih bijak. (*)