Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ada Peluang di Balik Pelemahan IHSG, Cermati Hal ini

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 08 February 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Redaksi
Ada Peluang di Balik Pelemahan IHSG, Cermati Hal ini

KABARBURSA.COM - Senior Technical Analyst Panin Sekuritas, Mayang Anggita, mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang anjlok signifikan pada penutupan Jumat, 7 Februari 2025, bisa menjadi peluang bagi para investor.

Mayang melihat bahwa IHSG saat ini sedang menguji area support di level 6.700 sampai 6.750. Dengan pola hammer candle, terdapat peluang untuk rebound ke level 6.830.

"Tapi di sisi lain, stochastic-nya ini arahnya masih ke bawah, artinya masih ada kemungkinan untuk melanjutkan kelemahan. Support-nya itu sebenarnya enggak terlalu jauh, ada di sekitar 6.600,” kata Mayang dalam segmen Dialog Analis Kabar Bursa Hari Ini di kanal YouTube KabarBursaCom pada Jumat, 7 Februari 2025.

Menurut dia, IHSG mengalami tekanan jual yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kendati demikian, kondisi itu bisa menjadi peluang bagi investor untuk mendapatkan saham-saham berkualitas dengan harga miring.

Contohnya saham di sektor keuangan, meski sempat terjun tajam. Pada perdagangan hari ini berpotensi menjadi titik balik untuk rebound dalam waktu dekat.

"Kalau saya melihat indeks sektor finansial, posisi saat ini masih ada di sekitar area support. Justru, dengan kondisi IHSG yang turun cukup dalam, ini sebetulnya sebuah peluang. Di mana kita bisa mendapatkan saham-saham bagus dengan kondisi yang sudah terdiskon cukup dalam,” ujar dia.

Mayang membeberkan beberapa saham perbankan utama seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada Jumat, 7 Februari 2025 malah mulai menunjukkan tanda-tanda rebound setelah mengalami pelemahan dalam sepekan terakhir.

“BBRI naik 1,51 persen, BMRI juga sudah rebound 0,98 persen, dan BBCA naik lebih tinggi lagi, yaitu 4,47 persen. Untuk BBCA, posisinya cukup baik karena ada bullish divergence,” ucap dia.

Mayang menyarankan investor untuk melakukan pembelian bertahap alias buy on weakness, alih-alih langsung mengalokasikan seluruh modalnya dalam sekali transaksi. Namun tetap memperhatikan kinerja keuangannya.

Sementara untuk sektor energi, bahan baku, dan infrastruktur mengalami koreksi tajam, yang menurut Mayang disebabkan oleh aksi ambil untung setelah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Mayang memilih untuk menunggu keputusan resmi sebelum memberikan spekulasi lebih lanjut untuk melihat apakah fluktuasi harga saham salah satunya karena kebijakan Bank Indonesia dalam menetapkan suku bunga.

Sebagaimana diketahui, IHSG ditutup melemah sebesar 132 poin atau turun 1,93 persen ke level 6.742 pada perdagangan Jumat, 7 Februari 2025. Merujuk data perdagangan RTI Business, IHSG pada hari ini bergerak fluktuatif dengan level tertinggi di 6.875 dan level terendah di angka 6.656. Sebanyak 191 saham menguat, 417 saham melemah, dan 188 saham mengalami stagnan.

Per kemarin, volume perdagangan terpantau sebesar Rp17.146 miliar dengan transaksi Rp12.903 triliun dengan frekuensi perdangan senilai 1,313,938.

Mengutip data perdagangan Stockbit, saham PPRI (34.62 persen) mampu berada di posisi teratas top gainer. Di posisi kedua ada KOPI (25.00 persen), diikuti SMDM (25.00 persen), TIRA (20.44 persen), dan KOKA (17.48 persen).

Dari sisi top loser atau saham yang terkoreksi paling dalam, PTRO (-24.61 persen) terpantau di posisi pertama, dibuntuti SONA (-20.00 persen), CUAN (-19.96 persen), BREN (-19.49 persen), dan SHIP (-19.59 persen).

Di satu sisi, indeks LQ45 terpantau menguat dengan performa 0.93 persen. Saham yang paling menguat signifikan dalam indeks ini adalah CTRA dengan performa 6.32 persen. Dari sisi sektoral, sebanyak empat sektor terpantau menguat. Sementara tujuh sektor berada di zona merah.

IHSG dua hari berturut-turut mengalami koreksi paling dalam. Pada Kamis, 6 Februari 2025, IHSG ditutup melemah hingga 148 poin atau turun -2,12 persen ke level 6.875.

IHSG Tertekan 5,16 Persen Selama Sepekan

IHSG kembali mencatatkan pelemahan sepanjang pekan ini. Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan IHSG mengalami koreksi sebesar 5,16 persen ke level 6.752, dibandingkan posisi pekan lalu yang masih bertengger di 7.109,196.

Sekretaris Perusahaan BEI, I Gusti Alit Nityaryana, mengatakan penurunan IHSG juga berdampak pada kapitalisasi pasar bursa. “Kapitalisasi pasar Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 5,87 persen menjadi Rp11.595 triliun dari Rp12.319 triliun pada sepekan sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu, 8 Februari 2025.

Tak hanya itu, aksi jual investor asing turut menekan pasar saham. Gusti mencatat, pada perdagangan Jumat, 7 Februari 2025, investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp513,87 miliar. Sementara, secara year-to-date, nilai jual bersih investor asing telah mencapai Rp7,52 triliun.

Namun, di tengah koreksi IHSG, beberapa indikator perdagangan justru mengalami kenaikan. Gusti menyebutkan rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini meningkat 26,60 persen, dari sebelumnya 16,39 miliar lembar saham menjadi 20,75 miliar lembar saham.

Kenaikan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian, yang naik 13,06 persen menjadi 1,31 juta kali transaksi, dari 1,16 juta kali transaksi di pekan sebelumnya.

“Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami kenaikan sebesar 7,22 persen menjadi Rp12,08 triliun dari Rp11,27 triliun pada pekan sebelumnya,” kata Gusti. (*)