Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Permintaan Safe-Haven bikin Emas Tembus USD2.900: Kejar USD3.500

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 11 February 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Permintaan Safe-Haven bikin Emas Tembus USD2.900: Kejar USD3.500

KABARBURSA.COM - Harga emas melanjutkan reli rekornya pada Senin, 10 Februari 2025, dan menembus level kunci USD2.900 untuk pertama kalinya. Kenaikan ini didorong oleh permintaan aset safe-haven setelah ancaman tarif baru dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperburuk kekhawatiran tentang perang dagang dan inflasi.

Seperti dikutip dari Reuters, harga emas spot melonjak 1,6 persen menjadi USD2.905,24 per ons, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi USD2.911,30 dalam sesi perdagangan. Kontrak berjangka emas AS di COMEX ditutup naik 1,6 persen pada USD2.934,40.

Trump mengumumkan pada Minggu, 9 Februari 2025 bahwa ia berencana memberlakukan tarif tambahan sebesar 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium. Ia juga menyatakan akan mengumumkan tarif balasan minggu ini, yang akan menyesuaikan dengan tarif yang dikenakan oleh negara lain dan mulai berlaku segera.

Rencana tarif ini secara umum dipandang sebagai inflasioner dan dapat memicu perang dagang, sehingga meningkatkan permintaan untuk aset safe-haven seperti emas batangan, yang secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan geopolitik.

"Jelas bahwa perang tarif berada di balik kenaikan ini; hal ini mencerminkan meningkatnya ketidakpastian dan ketegangan dalam situasi perdagangan global," kata analis Marex, Edward Meir.

Tarif ini berpotensi memperburuk inflasi di AS, sementara investor menantikan data Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dirilis akhir pekan ini.

Jika data CPI dan PPI menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraan, hal itu bisa melemahkan dolar dan mendorong harga emas naik. Sebaliknya, jika data lebih tinggi dari perkiraan, hal tersebut bisa meningkatkan imbal hasil obligasi AS dan memberi tekanan pada emas, meskipun dampaknya mungkin terbatas mengingat ketahanan pasar dan minat beli saat harga turun, kata Meir.

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, juga dijadwalkan memberikan kesaksian di depan Kongres pada Selasa, 11 Februari dan Rabu, 12 Februari 2025.

Logam mulia ini telah mencetak rekor tertinggi ketujuh tahun ini, didorong oleh ancaman tarif dari Trump yang meningkatkan ketidakpastian terhadap pertumbuhan global, perang dagang, serta inflasi yang tinggi, sehingga mendorong investor beralih ke emas sebagai aset safe-haven.

"Emas dengan jelas menargetkan level USD3.000 dan pasar sangat kuat, hampir tanpa henti. Sekarang ini hanya masalah kapan level tersebut tercapai, bukan jika," kata analis independen Ross Norman.

"Seharusnya ada retracement karena pengambilan keuntungan, tetapi kita tidak pernah melihatnya, yang mencerminkan bahwa momentum yang mendasari sangat, sangat kuat," ujar Norman, menambahkan.

Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, mengatakan dengan nada yang lebih optimistis bahwa reli emas dengan sudut kemiringan 45 derajat sejak Desember dapat menciptakan ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, berpotensi mendorong perkiraan harga emas naik ke sekitar USD3.250 atau USD3.500.

Harga Emas Berjangka

Kekhawatiran atas rencana tarif impor terwujud dalam harga emas berjangka AS, dengan kontrak utama diperdagangkan dengan harga premium terhadap harga spot, saat ini sekitar USD28.

Para pelaku pasar emas batangan London berlomba-lomba meminjam emas dari bank sentral, yang menyimpan emas batangan di London, menyusul lonjakan pengiriman emas ke Amerika Serikat, kata sumber kepada Reuters.

"Emas di brankas Bank of England diperdagangkan dengan harga lebih rendah dibanding pasar yang lebih luas. Hal ini menyebabkan antrean selama seminggu untuk menarik logam mulia tersebut," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior, bank ANZ.

Bank-bank emas batangan global menerbangkan emas ke Amerika Serikat dari pusat-pusat perdagangan yang melayani konsumen Asia, termasuk Dubai dan Hong Kong, untuk memanfaatkan premi yang luar biasa tinggi.

Permintaan Bank Sentral

Analis dan pedagang telah mencatat bahwa permintaan dari bank sentral akan tetap kuat pada 2025 dan mendorong harga lebih tinggi.

Bank sentral membeli lebih dari 1.000 ton logam ini untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2024, kata Dewan Emas Dunia (WGC) dalam laporan kuartalannya.

Pada kuartal terakhir 2024, ketika Trump memenangkan pemilihan AS, pembelian oleh bank sentral meningkat 54 persen dari tahun ke tahun menjadi 333 ton, menurut perhitungan WGC, berdasarkan pembelian yang dilaporkan dan estimasi pembelian yang tidak dilaporkan.

Bank sentral China menambah emas ke cadangannya pada Januari untuk bulan ketiga berturut-turut, menurut data resmi.

"Dengan PBoC yang melanjutkan pembelian emasnya pada Januari, ditambah dengan keputusan China untuk memungkinkan dana asuransi kini berinvestasi dalam emas, langkah-langkah ini juga tampaknya memperkuat momentum bullish emas," kata analis pasar utama Exinity Group, Han Tan.

China, konsumen emas terbesar di dunia, juga akan memungkinkan beberapa dana asuransi untuk membeli emas untuk alokasi aset jangka menengah dan panjang sebagai bagian dari proyek percontohan, kata regulator keuangan negara tersebut. (*)