Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Masih Punya Potensi Rebound Tinggi, Beli atau Jual ANTM?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 February 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Masih Punya Potensi Rebound Tinggi, Beli atau Jual ANTM?

KABARBURSA.COM - PT Aneka Tambang Tbk atau ANTM masih menunjukkan potensi besar untuk melanjutkan tren penguatan sahamnya. Setelah mengalami rebound dari level 1.400, ANTM kini bersiap untuk menembus harga 1.455.

Jika ANTM berhasil melewati level ini, sahamnya berpeluang melanjutkan rally hingga mencapai 1.560. Sementara itu, batasan risiko atau stop-loss ditetapkan di bawah 1.380.

Di luar pergerakan teknikal, Maybank Sekuritas melihat fundamental ANTM juga memperlihatkan prospek cerah, terutama dari sisi bisnis nikel dan emas. Pada tahun 2025, perusahaan telah memperoleh Izin Produksi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk menambang 17 juta ton bijih nikel.

Tentu saja dengan skenario menarik, yaitu apabila ANTM mampu menjual 1 juta ton bijih nikel per bulan, dan harga acuan nikel Indonesia berada di angka USD30 per ton ditambah premi USD 10 per ton, serta biaya produksi sekitar USD15 per ton, maka perusahaan dapat menikmati margin kas sebesar USD25 per ton.

Berdasarkan perhitungan ini, laba dari segmen nikel saja sudah mampu melampaui proyeksi laba bersih konsensus untuk tahun ini yang berada di angka USD220 juta. Artinya, potensi pertumbuhan ANTM masih sangat besar, mengingat bahwa angka ini belum memasukkan kontribusi dari bisnis emas yang juga menjadi salah satu pilar utama pendapatan perusahaan.

Di sisi lain, jika harga emas bertahan di kisaran USD 2.300 per ons dan ANTM mampu menjual 30 ton emas sepanjang 2025, angka yang lebih rendah dari target manajemen sebesar 40 ton, maka perolehan laba perusahaan masih berpotensi untuk melampaui ekspektasi konsensus.

Ini semakin menegaskan bahwa valuasi saat ini mungkin masih undervalued dibandingkan dengan prospek nyata perusahaan.

Selain itu, terdapat faktor eksternal yang dapat memberikan keuntungan tambahan bagi ANTM, yaitu rencana pemerintah Filipina untuk melarang ekspor bijih nikel.

Jika kebijakan ini benar-benar direalisasikan, maka pasokan global akan berkurang dan permintaan terhadap produk nikel Indonesia, termasuk yang diproduksi oleh ANTM, dapat meningkat signifikan. Hal ini akan memberikan dorongan tambahan terhadap pendapatan dan profitabilitas perusahaan.

Dengan kombinasi dari prospek bisnis yang solid, kebijakan industri yang mendukung, serta potensi lonjakan harga nikel dan emas, ANTM memiliki peluang besar untuk mencetak kinerja yang lebih baik dari ekspektasi pasar.

Para investor yang mencari peluang di sektor komoditas, khususnya logam, dapat mempertimbangkan ANTM sebagai salah satu pilihan investasi yang menarik dalam jangka menengah hingga panjang.

Prospek Pertumbuhan dan Tantangan

Mengutip paparan data Stockbit pada Jumat, 14 Februari 2025, kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menunjukkan dinamika yang menarik dalam beberapa periode terakhir.

Dengan harga saham saat ini di level 1.530, ANTM mengalami kenaikan 4,08 persen dibandingkan sesi sebelumnya. Saham perusahaan ini sempat menyentuh level tertinggi 1.535, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp36,7 triliun dan volume perdagangan harian yang cukup aktif.

Dari sisi valuasi, rasio Price to Earnings (P/E) TTM, ANTM berada di angka 15,13, sedangkan forward P/E turun menjadi 11,47. Ini menunjukkan bahwa pasar memperkirakan potensi pertumbuhan laba yang lebih baik ke depan. Meski begitu, jika dibandingkan dengan median P/E IHSG yang berada di angka 7,59, valuasi ANTM tergolong cukup mahal.

Pendapatan per saham (Earnings Per Share/EPS) menjadi salah satu indikator utama yang mencerminkan profitabilitas ANTM. Saat ini, EPS TTM tercatat sebesar 101,13, sementara EPS annualized mencapai 122,14.

Jika melihat tren historisnya, laba bersih ANTM dalam beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi yang signifikan. Pada kuartal pertama 2024, ANTM mencatatkan laba bersih sebesar Rp238 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, jika melihat angka tahunan yang telah dianalisis, laba bersih ANTM secara TTM mencapai Rp2,43 triliun, mencerminkan potensi pertumbuhan yang tetap positif meskipun mengalami tantangan di beberapa kuartal terakhir.

Dari sisi solvabilitas, ANTM berada dalam kondisi keuangan yang cukup kuat dengan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) hanya 0,06. Total kas per kuartal mencapai Rp9,6 triliun, sementara total liabilitas sebesar Rp10,6 triliun.

Dengan tingkat leverage yang rendah dan kas yang cukup tinggi, ANTM memiliki fleksibilitas dalam mengelola arus kasnya, meskipun free cash flow (FCF) TTM masih berada di angka negatif Rp1,09 triliun.

Kinerja margin ANTM juga memberikan gambaran menarik. Gross profit margin berada di level 10,49 persen, sedangkan operating profit margin mencapai 6,65 persen, dan net profit margin hanya 3,25 persen.

Meski margin laba bersih cukup kecil, perusahaan tetap mampu mencetak laba dengan adanya pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 116,63 persen.

Dari sisi dividen, ANTM memiliki kebijakan pembayaran yang cukup agresif dengan dividend payout ratio mencapai 104,86 persen dan dividend yield sebesar 8,37 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen memberikan keuntungan kepada pemegang saham, meskipun rasio pembayaran dividen yang tinggi dapat menimbulkan kekhawatiran terkait keberlanjutan investasi di masa depan.

Secara keseluruhan, EPS ANTM saat ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang masih terbuka, terutama dengan dukungan harga komoditas yang kuat, diversifikasi bisnis ke sektor emas, serta prospek kebijakan pemerintah terkait ekspor nikel.

Namun, investor tetap perlu mencermati fluktuasi harga nikel global, potensi pembatasan ekspor dari Filipina, serta tantangan dalam mengelola arus kas operasional. Jika ANTM mampu menjaga pertumbuhan pendapatan dan meningkatkan efisiensi operasionalnya, maka EPS ke depan dapat semakin meningkat, memberikan dampak positif pada valuasi saham perusahaan.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.