Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

GOTO Tepis Kabar Merger dengan Grab

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 February 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
GOTO Tepis Kabar Merger dengan Grab

KABARBURSA.COM - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membantah isu yang beredar soal rencana merger dengan Grab Holdings Ltd (Grab). Manajemen GOTO menegaskan kabar tersebut tidak berdasar dan hanya sebatas spekulasi.

GOTO menyatakan hingga saat ini tidak ada kesepakatan dengan pihak mana pun perihal transaksi merger seperti yang ramai diberitakan di media. GOTO menegaskan fokusnya tetap pada strategi pertumbuhan yang telah direncanakan tanpa adanya rencana konsolidasi dengan Grab.

"Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir," ujar Sekretaris Perusahaan GOTO, Koesoemohadiani, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.

Koesoemohadiani memastikan isu merger tersebut tidak berpengaruh terhadap kegiatan operasional maupun kelangsungan usaha perusahaan. Sebelumnya, spekulasi mengenai percepatan pembicaraan merger antara Grab dan GOTO kembali mencuat di berbagai media. Spekulasi itu di antaranya memuat diskusi soal rencana merger yang dikabarkan makin intensif dengan target kesepakatan dilakukan tahun ini.

Isu Merger Buat Sentimen Positif untuk GOTO

Di sisi lain, isu merger dengan Grab dinilai membuat saham GOTO menarik di mata para investor. Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan optimisme terhadap GOTO semakin kuat.

"Sejak awal tahun 2025, saham GOTO telah menguat +18 persen secara year-to-date (YTD), mencerminkan keyakinan pasar terhadap perbaikan kinerja perusahaan," ujar dia dalam keterangannya kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 4 Februari 2025.

Menurutnya, hal tersebut didukung oleh laporan keuangan 9M24 yang menunjukkan peningkatan pendapatan +11 persen YoY menjadi Rp11,6 triliun, serta perbaikan laba usaha dan laba bersih yang masing-masing tumbuh +76,7 persen YoY dan +52,7 persen YoY.

Lebih penting lagi, lanjut Hendra, adjusted EBITDA GOTO hampir mencapai titik impas di -Rp13 miliar, mendekati target positif di FY24.

"Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin GOTO akan mencetak EBITDA positif pada 2025, membuka peluang bagi investor institusi untuk masuk lebih dalam," ujarnya.

Dari sisi teknikal, Hendra melihat saham GOTO saat ini berada dalam tren positif dengan resistance kuat di level 91. Jika mampu breakout dari level ini,  GOTO berpeluang besar menguji level psikologis 100.

Saham GOTO Diramal Tumbuh Positif

Saham GOTO disebut bakal mengalami pertumbuhan positif pada 2025 karena beberapa faktor pendorong. Analyst Stocknow.id Abdul Haq Al Faruqy, memprediksi saham GOTO berpotensi mencapai level Rp100 pada tahun depan. Menurutnya, hal ini terjadi jika perusahaan bisa memaksimalkan pendapatan dari segmen On Demand Service.

“Serta efisiensi operasional untuk menghasilkan Adjusted EBITDA pada tahun 2025” kata Abdul kepada Kabarbursa.com.

Abdul menjelaskan, emiten yang berfokus di sektor teknologi ini berkesempatan membukukan kinerja apik apabila Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan pada tahun depan. Selain itu, pertumbuhan GOTO juga berpeluang meningkat berkat teknologi AI yang akhir-akhir ini diterapkan oleh perusahaan demi user experiance.

“Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan user experiance, memperkuat platform security, dan meningkatkan kapabilitas tim dalam pengembangan teknologi AI,” ujar Abdul.

Kendati memiliki prospek pertumbuhan positif, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2022 ini, diperkirakan bakal menghadapi tantangan strategis dan operasional di tahun depan.

Menurut Abdul, persaingan pasar yang ketat dari kompetitor lokal dan global seperti Shopee dan Grab akan menekan GOTO untuk terus berinovasi sambil menjaga strategi harga agar tetap kompetitif tanpa mengorbankan margin keuntungan.

“Selain itu, menjaga keberlanjutan profitabilitas, terutama mempertahankan EBITDA positif sambil meningkatkan investasi di teknologi dan ekspansi pasar, akan menjadi prioritas yang sulit dicapai,” jelasnya.

Abdul juga menekankan jika GOTO harus tetap memperhatikan hubungan dengan mitra pengemudi dan merchant. Pasalnya, tekanan pada pembagian komisi dan insentif dapat memengaruhi kepuasan dan keberlanjutan ekosistem mitra.

“Selain itu, kondisi ekonomi makro seperti inflasi dan daya beli masyarakat yang menurun dapat memengaruhi pendapatan GOTO,” tuturnya.

Di sisi lain, prospek kinerja keuangan GOTO sepanjang  tahun 2024 menunjukkan adanya pertumbuhan dari segi top line. Abdul menyampaikan, pendapatan GOTO pada kuartal III 2024 mengalami kenaikan sebesar 7,3 persen serta adjusted EBITDA pada kuartal III 2024 tercatat positif di angka Rp137 miliar atau tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

“Pencapaian ini menunjukkan bahwa GOTO in line untuk mencapai target BEP dari adjusted EBITDA untuk full year 2024,” ucap Abdul.

Abdul memandang jika perusahaan akan lebih berfokus pada Adjusted EBITDA yang positif di 2024 sehingga dapat memberikan harapan bagi investor GOTO.(*)