KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton), dengan kode saham WTON, berhasil masuk dalam daftar 50 besar perusahaan Indonesia dengan skor ESG tertinggi versi London Stock Exchange Group (LSEG) 2024.
Berdasarkan data hasil analisis ASA Media yang Kabarbursa.com terima, dengan skor 47, WIKA Beton menempati posisi ke-49 dan menjadi salah satu perusahaan dari industri bahan konstruksi (construction materials) yang mendapat pengakuan atas komitmennya dalam menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Berdasarkan data pencatatan rating ini, WIKA Beton berhasil menerapkan bisnis berkelanjutan, mulai dari efisiensi energi, pengelolaan limbah, hingga praktik tata kelola perusahaan yang transparan. Sebagai pemain utama dalam industri beton pracetak, WIKA Beton juga meningkatkan penerapan ESG guna menghadapi tantangan keberlanjutan di sektor konstruksi.
Dalam daftar yang dirilis oleh LSEG, WIKA Beton bergabung dengan beberapa perusahaan konstruksi besar lainnya, seperti Semen Indonesia (Persero) Tbk yang mencatat skor 71 dan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan skor 66.
Dominasi beberapa perusahaan konstruksi dalam daftar ini terlihat bahwa sektor infrastruktur dan bahan bangunan mulai mengadopsi standar keberlanjutandalam operasionalnya.
Perbankan dan Sektor Energi Dominasi Peringkat ESG
Selain industri konstruksi, daftar 50 perusahaan dengan skor ESG tertinggi versi LSEG masih didominasi oleh sektor perbankan, energi, dan pertambangan. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbktercatat sebagai perusahaan dengan skor ESG tertinggi (86). Disusul oleh Indo Tambangraya Megah Tbk (85) dan Bumi Resources Tbk (85) yang berasal dari sektor pertambangan.
Kehadiran perusahaan batu bara dan migas dalam daftar ESG ini menunjukkan bahwa industri energi di Indonesia mulai bertransformasi dengan meningkatkan transparansi dan tata kelola berkelanjutan.
Meski menghadapi tantangan besar terkait dampak lingkungan, perusahaan-perusahaan di sektor ini mulai menunjukkan komitmen terhadap praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan.
Komitmen WTON Terhadap Keberlanjutan
Masuknya WIKA Beton dalam daftar ESG versi LSEG mengindikasikan bahwa perusahaan ini terus mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam strategi bisnisnya. Sebagai bagian dari Wijaya Karya (WIKA) Tbk, WTON mendorong inovasi hijau dalam produk dan layanan konstruksi.
Dalam beberapa tahun terakhir, WIKA Beton telah menerapkan berbagai strategi keberlanjutan, seperti pengurangan emisi karbon, efisiensi energi dalam produksi, serta peningkatan standar keselamatan dan kesejahteraan pekerja. Perusahaan juga semakin fokus pada penggunaan material ramah lingkungan untuk mendukung industri konstruksi yang lebih berkelanjutan.
ESG Menjadi Standar Baru dalam Dunia Bisnis
Laporan ESG yang dirilis oleh LSEG menunjukkan bahwa lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG) kini menjadi standar utama bagi industri di Indonesia. Consultant ESG, Aji Sanjaya, menjelaskan bahwa ESG kini menjadi perhatian utama bagi masyarakat dan investor.
“Saat ini, isu ESG menjadi fundamental bagi perusahaan untuk terus bertumbuh dan mempertahankan daya saingnya. Transparansi dalam keterbukaan data ESG juga menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi,” ujarnya kepada Kabarbursa.com melalui telepon di Jakarta, Selasa 11 Februari 2025.
Menurutnya, penilaian ESG berbasis LSEG mencakup 10 kategori utama yang mengukur risiko dan peluang bisnis berdasarkan materialitas industri masing-masing perusahaan.
Dia mengatakan bahwa semakin meningkatnya kesadaran terhadap ESG, perusahaan yang memiliki skor ESG tinggi akan semakin dilirik oleh investor global yang berfokus pada investasi berkelanjutan (sustainable investing).
Peluang Ekspansi Usaha
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) Yushadi Abdulhay, menilai penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) membawa angin segar bagi emiten produsen beton pracetak terbesar di Asia Tenggara ini.
Yushadi mengatakan, perbankan memiliki arti penting dalam pertumbuhan ekonomi, karena menggerakkan perekonomian dari pendanaan. Karenanya, WTON juga turut memanfaatkan pendanaan dari sektor perbankan untuk mendukung ekspansi usaha dan menekan biaya operasional.
“Dengan suku bunga yang turun, ekspansi usaha dapat didanai dari perbankan dan menekan biaya usaha,” ujar Yushadi kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2025.
Penurunan suku bunga juga dinilai mampu merangsang konsumsi masyarakat, yang berujung pada peningkatan peluang pasar.
“Meskipun pertumbuhan ekonomi relatif sama dibandingkan dengan tahun lalu, setidaknya penurunan suku bunga merangsang konsumsi yang kemudian dapat menciptakan peluang pasar,” tambah Yushadi.
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berhasil masuk dalam daftar 50 besar perusahaan Indonesia dengan skor ESG tertinggi versi London Stock Exchange Group (LSEG) 2024, menempati posisi ke-49 dengan skor 47.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa WTON berkomitmen terhadap praktik bisnis berkelanjutan, termasuk efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan tata kelola perusahaan yang transparan.
Selain industri konstruksi, sektor perbankan, energi, dan pertambangan juga mendominasi daftar ini, dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat skor ESG tertinggi (86), diikuti oleh Indo Tambangraya Megah Tbk dan Bumi Resources Tbk (85).
Hal ini mencerminkan meningkatnya kesadaran industri terhadap standar ESG sebagai faktor utama dalam daya saing dan investasi.
Lebih lanjut, WTON melihat peluang ekspansi usaha dengan adanya penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate), yang diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan konsumsi masyarakat, sehingga membuka lebih banyak peluang pasar di sektor konstruksi.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.