KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa diperkirakan mengalami koreksi pada perdagangan Jumat setelah mencetak rekor tertinggi, dengan perhatian investor masih tertuju pada laporan keuangan perusahaan, kebijakan moneter, serta data ketenagakerjaan utama dari Amerika Serikat.
Indeks FTSE 100 London diperkirakan turun 24 poin ke level 8.712, menurut proyeksi IG. Sementara itu, indeks DAX Jerman diperkirakan melemah 17 poin ke 21.897, dan CAC 40 Prancis diprediksi terkoreksi 24 poin ke 7.998. Seperti dilansir cnbc internasional di Jakarta, Jumat 7 Februari 2025.
Pada perdagangan Kamis, pasar saham Eropa berhasil mencatat rekor baru, menutup pekan yang diwarnai kekhawatiran akan potensi perang dagang antara AS dan Tiongkok yang sempat mengguncang pasar global.
Kenaikan ini didorong oleh laporan keuangan perusahaan yang kuat serta keputusan Bank of England yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Bank sentral juga mengindikasikan kemungkinan pemangkasan lanjutan pada 2025. Namun, revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris menjadi pukulan tersendiri, dengan estimasi pertumbuhan tahun depan dipangkas dari 1,5 persen menjadi hanya 0,75 persen.
Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, dalam wawancara dengan CNBC pada Kamis, menyatakan bahwa meskipun Inggris dapat menghindari tarif dagang yang diterapkan Presiden AS Donald Trump, ketegangan perdagangan antara AS dan negara-negara ekonomi besar lain tetap berisiko menghambat perekonomian Inggris.
Pada Jumat, perhatian pelaku pasar akan tertuju pada data ketenagakerjaan AS bulan Januari yang dijadwalkan rilis pukul 08:30 pagi ET. Survei Dow Jones memperkirakan pertumbuhan lapangan kerja nonpertanian menurun menjadi 169.000 pada Januari, dibandingkan dengan 256.000 pada Desember. Tingkat pengangguran AS diperkirakan bertahan di level 4,1 persen.
Sementara itu, dari Eropa, data ekonomi yang akan dirilis mencakup angka impor dan ekspor dari Prancis dan Jerman, laporan harga properti di Inggris, serta data produksi industri dari Spanyol.
Pasar saham Eropa diperkirakan akan dibuka lebih tinggi pada Kamis 30 Januari 2025 seiring dengan meningkatnya antisipasi investor terhadap laporan keuangan utama, data ekonomi terbaru, serta keputusan kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa (ECB).
Indeks utama Eropa menunjukkan tren optimis menjelang pembukaan perdagangan. FTSE 100 Inggris diprediksi turun tipis 2 poin ke level 8.555, sementara DAX Jerman naik 24 poin ke 21.649, CAC 40 Prancis menguat 25 poin ke 7.892, dan FTSE MIB Italia melonjak 72 poin ke 36.627, menurut data dari IG Group. Seperti dikutip cnbc di Jakarta, Kamis 30 Januari 2025.
ECB diperkirakan akan memulai tahun 2025 dengan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan pertamanya tahun ini. Jika keputusan ini diambil, maka suku bunga fasilitas simpanan semalam akan turun menjadi 2,75 persen, menandai pemotongan kelima sejak bank sentral mulai melonggarkan kebijakan moneter pada Juni 2024.
Namun, meskipun inflasi zona euro menunjukkan kenaikan dalam beberapa bulan terakhir, tekanan ekonomi masih terlihat di berbagai sektor. Aktivitas di industri manufaktur dan jasa tetap lesu, sementara kepercayaan konsumen berada di bawah rata-rata historisnya, sebagaimana diungkap dalam laporan terbaru Komisi Eropa.
Di tengah ketidakpastian ini, para pelaku pasar akan mencermati sejumlah indikator ekonomi penting, termasuk data pertumbuhan ekonomi Prancis, Jerman, dan zona euro, serta laporan terbaru terkait tingkat pengangguran, sentimen ekonomi, dan kepercayaan konsumen di kawasan tersebut.
Sementara itu, beberapa raksasa korporasi dijadwalkan merilis laporan keuangan mereka pada hari ini. Di antaranya Nokia, ABB, Roche, Deutsche Bank, H&M, Shell, BT Group, serta Sage Group.
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, 29 Januari 2025, pasar ekuitas Eropa mencetak rekor tertinggi setelah lonjakan signifikan di sektor teknologi, dipimpin oleh perusahaan ASML yang bergerak di bidang pembuatan peralatan chip.
Indeks STOXX 600 yang mencakup saham-saham Eropa, ditutup naik 0,5 perseb atau 2,66 poin ke level 534,26, mencatatkan lonjakan terbesar dalam lebih dari seminggu. Sektor teknologi menjadi pendorong utama dengan kenaikan 2,5 persen, yang merupakan kenaikan harian tertinggi dalam tiga minggu.