KABARBURSA.COM - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menginformasikan bahwa Direktur Utama David Hidayat melakukan transaksi pembelian saham SIDO.
Merujuk keterbukaan informasi, David Hidayat memegang 5.595.700 saham atau sebesar 0,019 persen dari total saham perusahaan.
Sekretaris Perusahaan Sido Muncul Tiur Simamora mengatakan, David Hidayat membeli sebanyak 1.150.000 saham dengan harga transaksi sebesar 555 per saham pada 7 Februari 2025.
Dan pada 10 Februari 2025, ujar Tiur, ia kembali membeli 2.500.000 saham dengan harga transaksi 565 per saham.
"Total saham yang ditransaksikan dalam dua kesempatan tersebut adalah 3.650.000 lembar saham," jelasnya melalui keterangan di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.
Adapun total uang yang dikeluarkan oleh David Hidayat untuk membeli saham Sido Muncul adalah Rp2.050.750.000.
Setelah transaksi tersebut, tambah Tiur, jumlah saham yang dimiliki David Hidayat menjadi 9.245.700 saham, atau sekitar 0,031 persen dari total saham yang beredar.
Lebih lanjut, transaksi ini bertujuan untuk investasi, dan saham yang dimiliki David Hidayat tetap tercatat sebagai saham langsung dalam kepemilikan.
SIDO merencanakan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp150 hingga Rp175 miliar pada tahun 2025.
Mayoritas dana capex ini akan dialokasikan untuk pemeliharaan fasilitas produksi serta pengembangan teknologi dan digitalisasi guna mendukung kelancaran operasional dan pemasaran, ungkap Direktur Utama Sido Muncul.
ada tahun yang akan datang, SIDO menargetkan pertumbuhan kinerja dalam kisaran low double digit. David optimistis pencapaian ini dapat tercapai melalui ekspansi pasar domestik maupun internasional. “Kami menargetkan pertumbuhan dua digit secara konservatif, minimal 10 persen,” tuturnya.
Untuk mendukung pencapaian tersebut, perusahaan akan memperluas distribusi sekaligus memperkenalkan produk minuman dan suplemen berbasis herbal yang ditujukan untuk generasi Z dan milenial. “Generasi tersebut masih menyimpan potensi besar untuk produk kami, dan kami akan menjangkau mereka lewat penetrasi pasar digital,” tambahnya.
Selain itu, ekspansi pasar internasional akan terus digencarkan. Saat ini, SIDO telah memasarkan produk-produknya di kawasan Semenanjung Arab, negara-negara yang tergabung dalam Economic Community of West African States (ECOWAS), serta Indochina. Ke depannya, Vietnam dan Thailand menjadi dua negara yang menjadi fokus ekspansi SIDO berikutnya.
Minat masyarakat terhadap jamu menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Faktor utama di balik tren ini mencakup kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan secara alami, kekhawatiran terhadap efek samping obat kimia, dan dukungan pemerintah.
Pandemi COVID-19 menjadi katalis yang mempercepat popularitas jamu sebagai solusi meningkatkan daya tahan tubuh.
Kemajuan teknologi dan penelitian ilmiah semakin memperkuat kepercayaan terhadap khasiat serta keamanan jamu. Beragamnya produk jamu yang mudah diakses di pasaran, ditambah promosi efektif melalui media sosial, turut mendongkrak daya tariknya di kalangan masyarakat luas.
Jamu kini tak sekadar tradisi, tetapi juga menjadi bagian penting dari gaya hidup modern. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 23 Januari 2024.
Sebagai warisan budaya yang memiliki potensi besar dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, jamu telah dibuktikan manfaatnya melalui penelitian ilmiah. Kandungan fitokimia di dalamnya memberikan berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem imun, meredakan peradangan, hingga membantu pengelolaan penyakit kronis.
Selain itu, jamu berperan penting dalam upaya preventif dan pemeliharaan kesehatan.
Dengan dukungan riset yang terus berkembang, jamu berpeluang besar menjadi produk kesehatan modern yang berdaya saing global. Potensi ini tidak hanya memperkuat kesehatan masyarakat, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan industri jamu secara berkelanjutan.
Dalam rangka memperkenalkan jamu lebih luas di dunia medis, Sido Muncul melalui lini produk Sido Muncul Natural menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan RS Unggul Karsa Medika mengadakan seminar sehari bertajuk “Peran Dokter pada Transformasi Jamu dalam Dunia Kedokteran sebagai Jembatan Menuju Kesehatan Holistik di Era Modern”.
Acara ini diselenggarakan pada Sabtu, 18 Januari 2025, di RS Unggul Karsa Medika, Bandung, dan dihadiri para praktisi medis terkemuka.
Kinerja Keuangan SIDO
SIDO membukukan kinerja positif di seluruh segmen pada triwulan III 2024. Selama sembilan bulan pertama tahun 2024, laba bersih SIDO meningkat 33 persen secara tahunan menjadi Rp778 miliar.
SIDO juga mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp2,63 triliun, meningkat 11 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
Capaian tersebut didorong oleh peningkatan penjualan, efisiensi biaya, dan kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja kuat produk utama SIDO baik di pasar domestik maupun ekspor. Penjualan ekspor tumbuh 75 persen dibandingkan tahun lalu, berkontribusi sebesar 8 persen terhadap total penjualan,” tulia manajemen SIDO dalam keterbukaan informasi, Kamis, 24 Oktober 2024.
Selain itu tercatat, laba bruto SIDO juga mengalami peningkatan sebesar 17 persen menjadi Rp1,49 triliun pada kuartal III tahun ini, dengan peningkatan marjin laba bruto menjadi 57 persen (dibandingkan 54 persen pada sembilan bulan 2023).
Manajemen biaya yang efektif menjadi pendorong peningkatan tersebut. Selain itu, ada juga pengurangan beban produksi tidak langsung, serta penurunan harga bahan baku, terutama di segmen F&B.
Sementara itu laba usaha dalam waktu sembilan bulan pertama mencapai Rp969 miliar, mencerminkan peningkatan tahunan 32 persen.
“Marjin laba usaha meningkat menjadi 37 persen dari 31 persen di sembilan bulan 2023, menunjukkan efisiensi operasional perusahaan dan kontrol yang ketat terhadap beban usaha,” sebut manajemen.
Neraca keuangan SIDO tetap solid dengan kas sebesar Rp978 miliar dan tanpa utang, yang menunjukkan kehati-hatian keuangan dan likuiditas perusahaan. (*)