Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Private Placement Disetujui, DEWA Juga akan Pangkas Subkontraktor

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 February 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Private Placement Disetujui, DEWA Juga akan Pangkas Subkontraktor

KABARBURSA.COM - Berbagai cara dilakukan PT Darma Henwa Tbk atau DEWA, untuk memperbaiki kinerja keuangan Perusahaan. Setelah mendapat persetujuan private placement senilai Rp1,41 triliun, DEWA juga berencana memangkas subkontraktor tambang yang selama ini membantu mengerjakan beberapa proyek.

Dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 14 Februari 2025, Dalam aksi ini, Darma Henwa akan menerbitkan sebanyak 18.833.700.452 saham baru Seri B dengan nilai nominal Rp50 per lembar saham.

Saham-saham tersebut akan digunakan untuk mengonversi total utang kepada tiga kreditur utama, yakni PT Madhani Talatah Nusantara (MTN) sebesar Rp756,99 miliar, PT Andhesti Tungkas Pratama (ATP) sebesar Rp358,92 miliar, dan PT Antareja Mahada Makmur (AMM) sebesar Rp296,61 miliar.

Direktur dan Corporate Secretary Darma Henwa Ahmad Hilyadi, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan strategi untuk mengoptimalisasi kinerja keuangan Perseroan. Dengan penyelesaian kewajiban utang melalui konversi saham, struktur permodalan akan semakin kuat dengan rasio utang terhadap ekuitas yang lebih sehat.

Dengan penurunan beban keuangan, Ahmad Hilyadi optimistis bahwa profitabilitas Perseroan akan meningkat. Ia juga menekankan bahwa langkah PMTHMETD ini akan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dalam jangka panjang.

Usai pelaksanaan PMTHMETD, komposisi pemegang saham Darma Henwa mengalami perubahan signifikan, yaitu:

  • Goldwave Capital Limited kini memegang 9,38 persen saham
  • Zurich Assets International Ltd sebesar 6,18 persen
  • PT Madhani Talatah Nusantara (MTN) menguasai 24,81 persen
  • PT Andhesti Tungkas Pratama (ATP) sebesar 11,76 persen
  • PT Antareja Mahada Makmur (AMM) sebesar 9,72 persen
  • Publik berada di angka 38,15 persen.

Rencana Pangkas Subkontraktor

Sementara itu, Direktur Darma Henwa Sorimuda Pulungan, mengungkapkan saat ini DEWA sedang fokus pada peningkatan efisiensi operasional dengan membeli alat berat baru. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi pengerjaan proyek yang selama ini diserahkan kepada subkontraktor.

Asumsinya, dengan lebih banyak pekerjaan dilakukan secara mandiri, perseroan optimistis dapat meningkatkan profitabilitas dan mengoptimalkan kinerja pendapatan di masa mendatang.

“Pekerjaan kami di BUMI (Bumi Resources) yang dulu sebagian kami subkontrakkan ke mining services company lainnya, sekarang ingin kami kerjakan lebih banyak porsinya,” ujar Sorimuda dalam keterangannya, Jumat, 14 Februari 2025.

Sebagian besar belanja modal atau capital expenditure (capex) DEWA tahun ini akan dialokasikan untuk pembelian alat berat baru beserta perawatannya. Langkah ini memungkinkan perseroan untuk menekan biaya operasional yang selama ini dialokasikan untuk pembayaran jasa subkontraktor.

Untuk mendukung investasi ini, DEWA telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit sindikasi senilai Rp2,6 triliun dengan lima bank pada 31 Juli 2024 lalu.

Bank yang tergabung dalam sindikasi tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Papua, PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. (BCIC), dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah.

Dana pinjaman sindikasi ini baru mulai diserap pada 2025 untuk mendukung ekspansi dan penguatan operasional perseroan.

“Investasi capex kita dialokasikan untuk pembelian alat baru, sehingga secara bertahap pekerjaan yang sebelumnya disubkontrakkan akan semakin sedikit, dan kita bisa mengerjakan lebih banyak proyek secara mandiri,” tambah Sorimuda.

Analis: Konversi Utang Berdampak Positif

Menurut analisis Tim Riset Stockbit, aksi korporasi DEWA memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan keuangan. Dengan konversi ini, rasio liabilitas terhadap ekuitas (liability-to-equity ratio) DEWA mengalami penurunan dari 1,32 kali menjadi 0,62 kali.

Penurunan rasio ini mencerminkan pengurangan beban utang yang signifikan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan fleksibilitas keuangan perseroan dalam menjalankan ekspansi dan meningkatkan profitabilitas jangka panjang.

“Meski kami menilai, konversi utang ini bukan yang paling ideal untuk memperkuat struktur permodalan DEWA, aksi korporasi ini dapat berdampak positif dalam jangka panjang jika pemegang saham baru dapat memberikan nilai tambah bagi perseroan,” tulis Tim Riset Stockbit dalam laporan analisanya.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2024, total utang Darma Henwa tercatat sebesar Rp4,35 triliun. Setelah pelaksanaan PMTHMETD, angka ini turun menjadi Rp2,94 triliun.

Sementara itu, ekuitas Perseroan meningkat dari Rp3,29 triliun menjadi Rp4,71 triliun. Dampak dari aksi ini juga terlihat pada rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) yang sebelumnya sebesar 1,32x menjadi 0,62x, serta peningkatan rasio likuiditas dari 0,70x menjadi 1,11x.

Sebelum pelaksanaan PMTHMETD, Darma Henwa telah menandatangani perjanjian penyelesaian utang dengan ketiga krediturnya. Kesepakatan ini mencakup konversi utang menjadi saham dengan harga Rp75 per lembar. Penetapan harga ini dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan telah mendapatkan dukungan dari penilai independen.

Saat ini, DEWA tengah mengoperasikan empat proyek utama, yaitu Bengalon Project milik PT Kaltim Prima Coal, Asam Asam Project dan Kintap Project milik PT Arutmin Indonesia, serta Lubuk Tutung Port.

Selain itu, DEWA juga tengah mengembangkan Gayo Project, sebuah aset tambang emas yang dimiliki oleh PT Gayo Mineral Resources di Aceh.

Dengan struktur keuangan yang lebih sehat dan strategi pengurangan ketergantungan pada subkontraktor, DEWA semakin optimistis menghadapi masa depan. Perusahaan ini menargetkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dengan investasi alat berat sebagai langkah utama dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing di industri jasa kontraktor tambang.

Ke depan, dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil, DEWA diyakini dapat memperkuat fundamental bisnisnya, meningkatkan profitabilitas, serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Darma Henwa merupakan perusahaan jasa kontraktor pertambangan umum yang berdiri sejak 1991. Perseroan menawarkan berbagai layanan, mulai dari pemeliharaan dan perawatan peralatan, pengangkutan batu bara, penggalian mineral, hingga rehabilitasi lahan.

Sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 26 September 2007 dengan kode saham DEWA, Perseroan terus berkembang dan menangani sejumlah proyek besar.

Hingga akhir 2024, beberapa proyek yang masih dikelola Darma Henwa antara lain proyek batu bara PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Kalimantan Timur, proyek batu bara PT Arutmin Indonesia di Kalimantan Selatan, serta proyek pengolahan batu bara terintegrasi milik PT Batuta Chemical Industrial Park (BCIP) di Kalimantan Timur.(*)