Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Memahami Intraday Short Selling: Investor Wajib Tahu ini!

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 February 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Redaksi
Memahami Intraday Short Selling: Investor Wajib Tahu ini!

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkenalkan intraday short selling atau IDSS dalam perdagangan di pasar modal untuk efisiensi ekosistem dan fleksibilitas pasar.

IDSS adalah strategi perdagangan saham di mana investor menjual saham yang belum mereka miliki atau dipinjam dari pialang dengan harapan bisa membelinya kembali dengan harga lebih rendah sebelum pasar tutup pada hari yang sama. Artinya, posisi short selling harus ditutup sebelum akhir sesi perdagangan.

Mekanisme short selling diatur dengan ketat untuk mengurangi risiko manipulasi pasar dan menjaga stabilitas perdagangan. BEI hanya mengizinkan short selling pada saham-saham tertentu yang masuk dalam daftar saham yang dapat ditransaksikan secara short selling.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, menegaskan keberadaan intraday short selling diharapkan bisa mendukung ekosistem produk non-equity (instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal tapi bukan saham seperti obligasi dan lainnya-red) dan sebagai sarana hedging ketika market turun.

Menurut dia, BEI telah memiliki berbagai instrumen seperti structured warrant dan single stock futures. Dengan adanya intraday short selling, likuiditas pasar diharapkan meningkat, sehingga investor lebih mudah melakukan transaksi jual beli.

“Artinya, short selling dan intraday short selling ini sudah menjadi best practice di bursa internasional. Dan Indonesia sebagai salah satu bursa besar di kawasan ASEAN tentu harus memiliki produk dan layanan yang setara dengan bursa-bursa besar lainnya,” kata Jeffrey dalam acara edukasi wartawan secara daring pada Selasa, 11 Februari 2025.

Jeffrey menuturkan, proses finalisasi izin bagi anggota bursa yang akan menyediakan layanan short selling masih berlangsung. Dia menjelaskan BEI menargetkan instrumen ini akan diluncurkan dalam waktu dekat, yakni  sekitar Maret atau awal kuartal kedua tahun ini.

“Dengan adanya strategi baru ini, investor diharapkan dapat lebih optimal dalam mengelola portofolio mereka di tengah kondisi pasar yang dinamis dan penuh tantangan,” jelasnya.

Perbedaan IDSS dan Regular Short Selling

Dalam agenda yang sama, Kepala Pengembangan Bisnis 1 BEI, Firza Rizki Putra, menjelaskan perbedaan antara IDSS dan regular short selling dalam perdagangan pasar modal.

"Intraday Short Selling adalah mekanisme di mana investor dapat menjual saham yang belum mereka miliki pada harga tinggi, dengan harapan membelinya kembali di harga yang lebih rendah dalam satu hari perdagangan," kata Firza

Menurut dia, mekanisme perdagangan IDSS itu lebih menawarkan keuntungan yang cepat bagi investor yang ingin memanfaatkan volatilitas saham. Ia mengklaim IDSS lebih fleksibel dalam kondisi pasar yang bergerak cepat.

"Melalui IDSS, investor bisa mendapatkan peluang profit di pasar yang sedang bearish," ucap dia.

Firza mencontohkan jika harga saham saat ini Rp1.000 dan diperkirakan turun ke Rp900, investor dapat menjual di Rp1.000 dan membelinya kembali di Rp900, sehingga mendapat keuntungan dari selisih harga tersebut.

Firza berharap IDSS dapat memberikan manfaat bagi pasar modal terutama meningkatkan likuiditas perdagangan, mempersempit bid-ask spread, serta membantu pembentukan harga yang lebih adil (price discovery).

Transaksi short selling, diklaim lebih efisien dan tidak hanya bergantung pada tekanan beli, sehingga mengurangi risiko yang sering terjadi akibat kenaikan harga yang tidak wajar.

Selain menawarkan keuntungan, menurut dia setiap kebijakan baru tetap memiliki risiko. Sama halnya dengan IDSS. Salah satu risiko utama adalah jika harga saham tidak bergerak sesuai ekspektasi. Jika harga saham naik setelah dijual, investor harus membeli kembali saham tersebut dengan harga lebih tinggi, yang berarti mengalami kerugian.

"Investor yang melakukan IDSS harus memahami bahwa pergerakan harga saham bisa tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, analisis pasar dan manajemen risiko menjadi hal yang sangat penting sebelum melakukan transaksi ini," tutur dia.

Seperti Apa Mekanisme IDSS?

Dalam pemaparannya, Firza menerangkan mekanisme perdagangan IDSS.

Menurut dia, metode perdagangan itu memungkinkan investor melakukan transaksi short selling dan menutup posisi dalam satu hari bursa. Atau IDSS merupakan bentuk transaksi short selling yang penyelesaiannya harus dilakukan pada hari yang sama. Hal ini berbeda dengan regular short selling, yang memungkinkan investor menutup posisi dalam beberapa hari ke depan.

"Intraday Short Selling adalah mekanisme di mana investor dapat menjual saham yang belum mereka miliki pada harga tinggi, dengan harapan membelinya kembali di harga yang lebih rendah dalam satu hari perdagangan," kata Firza dalam agenda edukasi wartawan secara daring pada Selasa, 11 Februari 2025.

Menurut dia, tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga dalam jangka pendek, serta meningkatkan likuiditas dan efisiensi pasar.

Firza menjelaskan perbedaan IDSS dan regular short selling terletak pada penyelesaiannya. Pada IDSS, investor diwajibkan menutup posisi di hari yang sama, sehingga tidak ada kewajiban peminjaman saham untuk penyelesaian transaksi. Sementara, dalam regular short selling, investor meminjam saham untuk dijual dan harus mengembalikannya dalam beberapa hari setelah transaksi.

Resiko lain yakni tidak semua saham diperdagangkan menggunakan skema IDSS. BEI memilah saham tertentu yang memenuhi kriteria likuiditas dan volatilitas tertentu, termasuk saham-saham dalam indeks LQ45.

"Kalau teman-teman perhatikan atas pengumuman yang Bursa lakukan, ada 10 saham yang saat ini bisa dipransesikan secara short selling, yaitu AGRO, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BRPT, MBMA, MSRA, dan juga TLKM," ucap dia. Menurut Firza, pemilihan saham-saham itu bukan tanpa alasan. Saham-saham tersebut merupakan bagian dari IDX30, yang dikenal sebagai saham unggulan dengan fundamental yang kuat, volume transaksi tinggi, dan likuiditas yang sangat baik.

Implementasi Intraday Short Selling

Menurut dia implementasi IDSS akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama yang dimulai pada kuartal kedua 2025, skema ini akan tersedia untuk investor ritel domestik dengan cakupan saham LQ45 secara bertahap. Selanjutnya, pada tahap kedua, IDSS akan dibuka untuk seluruh investor, termasuk investor institusi, dengan cakupan saham yang lebih luas.

Untuk dapat melakukan IDSS, investor harus memenuhi beberapa persyaratan, yakni : membuka akun short selling pada anggota bursa (AB) yang menyediakan layanan IDSS, memiliki dana awal minimal Rp50 juta, sebagai bentuk mitigasi risiko dan pengelolaan margin, melakukan analisis pasar yang cermat sebelum melakukan transaksi short selling. (*)