KABARBURSA.COM - PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), anak usaha dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), diyakini memiliki potensi pertumbuhan menjanjikan ke depan. Harga saham CBDK pun dinilai bisa terbang dengan pertumbuhan di atas 50 persen.
Research team Trimegah Sekuritas Indonesia menilai tiga faktor pendukung proyeksi positif tersebut, yakni pertumbuhan pre-sales yang kuat, peluang di industri Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition atau MICE, dan laba kuat serta neraca keuangan sehat.
Berdasar pada data terakhir, CBDK mampu menunjukkan pertumbuhan prapenjualan yang kuat karena berada di lokasi strategis di kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2). Selain itu, anak usaha PANI ini memiliki land bank hingga seluas 735 hektare di wilayah tersebut.
Sementara itu, perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana atau IPO pada 13 Januari 2025 menunjukkan kinerja keuangan yang impresif sepanjang 2023. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan perusahaan melonjak hampir empat kali lipat dari Rp574 miliar pada 2022 menjadi Rp1,953 triliun di 2023. Namun pendapatan diproyeksikan sedikit menurun menjadi Rp1,905 triliun di 2024.
Dari sisi profitabilitas, EBITDA perusahaan tumbuh signifikan dari Rp271 miliar pada 2022 menjadi Rp840 miliar di 2023. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (NPATMI) juga menunjukkan tren positif, dari Rp276 miliar pada 2022 menjadi Rp579 miliar di 2023.
Dari sisi neraca, total aset perusahaan naik dari Rp15,756 triliun di 2022.
Outlook masa depan untuk sektor properti Indonesia tetap optimis, didorong oleh fundamental makroekonomi yang kuat dan urbanisasi yang terus berkembang. Menurut insight pasar Statista, pasar real estat di Indonesia diperkirakan akan mencapai nilai USD9,5 triliun pada 2024 dan mencapai USD10,4 triliun pada tahun 2028 (+2,2 persen CAGR). Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor.
"Kami memproyeksikan pre-sales CBDK akan terus tumbuh pada tahun 2025-2026, mencapai Rp2,5 triliun dan Rp2,8 triliun, masing-masing, tumbuh 15,1 persen Compound Annual Growth Rate (CAGR) dalam dua tahun," ujar Equity Research Analyst Trimegah Sekuritas Kharel Devin Fielim dan Alberto Jonas Kusuma dalam risetnya, Rabu, 5 Februari 2025.
PDB Indonesia diperkirakan akan mempertahankan jalur pertumbuhan yang stabil pada tahun 2024 dan seterusnya, dengan proyeksi pertumbuhannya tetap berada di kisaran 5,3 persen-5,6 persen hingga tahun 2026.
"Menurut ekonom kami, pertumbuhan ini didorong oleh kondisi politik yang stabil, penguatan nilai rupiah, dan harga komoditas yang menguntungkan, terutama untuk crude palm oil (CPO) dan batu bara," ungkap riset Trimegah Sekuritas. "Sebagai hasilnya, kami memperkirakan akan ada peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan, yang juga akan meningkatkan permintaan properti nasional."
Baru-baru ini, Bank Indonesia (BI) menurunkan BI-Rate menjadi 5,75 persen (dari 6,00 persen) untuk merangsang pertumbuhan ekonomi nasional. Perlu dicatat bahwa suku bunga KPR rata-rata untuk pembelian rumah telah mengalami penurunan yang stabil, yang kemungkinan akan menarik pembeli properti, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia mengandalkan KPR sebagai metode pembayaran yang dipilih untuk pembelian properti.
Fokus kuat pemerintah pada pembangunan infrastruktur, terutama dalam memperluas jaringan transportasi dan melaksanakan proyek-proyek perkotaan berskala besar, menawarkan peluang besar untuk investasi dan pengembangan properti. Inisiatif utama seperti pembangunan Bus Rapid Transit (BRT), jalur Mass Rapid Transit (MRT), dan perluasan jalan tol di seluruh kota besar bertujuan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas. Proyek-proyek ini diperkirakan tidak hanya akan meningkatkan mobilitas perkotaan, tetapi juga merangsang permintaan untuk properti hunian, komersial, dan penggunaan campuran di area sekitar.
