KABARBURSA.COM - Jajaran direksi PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk atau VKTR ramai-ramai melakukan aksi borong saham. Dalam keterangan resmi perusahaan, aksi tersebut berlangsung sejak Januari hingga awal Februari 2025.
Salah satu transaksi yang menarik perhatian adalah pembelian saham oleh Dino Ahmad Ryandi, yang pada tanggal 30 Januari 2025 pertama kali terlibat dalam kepemilikan saham VKTR. Dino membeli sebanyak 15 juta lembar saham dengan harga Rp100 per lembar.
Sebelumnya, ia tidak memiliki saham di perusahaan ini. Namun setelah transaksi tersebut, kepemilikan sahamnya mencapai 0,03 persen dari total saham yang beredar.
Langkah serupa juga dilakukan oleh Achmad Amri Aswono Putro, Direktur VKTR. Dalam keterangan tersebut, pada 23 Januari 2025 Achmad Amri membeli 12,5 juta lembar saham VKTR di harga yang sama, yaitu Rp100 per lembar.
Dengan transaksi ini, kepemilikan saham Achmad Amri menjadi 0,07 persen. Sebelumnya, ia juga belum memiliki saham di perusahaan ini.
Di sisi lain, transaksi pembelian saham oleh Gilarsi Wahju Setijono, Direktur Utama VKTR. Transaksi pembelian dilakukan lebih awal, tepatnya pada 22 Januari 2025. Gilarsi membeli 25 juta lembar saham dengan harga yang serupa, yaitu Rp100 per lembar, sehingga kepemilikan sahamnya kini mencapai 0,05 persen.
Transaksi-transaksi ini menunjukkan adanya langkah strategis dari jajaran manajemen VKTR untuk meningkatkan kepemilikan pribadi mereka dalam perusahaan. Meskipun jumlah saham yang dibeli oleh masing-masing individu relatif kecil dalam konteks keseluruhan saham yang beredar, langkah ini mencerminkan kepercayaan mereka terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Kepemilikan saham oleh para direktur ini dapat dilihat sebagai sinyal positif bagi pasar, yang mungkin akan memperkuat pandangan investor terhadap potensi pertumbuhan perusahaan ke depan.
Dari sisi investor, tindakan ini mungkin dianggap sebagai komitmen manajerial terhadap kesuksesan perusahaan, mengingat para direktur tersebut memilih untuk menginvestasikan dana pribadi mereka.
Hal ini juga memberikan gambaran mengenai keyakinan para pemimpin perusahaan terhadap masa depan kendaraan listrik di Indonesia, yang semakin relevan mengingat perkembangan tren kendaraan ramah lingkungan dan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor ini.
Secara keseluruhan, aksi pembelian saham oleh jajaran manajemen PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk menambah lapisan kepercayaan dalam perjalanan perusahaan, baik dari internal maupun eksternal.
Dengan semakin banyaknya pihak yang memiliki saham perusahaan, hal ini berpotensi meningkatkan likuiditas saham VKTR di pasar, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam industri kendaraan listrik Indonesia.
Mengutip data Stockbit pada hari ini, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) menunjukkan pergerakan harga saham yang menarik, meskipun harga sahamnya sempat mengalami fluktuasi yang signifikan.
Pada saat ini, saham VKTR diperdagangkan di harga Rp122 per lembar, yang tidak berubah dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya yang juga berada di level yang sama. Dengan volume perdagangan mencapai 156 ribu lot dan total nilai transaksi sebesar Rp1,9 triliun, saham VKTR tetap menarik perhatian pasar.
Dalam perspektif jangka pendek, kinerja harga saham VKTR menunjukkan peningkatan yang cukup baik dalam rentang waktu satu minggu, dengan harga sahamnya mencatatkan kenaikan sebesar 4,27 persen.
Namun, ketika melihat periode yang lebih panjang, yaitu dalam satu bulan terakhir, harga saham mengalami sedikit penurunan sebesar 0,81 persen. Dampak penurunan juga terlihat pada periode tiga bulan terakhir, di mana harga saham VKTR turun sebesar 8,27 persen, menunjukkan adanya volatilitas yang lebih tinggi dalam waktu tersebut.
Selain itu, dalam periode enam bulan, harga saham VKTR tercatat turun sebesar 6,15 persen, mencerminkan adanya tekanan harga yang cukup signifikan dalam periode setengah tahun terakhir.
Secara tahunan, harga saham VKTR mengalami kenaikan sebesar 4,27 persen, yang bisa dilihat sebagai indikasi optimisme pasar terhadap prospek jangka panjang perusahaan, meskipun ada penurunan yang lebih tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Sebaliknya, kinerja harga saham pada tahun berjalan (Year to Date) menunjukkan penurunan sebesar 6,15 persen, mencerminkan adanya tantangan yang dihadapi oleh perusahaan di awal tahun ini.
Menariknya, meskipun harga sahamnya mengalami penurunan, level tertinggi harga saham VKTR dalam 52 minggu terakhir tercatat di angka Rp244 per lembar, sementara level terendahnya berada di angka Rp80. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham VKTR telah berfluktuasi cukup tajam dalam setahun terakhir, mencerminkan dinamika pasar yang tidak stabil.
Secara keseluruhan, meskipun harga saham VKTR mengalami penurunan dalam jangka pendek, masih terdapat beberapa elemen positif yang menunjukkan potensi bagi investor jangka panjang.
Fluktuasi harga yang cukup signifikan dalam periode 52 minggu terakhir memberi gambaran bahwa saham VKTR bisa mengalami pergerakan harga yang tajam, baik itu naik maupun turun. Ini tentu menjadi pertimbangan bagi investor yang tertarik dengan saham perusahaan, mengingat prospek pertumbuhan di industri kendaraan listrik yang terus berkembang di Indonesia.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.