Selain itu, integrasi pusat transportasi dengan pusat-pusat kota kemungkinan akan mendorong kenaikan nilai tanah dan memicu proyek-proyek pengembangan baru, yang semakin berkontribusi pada potensi pertumbuhan jangka panjang pasar properti Indonesia.
"Kami memperkirakan pertumbuhan pre-sales CBDK akan didukung oleh faktor makroekonomi yang positif seperti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang kuat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang lebih rendah, penguatan nilai tukar rupiah, dan harga komoditas yang menguntungkan," terang Kharel dan Alberto.
Pemerintah Indonesia telah memperpanjang kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 0 persen yang ditanggung pemerintah (DTP) hingga semester I 2025 (sebelumnya berakhir pada semester I 2024). Insentif ini berlaku untuk rumah tapak dan apartemen dengan harga maksimum yang memenuhi syarat untuk PPN DTP 0 persen sebesar Rp2 miliar dan hanya untuk pembeli pertama kali.
Insentif ini bertujuan mendukung sektor properti dan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi beban pajak pada pembelian properti. Dengan insentif ini, pemerintah berupaya mendorong lebih banyak investasi di pasar real estat.
"Dengan peluncuran proyek CBDK yang menarik dan perkembangan kawasan PIK 2 yang akan datang, kami optimistis bahwa perusahaan akan mencapai target pre-sales kami," ungkap mereka.
Menurut Astute Analytica, pasar MICE Indonesia bernilai USD2,3 miliar pada tahun 2023 dan diproyeksikan tumbuh menjadi USD7,4 miliar pada tahun 2034, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 11,1 persen.
"Kami memperkirakan NICE akan mencapai tingkat hunian yang tinggi karena lokasinya yang dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan gerbang interchange tol PIK 2 yang akan datang," paparnya.
Selain itu, pengakuan global yang terus berkembang atas warisan budaya Indonesia yang beragam dan lanskapnya yang memukau menjadikan negara ini sebagai destinasi MICE yang menarik. Selain itu, keberhasilan penyelenggaraan acara seperti World Water Forum (WWF), GIIAS, konser Coldplay/Bruno Mars, dan banyak acara lainnya diperkirakan akan semakin mempercepat pertumbuhan industri MICE di Indonesia.
Pre-sales CBDK akan tumbuh dari Rp2,2 triliun pada 2023 menjadi Rp4,2 triliun pada 2029 (+11,1 persen CAGR), didorong oleh peluncuran berbagai proyek menarik yang dikombinasikan dengan lokasi strategis serta pertumbuhan ekonomi yang kuat di kawasan PIK 2.
Sebagai hasil dari pertumbuhan pre-sales yang solid, Trimegah Sekuritas memperkirakan pendapatan CBDK akan meningkat dari Rp2,0 triliun pada 2023 menjadi Rp4,8 triliun pada 2029 (+16,0 persen CAGR dalam 6 tahun).
"Kami memproyeksikan pendapatan CBDK akan tumbuh dari Rp2,0 triliun pada 2023 menjadi Rp2,9 triliun pada 2026 (+14,3 persen CAGR), didorong oleh pertumbuhan pre-sales yang kuat. Kami memperkirakan laba kotor perusahaan akan melonjak dari Rp987 miliar pada 2023 menjadi Rp2,0 triliun pada 2026 (+26,0 persen CAGR), dengan pertumbuhan margin kotor yang berkelanjutan berkat produk dengan margin tinggi dan kenaikan nilai tanah," terang riset tersebut.
"Kami memperkirakan perusahaan akan terus mempertahankan neraca keuangannya yang sehat, dengan rasio utang terhadap ekuitas membaik menjadi 0,02x pada 2026 dari 0,04x pada 2023," imbuh riset itu.
Trimegah Sekuritas dalam laporan riset terbarunya memulai cakupan terhadap CBDK dengan memberikan peringkat 'beli' dan menetapkan target harga sebesar Rp15.800 per saham. Target harga ini mencerminkan diskon sebesar 30 persen terhadap estimasi Revalued Net Asset Value (RNAV) untuk tahun 2025.
"Kami menerapkan valuasi premium untuk CBDK dibandingkan dengan para pesaingnya, di mana pesaing CBDK (CTRA, BSDE, PWON, SMRA) saat ini diperdagangkan dengan diskon sekitar 77 persen terhadap estimasi RNAV kami untuk 2025," pungkas laporan tim riset Trimegah Sekuritas. (*)